Usia Pensiun Sikap Menghadapi Masa Pensiun 1.

merasa bahwa dirinya masih produktif dan terpaksa mempersiapkan diri untuk menghadapi masa pensiun yang tidak diinginkannya akan memunculkan sikap terpaksa menerima. Sedangkan sikap menolak dapat muncul karena seseorang tidak mengakui bahwa dirinya harus pensiun Hartati dalam Hapsari, 2008. Masa pensiun juga memiliki fakta yang lain, yaitu sebagian individu yang memasuki usia lanjut sebenarnya menolak untuk pensiun dengan berbagai macam alasan. Clark dan Ogawa dalam Suardiman, 2011 menyatakan hal yang serupa melalui penelitiannya. Mereka mengungkapkan bahwa sebagian besar orang Jepang masih berkeinginan untuk terus bekerja setelah berusia 60 tahun. Salah satu keinginan untuk tetap bekerja dilatarbelakangi oleh keinginan untuk tetap mandiri dan tidak menjadi beban bagi orang lain.

7. Pengertian Sikap Menghadapi Masa Pensiun

Berdasarkan pengertian sikap menurut Thurstone, Likert, dan Osgood dalam Azwar, 2005, maka sikap terhadap pensiun dapat digambarkan sebagai bentuk evaluasi atau reaksi perasaan individu terhadap masa pensiun yang berupa perasaan mendukung maupun tidak mendukung. Bentuk evaluasi ini timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus masa pensiun, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap Azwar, 2005. Sikap menghadapi masa pensiun ini meliputi bagaimana pemikiran yang dimiliki individu terhadap pensiun, apa yang dirasakan oleh individu saat menghadapi pensiun, serta bagaimana individu bertingkah laku dalam menghadapi pensiun. Sikap individu terhadap masa pensiun juga dapat diperoleh dari interaksi yang memuat pemahaman dan pengalaman dari orang yang telah terlebih dahulu mengalami pensiun. Hubungan yang di dalamnya termuat peran dan kewajiban sebagai orang tua, pemimpin maupun tokoh panutan akan mempengaruhi sikap seseorang saat mereka menghadapi masa pensiun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Azwar 2005 mengenai proses interaksi sosial yang mensyaratkan terjadinya hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain, serta hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing- masing. Dengan demikian, sikap terhadap pensiun akan menentukan bagaimana pandangan individu terhadap pensiun yang akan dihadapinya. Sikap yang muncul dalam menghadapi masa pensiun akan berbeda pada setiap individu yang mengalaminya. Reichard, Livson, dan Peterson dalam Kimmel, 1980 dalam studi klasik purna karyanya menyatakan bahwa ada lima kelompok orang yang mendekati pensiun. Tiga kelompok menunjukkan sikap yang positif, yaitu kelompok mature atau matang bersikap menerima masa pensiun dengan mudah tanpa penyesalan, kelompok rocking-chair men atau kursi goyang bersikap pasif dengan menyambut masa pensiun sebagai saat untuk duduk kembali dan cenderung bersandar pada orang lain, dan kelompok armored atau baju besi bersikap aktif dengan mengembangkan suatu aktivitas dan gaya hidup yang tinggi untuk mempertahankan dan melawan perasaan cemas menghadapi usia tua. Sedangkan dua kelompok lainnya menunjukkan sikap yang cenderung negatif, yaitu kelompok angry atau pemarah bersikap menyalahkan orang lain dan tidak mampu melihat kesempatan untuk melanjutkan hidup sesudah pensiun dan kelompok self-haters atau pembenci diri bersikap menyalahkan diri sendiri karena kegagalan dan kemalangan yang dideritanya dan sering tenggelam dalam depresi.

B. Persepsi Dukungan Organisasi 1.

Pengertian Persepsi Persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, dan memfokuskan stimulus yang selanjutnya diinterprestasi Sarwono, 2009. Menurut Sarwono, persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya alat indera yang kemudian masuk ke dalam otak. Kemudian terjadi proses berpikir di dalam otak yang menghasilkan pemahaman. Pemahaman yang muncul inilah yang disebut persepsi. Persepsi juga merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri individu di dalam mengorganisasikan dan menafsirkan kesan inderanya agar memberi makna pada lingkungan Robbins, 2001. Sedangkan Luthans 2005 mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses kognitif