baju besi bersikap aktif dengan mengembangkan suatu aktivitas dan gaya hidup yang tinggi untuk mempertahankan dan melawan perasaan
cemas menghadapi usia tua. Sedangkan dua kelompok lainnya menunjukkan sikap yang cenderung negatif, yaitu kelompok angry atau
pemarah bersikap menyalahkan orang lain dan tidak mampu melihat kesempatan untuk melanjutkan hidup sesudah pensiun dan kelompok
self-haters atau pembenci diri bersikap menyalahkan diri sendiri karena
kegagalan dan kemalangan yang dideritanya dan sering tenggelam dalam depresi.
B. Persepsi Dukungan Organisasi 1.
Pengertian Persepsi
Persepsi adalah
kemampuan untuk
membeda-bedakan, mengelompokkan, dan memfokuskan stimulus
yang selanjutnya diinterprestasi Sarwono, 2009. Menurut Sarwono, persepsi berlangsung
saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya alat indera yang kemudian masuk ke dalam otak.
Kemudian terjadi proses berpikir di dalam otak yang menghasilkan pemahaman. Pemahaman yang muncul inilah yang disebut persepsi.
Persepsi juga merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri individu di dalam mengorganisasikan dan menafsirkan kesan inderanya
agar memberi makna pada lingkungan Robbins, 2001. Sedangkan Luthans 2005 mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses kognitif
yang sangat kompleks yang meliputi seleksi, organisasi, dan interpretasi terhadap suatu objek tertentu. Pendapat Donnelly dkk 1985 juga sejalan
dengan definisi-definisi yang telah diungkapkan oleh ahli yang lain. Mereka menjelaskan bahwa persepsi merupakan penafsiran terhadap
stimulus yang terorganisir yang mampu mempengaruhi sikap dan perilaku.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu
proses kognitif untuk mengadakan pemilihan, pengaturan, pemahaman, dan penginterpretasian terhadap stimulus tertentu yang ditangkap oleh
alat indera, sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang.
2. Pengertian Dukungan Organisasi
Salah satu interaksi sosial yang dapat terjadi di dalam organisasi adalah interaksi antara karyawan dengan organisasinya. Penjelasan
mengenai hal itu berkaitan dengan konsep dukungan organisasi. Dukungan organisasi menjelaskan tentang interaksi karyawan dengan
organisasi yang secara khusus mempelajari bagaimana organisasi memperlakukan karyawan-karyawannya Fuller dkk., dalam Priantalo,
2008. Dukungan organisasi dapat juga dipandang sebagai komitmen organisasi pada karyawan. Apabila pihak organisasi secara umum
menghargai dedikasi dan loyalitas karyawan sebagai bentuk komitmen
karyawan terhadap organisasi, maka para karyawan juga memperhatikan bagaimana komitmen yang dimiliki organisasi terhadap mereka.
Rhoades dan Eisenberger 2002 menjelaskan bahwa organisasi dapat melakukan hal seperti mengisi kebutuhan sosioemosi karyawan
untuk menghargai pekerjaan yang telah dilakukan oleh mereka. Salah satu contohnya adalah dengan memberikan dukungan emosional dan
afiliasi sama seperti dalam hubungan pertemanan ataupun keluarga. Teori dukungan organisasi juga mengasumsikan bahwa untuk menentukan
kesiapan organisasi dalam memberikan penghargaaan atas usaha yang telah dilakukan oleh karyawan dan dalam memenuhi kebutuhan
sosioemosi, maka karyawan akan mengembangkan suatu keyakinan umum mengenai tingkatan organisasi di dalam menghargai kontribusi
dan peduli terhadap kesejahteraan mereka. Penghargaan yang diberikan oleh organisasi dapat dianggap
memberikan keuntungan bagi karyawan, seperti adanya perasaan diterima dan diakui, memperoleh gaji dan promosi, mendapatkan akses-
akses informasi, serta bentuk-bentuk bantuan lain yang dibutuhkan karyawan untuk dapat menjalankan pekerjaannya secara efektif.
Terdapatnya norma timbal balik ini menyebabkan karyawan dan organisasi harus saling memperhatikan tujuan-tujuan yang ada dalam
hubungan kerja tersebut Rhoades Eisenberger, 2002. Eisenberger, dkk 1986 mengemukakan dua aspek penting untuk mengetahui kondisi
dukungan organisasi yang dirasakan oleh karyawan. Kedua aspek
tersebut adalah penghargaan terhadap kontribusi dan kepedulian terhadap kesejahteraan karyawan.
Menurut Rhoades dan Eisenberger 2002, terdapat tiga bentuk umum perlakuan dari organisasi yang dianggap baik dan akan dapat
meningkatkan dukungan organisasi yang dirasakan karyawan, yaitu: keadilan, dukungan atasan, serta imbalan-imbalan dari organisasi dan
kondisi kerja. Faktor keadilan adalah keadilan prosedural yang menyangkut masalah keadilan mengenai cara yang seharusnya digunakan
untuk mendistribusikan sumber-sumber daya yang ada di dalam organisasi. Sedangkan faktor dukungan atasan menggambarkan bahwa
tindakan atasan sebagai wakil organisasi bertanggung jawab untuk mengatur dan menilai kinerja bawahan. Hal itu mengakibatkan cara
pandang karyawan terhadap tindakan-tindakan atasan – baik yang bersifat menyenangkan atau tidak menyenangkan – sebagai bentuk
perwujudan dari dukungan organisasi. Perilaku manajemen dan
kebijakan organisasi menjadi salah satu dasar bagi karyawan untuk menginterpretasikan tentang dukungan organisasi. Perlakuan organisasi
lain yang berupa imbalan-imbalan seperti penghargaan, gaji, dan promosi akan membantu mengomunikasikan suatu penilaian positif dari
kontribusi karyawan yang selanjutnya akan menyumbang pada peningkatan dukungan organisasi yang dirasakan oleh karyawan.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa dukungan organisasi adalah bentuk kepedulian organisasi