Model Pembelajaran Kooperatif Motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas X MIA3 SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015 pada pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan geome
a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa
Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain
serta memiliki andil terhadap suksesnya kelompok. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya sukses.
b. Interaksis antara siswa yang semakin meningkat
Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan
bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok.
Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari
bersama. c.
Tanggung jawab individual Tanggung jawab individual dalam kelompok dapat berupa
tanggung jawab siswa dalam hal : a membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan b siswa tidak dapat hanya sekedar
“membonceng” pada hasil kerja temannya saja. d.
Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam
pembelajaran kooperatif,
selain dituntut
untuk mempelajari materi yang diberikan siswa juga dituntut untuk belajar
bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan
menyampaikan ide atau pendapat dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus dalam diri setiap siswa.
e. Proses kelompok
Pembelajaran kooperatif ini berlangsung jika terlaksananya proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok
mendiskusikan langkah apa yang akan mereka lakukan untuk mencapai tujuan belajar dengan baik dan membuat hubungan kerja
yang baik. 3.
Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Nur dalam M. Hosnan 2013:243 prinsip dasar dan
ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : a.
Setiap anggota kelompok siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok siswa harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. c.
Setiap anggota kelompok siswa akan dikenai evaluasi. d.
Setiap anggota kelompok siswa berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya. e.
Setiap anggota
kelompok siswa
akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
4. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Johnson dan Johnson dalam Trianto, 2011:57 menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan
belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
Menurut Ibrahim, dkk dalam M. Hosnan, 2013:239 model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga
tujuan pembelajaran, yaitu : a.
Untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. b.
Penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, kelas sosial, maupun ketidak mampuan.
c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah mengajarkan siswa untuk bertanggung
jawab dan bekerjasama dalam mencapai tujuan belajar serta bertoleransi satu dengan yang lain sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik
siswa. 5.
Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Sintak model pembelajaran kooperatif terdiri dari enam fase, yaitu :
Tabel 2.1. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif
Fase Indikator
Tingkah Laku Guru
Fase 1 Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan mengkomunikasikan
kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi
siswa. Fase 2
Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa.
Fase 3 Mengorganisasikan
siswa ke
dalam kelompok-kelompok
belajar. Guru memberikan penjelasan kepada
siswa mengenai tata cara pembentukan kelompok belajar.
Fase 4 Membimbing
kelompok belajar. Guru memotivasi serta memfasilitasi
siswa dalam kelompok-kelompok belajar. Fase 5
Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi pembelajaran
yang telah
dilaksanakan. Fase 6
Memberikan penghargaan.
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
Sumber : M. Hosnan 2013 6.
Tipe-tipe model pembelajaran kooperatif
a. Student Teams Achievement Division STAD
Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4- 5 orang siswa secara heterogen.
b. Tim Ahli Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibagi menjadi dua. Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aroson dan teman-teman dari Universitas
Texas, yang kemudian diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw I dan jigsaw II ini memiliki perbedaan mendasar, yaitu jika pada Jigsaw I awalnya siswa hanya belajar konsep tertentu yang
akan menjadi spesialisasinya sementara konsep yang lain ia dapatkan melalui diskusi dengan teman satu kelompoknya. Namun,
pada jigsaw II ini setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep scan read sebelum ia belajar
spesialisasinya untuk menjadi expert. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dari konsep yang akan
dibicarakan. c.
Thinking Pair Share TPS Thinking Pair Share
TPS atau berpikir berpasangan berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. d.
Teams Games Tournament TGT Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
TGT atau pertandingan permainan tim dikembangkan oleh David De Vries dan Keath Edward 1995. Pada tipe ini siswa memainkan
permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
e. Numbered Heads Together NHT
Numbered Heads Together NHT atau penomoran berpikir
bersama pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen 1993 untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.