dukungan organisasi dengan  sikap  menghadapi  masa pensiun pada karyawan administrasi?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  adanya hubungan antara persepsi dukungan organisasi dengan  sikap  menghadapi masa pensiun pada
karyawan administrasi.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, meliputi : 1. Manfaat Teoretis
a. Memberikan kontribusi  bagi  pengembangan  ilmu  pengetahuan,
khususnya dalam  bidang  Psikologi  Industri  dan  Organisasi  yang berkaitan  dengan  sikap  dalam  menghadapi  pensiun  dan  persepsi
dukungan organisasi. b. Bagi  Psikologi  Perkembangan  diharapkan  dapat  memberikan  bukti
empiris  baru  dan  memperkuat  hasil  penelitian yang  telah  dilakukan sebelumnya dalam hal menghadapi masa pensiun.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Subjek Penelitian
Menjadi  bahan  refleksi  untuk  karyawan  administrasi  agar  dapat mempersiapkan diri menghadapi datangnya masa pensiun.
b. Bagi Organisasi Memberikan informasi  mengenai  berbagai  bentuk dukungan  organisasi
yang dapat dirancang  dan diberikan  kepada  karyawan yang  tidak  lama lagi akan menghadapi datangnya masa pensiun.
8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Menghadapi Masa Pensiun 1.
Pengertian Sikap
Pada dasarnya sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan  terhadap  suatu  objek.  Evaluasi  atau  perasaan  yang  muncul
berupa  perasaan  mendukung  atau  memihak  favourable  maupun perasaan  tidak  mendukung  atau  tidak  memihak  unfavourable  pada
objek  sikap  Thurstone,  Likert, dan  Osgood  dalam  Azwar,  2005. Bem dalam  Perlman  dan  Cozby,  1983 mempunyai  pendapat  yang  lain
mengenai  sikap,  yaitu  sebagai perasaan  suka  dan  tidak  suka  yang merupakan bentuk evaluasi terhadap situasi tertentu dari objek, individu
atau  beberapa  aspek  di  sekitar  individu. Sikap  positif  mempunyai kecenderungan
untuk bertindak
mendekati, menyenangi
dan mengharapkan  objek  tertentu,  sedangkan  sikap  negatif  mempunyai
kecenderungan  untuk  menjauhi,  menghindari,  membenci,  dan  tidak menyukai objek tertentu.
Secord dan Backman dalam Azwar, 2005 mendefinisikan sikap yang  berorientasi  kepada  skema  triadik  triadic  scheme.  Suatu  sikap
merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang  saling  berinteraksi  dalam  memahami,  merasakan,  dan  berperilaku
terhadap  suatu  objek.  Definisi  sikap  menurut  skema  triadik  ini
digambarkan  sebagai  suatu  keteraturan  tertentu  dalam  hal  perasaan afeksi,  pemikiran  kognisi,  dan  predisposisi  tindakan  konasi
seseorang  terhadap  suatu  aspek  di  lingkungan  sekitarnya.  Sedangkan Rosenberg  dan  Hovlan  dalam  Ajzen,  1991  menempatkan  ketiga
komponen  afeksi,  kognisi,  dan  konasi  sebagai  faktor  jenjang  pertama dalam  suatu  model  hirarki  yang  kemudian  membentuk  konsep  sikap
sebagai  faktor  tunggal  jenjang  kedua.  Gambaran  sederhana  dari  konsep Rosenberg dan Hovlan adalah sikap seseorang terhadap suatu objek akan
selalu  berperan  sebagai  perantara  antara  responnya  dan  objek  yang bersangkutan.
Berdasarkan  pengertian-pengertian  dari  para  ahli  tersebut,  maka dapat  disimpulkan  bahwa  sikap  merupakan  suatu bentuk  evaluasi  atau
reaksi  perasaan terhadap  suatu  objek yang berupa  perasaan  mendukung maupun perasaan tidak mendukung.
2. Komponen Sikap
Azwar 2005 menjelaskan bahwa ada tiga komponen yang saling menunjang  dalam  struktur  sikap,  yaitu  komponen  kognitif  cognitive,
komponen  afektif  affective,  dan  komponen  konatif  conative. Mann dalam  Azwar,  2005  memberi  penjelasan  lebih  lanjut  mengenai  ketiga
komponen sikap tersebut, yaitu :
a. Komponen Kognitif Komponen  kognitif  berisi  tentang  persepsi,  kepercayaan,  dan
stereotipe  yang  dimiliki  individu  mengenai  sesuatu.  Kepercayaan  ini datang dari sesuatu yang telah dilihat atau diketahui seseorang. Azwar
2005 mengungkapkan bahwa kepercayaan seseorang akan terbentuk melalui  beberapa  determinan  utama,  yaitu  pengalaman  pribadi,
sesuatu  yang  diceritakan  oleh  orang  lain,  dan  kebutuhan  emosional. Kepercayaan  ini  mempunyai  kecenderungan  untuk  dapat  terus
berkembang. Secara
umum Mann
dalam Azwar,
2005 menyimpulkan  bahwa  komponen  kognitif  tersebut  kerapkali  dapat
disamakan dengan pandangan atau opini, khususnya bila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
b. Komponen Afektif Komponen afektif berisi mengenai perasaan individu terhadap
objek  sikap  dan  menyangkut  masalah  emosi.  Aspek  emosi  biasanya berakar  paling  mendalam  sebagai  komponen  sikap.  Selain  itu  aspek
emosi juga merupakan  aspek  yang paling bertahan terhadap berbagai macam pengaruh yang dapat mengubah sikap seseorang.
c. Komponen Konatif Kecenderungan  atau  tendensi  untuk  bertindak  atau  bereaksi
terhadap  sesuatu  dengan  cara-cara tertentu  merupakan  bentuk