Pembelajaran Motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas X MIA3 SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015 pada pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan geometri.

2. Sudjana dalam M. Hosnan, 2013:18 Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik warga belajar dan pendidik sumber belajar yang melakukan kegiatan belajar. 3. Gagne dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011:12 Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. B. S. Bloom dan kawan-kawan, menyumbangkan suatu klasifikasi tujuan instruksional pengajaran. Adapun taksonomi atau klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut Winkel, 2009 : 1. Ranah kognitif cognitive domain menurut Bloom dan kawan-kawan : a. Pengetahuan C1 Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal tersebut dapat berupa fakta maupun metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat recall atau mengenal kembali recignition. b. Pemahaman C2 Mencakup kemampuan untuk mengungkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan C1. c. Penerapan C3 Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau masalah yang konkret dan baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi pada pemecahan masalah baru. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari kemampuan C2, karena memahami suatu kaidah belum tentu membawa kemampuan utntuk menerapkannya dalam masalah baru. d. Analisis C4 Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga secara keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan atara semua bagian tersebut. Kemampuan ini setingkat dengan kemampuan sebelumnya, karena pada kemampuan ini harus sekaligus dapat menangkap adanya kesamaan dan perbedaan antara beberapa hal. e. Sintesis C5 Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian saling dihubungkan sehingga tercipta suatu bentuk baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam membuat suatu rencana. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari kemampuan C4, karena pada tingkat ini dituntut untuk menemukan pola dan struktur organisasi. f. Evaluasi C6 Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, disertai dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan tersebut dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kemampuan ini merupakan tingkatan paling tinggi, karena mencakup keseluruhan kemampuan dari C1 sampai C5. 2. Ranah afektif affective domain menurut taksonomi Kratwohl, Bloom, dan kawan-kawan : a. Penerimaan Mencakup kepekaan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut. Kesediaan itu dinyatakan dalam memperhatikan sesuatu. Namun perhatian tersebut masih pasif. b. Partisipasi Mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan tersebut dinyatakan dalam memberikan rangsangan yang disajikan. c. Penilaipenentuan sikap Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian tersebut. Mulai terbentuknya suatu sikap, yaitu : menerima, menolak atau mengabaikan. Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan. Perkataan atau tindakan tersebut dilakukan secara berulang jika terdapat kesempatan untuk melakukannya lagi, sehingga nampak adanya suatu sikap tertentu. d. Organisasi Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai : mana yang pokok dan harus selalu diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menyusun rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat, dan cita-cita hidup. e. Pembentukan pola hidup Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan dengan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi, dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Kemampuan tingkat ini dinyatakan dalam pengaturan hidup diberbagai bidang. 3. Ranah psikomotorik psychomotoric domain menurut klasifikasi Simpson : a. Persepsi Mencakup kemampuan utnuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan perbedaan antara seluruh rangsangan yang ada. b. Kesiapan Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu rangakaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental. c. Gerakan terbimbing Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh menurut contoh yang diperlihatkan. d. Gerakan yang terbiasa Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih, tanpa memperhatikan lagi contoh yang sudah diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam proses menggerakkan anggota tubuh sesuai dengan prosedurcontoh yang tepat. e. Gerakan kompleks Mencakup kemampuan untuk melaksankan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur. f. Penyesuaian pola gerakan Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan mondisi setempat, atau dengan menunjukkan keterampilan yang sudah mencapai pada taraf kemahiran. g. Kreativitas Mencakup kemampuan untuk menciptakan aneka pola gerak- gerik baru, seluruhnya atas dasar inisiatif sendiri. Berdasarkan uraian diatas, maka pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjalin antara guru dengan siswa dalam peristiwa belajar yang terarah pada suatu tujuan pembelajaran, yaitu penguasaan kemampuan siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

C. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Kagan mengemukakan dalam M. Hosnan, 2013:235, pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses dimana tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu objek. Menurut M. Hosnan 2013:235 pembelajaran kooperatif merupakan suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua atau lebih, dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Berdasarkan pengertian pembelajaran kooperatif menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa melalui kerja kelompok yang anggotanya terdiri dari dua atau lebih siswa dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. 2. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Menurut Johnsondan Johnson dan Sutton Trianto, 2011:60 terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif. Kelima unsur tersebut adalah : a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antar siswa Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain serta memiliki andil terhadap suksesnya kelompok. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya sukses. b. Interaksis antara siswa yang semakin meningkat Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama. c. Tanggung jawab individual Tanggung jawab individual dalam kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal : a membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan b siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja temannya saja. d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam pembelajaran kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan siswa juga dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran matematika menggunakan media cai (Computer-asssited insruction) dengan tipe tutorial terhadap hasil belajar matematika siswa

0 10 199

Perbandingan hasil belajar kimia siswa antara yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TPS

2 6 151

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 28

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan komunikasi sains dan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Palangkaraya pada pokok bahasan gerak lurus semester 1 tahun ajaran 2016/2017 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 25