Pengertian Masa Pensiun Sikap Menghadapi Masa Pensiun 1.
emosi karena berhubungan dengan begitu banyak hal, seperti relasi antar rekan kerja, prestasi kerja, hingga kesempatan untuk berkembang
Santrock, 2011. Misalnya saat karyawan melakukan refleksi dalam kaitannya dengan relasi antar rekan kerja, maka karyawan yang
bersangkutan dapat merasakan kebahagiaan, kekecewaan atau bahkan kesedihan.
Masa pensiun berarti orang sudah tidak aktif lagi atau berhenti dari pekerjaannya. Pendapat ini sesuai dengan pernyataan Parkinson et al
1990 yang mengartikan pensiun sebagai proses berhentinya individu dari kehidupan bisnis dan profesinya. Peristiwa ini tampak jelas dalam
teori yang menerangkan hubungan antara usia manusia dengan kegiatannya. Cumming dan Henry dalam
Suardiman, 2011 mengemukakan teori pengunduran diri yang menjelaskan bahwa usia
manusia yang semakin bertambah akan diikuti dengan kemunduran dalam interaksi sosial di lingkungan kerja, fisik, dan emosi dengan
kehidupan dunia yang terjadi secara berangsur-angsur. Orang berusia lanjut akan mengalami proses saling menarik diri
atau pelepasan diri, baik individu dari masyarakat ataupun masyarakat dari individu. Individu melepaskan diri karena kesadarannya akan
kemampuan fisik maupun mental yang mulai berkurang. Ketika memasuki usia lanjut, seseorang juga mempunyai kecenderungan untuk
mengalami gangguan fisik seperti tekanan darah, fungsi jantung, hingga organ-organ tertentu yang tidak lagi bekerja dengan sempurna Masters,
2004. Masa pensiun inilah yang menjadi acuan yang digunakan secara luas untuk menentukan orang lanjut usia Parkinson et al, 1990. Secara
umum pemberlakuan masa pensiun juga didasarkan atas pertimbangan fase produktivitas, kesehatan, dan ruang kebebasan individu untuk
melakukan kegiatan lain. Masa pensiun mempengaruhi aktivitas seseorang dari situasi kerja
menuju situasi di luar pekerjaan. Sebagian orang sering beranggapan bahwa pensiun merupakan suatu kenyataan yang tidak menyenangkan.
Menjelang masa pensiun tiba, banyak orang yang sudah merasa cemas bahkan mengalami stres karena belum mengetahui gambaran kehidupan
yang akan dihadapi Rini, 2001. Beberapa masalah yang akan dihadapi oleh para pensiunan adalah penyesuaian finansial dan psikologis, seperti
penghasilan menjadi berkurang, merasa tidak berguna, dan merasa kontak sosialnya cenderung berkurang Bradbury, 1987; Suardiman,
2011. Kenyataan itu membuat individu yang mengalami masa pensiun seringkali tidak bisa menikmati masa tuanya dengan hidup santai, tetapi
malah sebaliknya. Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda untuk
melakukan penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun. Ada tiga bentuk reaksi sikap seseorang terhadap masa pensiun, yaitu menerima,
terpaksa menerima, dan menolak. Sikap menerima muncul karena individu yang bersangkutan telah mempersiapkan diri untuk menghadapi
pensiun dan merasa wajar saat masa pensiun datang. Individu yang
merasa bahwa dirinya masih produktif dan terpaksa mempersiapkan diri untuk menghadapi masa pensiun yang tidak diinginkannya akan
memunculkan sikap terpaksa menerima. Sedangkan sikap menolak dapat muncul karena seseorang tidak mengakui bahwa dirinya harus pensiun
Hartati dalam Hapsari, 2008. Masa pensiun juga memiliki fakta yang lain, yaitu sebagian
individu yang memasuki usia lanjut sebenarnya menolak untuk pensiun dengan berbagai macam alasan. Clark dan Ogawa dalam Suardiman,
2011 menyatakan hal yang serupa melalui penelitiannya. Mereka mengungkapkan bahwa sebagian besar orang Jepang masih berkeinginan
untuk terus bekerja setelah berusia 60 tahun. Salah satu keinginan untuk tetap bekerja dilatarbelakangi oleh keinginan untuk tetap mandiri dan
tidak menjadi beban bagi orang lain.