datanya tidak normal. Sujarweni dan Endrayanto 2012 memberi penjelasan bahwa teknik korelasi Spearman Brown dapat digunakan untuk
melihat hubungan antara dua variabel dengan data yang tidak harus berdistribusi normal.
Tabel 10 Hasil Uji Korelasi
Sikap Menghadapi
Masa Pensiun Persepsi
Dukungan Organisasi
Spearmans rho
Sikap Menghadapi
Masa Pensiun
Correlation Coefficient
1.000 .461
Sig. 2-tailed .
.000 N
103 103
Persepsi Dukungan
Organisasi
Correlation Coefficient
.461 1.000
Sig. 2-tailed .000
. N
103 103
Berdasarkan tabel uji korelasi tersebut dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antara sikap menghadapi masa pensiun dengan persepsi
dukungan organisasi adalah r = 0,461 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi sebesar 0,000 tersebut berada pada level 0,01,
sedangkan untuk merubahnya menjadi signifikan 0,05 harus dibagi menjadi 2 terlebih dahulu, yaitu σ2 0,052 sehingga menjadi 0,025 Siregar,
2013. Nilai p 0,025 menggambarkan bahwa variabel persepsi dukungan organisasi berhubungan positif dengan sikap menghadapi masa pensiun.
Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa semakin positif persepsi dukungan organisasi yang dirasakan oleh subjek, maka akan semakin
positif sikapnya dalam menghadapi masa pensiun. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif persepsi dukungan organisasi subjek, maka sikap dalam
menghadapi masa pensiunnya juga semakin negatif.
F. Analisis Data Tambahan
Peneliti melakukan analisis data tambahan dengan menguji perbedaan sikap menghadapi masa pensiun
berdasarkan masa kerja karyawan
administratif. Uji beda ini hanya dilakukan pada kelompok subjek dengan masa kerja 5-14 tahun dan 15-24 tahun. Hal tersebut dilakukan karena subjek dengan
masa kerja 25-34 tahun hanya berjumlah 18 orang, sehingga kurang memberikan gambaran yang jelas apabila diikutsertakan dalam uji beda.
Tabel 11 Uji t berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja N
Mean Sig
Ket.
5 – 14 Tahun 15 – 24 Tahun
31 54
154,84 153,81
0,000 Ada perbedaan
yang signifikan Total
85
Tabel uji t berdasarkan masa kerja tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan sikap menghadapi masa pensiun yang signifikan pada masa kerja
karyawan 0,000 0,05. Jika dilihat dari perbandingan mean, karyawan yang bekerja selama 5-14 tahun mempunyai sikap menghadapi masa pensiun yang
lebih positif dibandingkan dengan karyawan dengan masa kerja 15-24 tahun.
G. Pembahasan
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik
correlation Spearman Brown melalui program SPSS 22 for windows.
Berdasarkan hasil uji korelasi, dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antara sikap menghadapi masa pensiun dengan persepsi dukungan organisasi
adalah r = 0,461 dengan nilai signifikansi sebesar p = 0,000 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel persepsi dukungan organisasi
berhubungan positif dan signifikan dengan sikap menghadapi masa pensiun. Hal ini berarti bahwa semakin positif persepsi dukungan organisasi yang
dirasakan oleh subjek, maka akan semakin positif sikapnya dalam menghadapi masa pensiun. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif persepsi dukungan
organisasi subjek, maka sikap dalam menghadapi masa pensiunnya juga semakin negatif.
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Apsari tanpa tahun dan Eisenberger dkk 1990.
Penelitian Apsari mengungkapkan bahwa salah satu materi yang harus diketahui oleh karyawan baik yang masih berada pada fase jauh belum