Materi Geometri Motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas X MIA3 SMA Negeri 1 Godean tahun ajaran 2014/2015 pada pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pokok bahasan geometri.
pergaulan dunia. KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan flaktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
peraturan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya disekolah
secara mandiri,
dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 2.
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
KD 1.1 Menghargai dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Indikator :
1.1.1 Terlibat aktif dalam pembelajaran geometri sebagai wujud syukur atas keagungan pencipta.
KD 2.2 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten
, sikap disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih
dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
Indikator : 2.2.1 Bekerja sama dalam mencapai keberhasilan kelompok
dalam menentukan konsep jarak dan sudut antar titik, garis dan bidang.
2.2.2 Konsisten menerapkan langkah-langkah dalam menentukan konsep jarak dan sudut antar titik, garis dan bidang.
2.2.3 Percaya diri
dalam mengemukakan
pendapat dan
mempresentasikan hasil pekerjaannya. 2.2.4 Toleran terhadap perbedaan cara penyajian model
matematika dari suatu masalah nyata dengan memanfaatkan konsep jarak dan sudut antara titik, garis dan bidang.
KD 3.13 Mendeskripsikan konsep jarak dan sudut antartitik, garis dan bidang melalui demonstrasi menggunakan alat peraga
atau media lainnya. Indikator :
3.13.1 Menentukan jarak titik terhadap titik. 3.13.2 Menentukan jarak titik terhadap garis.
3.13.3 Menentukan jarak titik terhadap bidang. 3.13.4 Menentukan jarak dua garis saling sejajar.
3.13.5 Menentukan jarak dua garis saling bersilangan. 3.13.6 Menentukan jarak garis terhadap bidang.
3.13.7 Menentukan sudut antara dua buah garis
3.13.8 Menentukan sudut antara garis dan bidang yang berpotongan.
KD 4.14 Menggunakan berbagai prinsip bangun datar dan ruang serta dalam menyelesaikan masalah nyata berkaitan dengan
jarak dan sudut antara titik, garis dan bidang. Indikator :
2.13.1 Trampil menyelesaikan masalah nyata berkaitan dengan
jarak dan sudut antara titik, garis dan bidang. MATERI GEOMETRI :
1.
KEDUDUKAN TITIK, GARIS, DAN BIDANG
a.
Kedudukan titik terhadap garis
Jika diketahui sebuah titik A dan sebuah garis, maka Sartono
Wirodikromo 2006:268 : 1
Titik A teletak pada garis g, atau garis g melalui titik A. Lihat
Gambar 2.2.a1 2
Titik A berada diluar garis g, atau garis g tidak melalui titik A. Lihat Gambar 2.2.a2
1. 2.
Gambar 2.2.a. Kedudukan titik terhadap garis
g
A H
C B
G E
F
D
g
A H
C B
G E
F
D
b.
Kedudukan titik terhadap bidang
Jika diketahui sebuah titik A dan sebuah bidang
�, maka Sartono Wirodikromo 2006:268 :
1
Titik A terletak pada bidang �, atau bidang � melalui titik A.
Lihat Gambar 2.2.b1 2
Titik A berada diluar bidang �, atau bidang � tidak melalui titik A
. Lihat Gambar 2.2.b2
1. 2.
Gambar 2.2.b. Kedudukan titik terhadap bidang
c.
Kedudukan garis terhadap garis Kedudukan garis terhadap garis lain dalam ruang dimensi tiga
ada empat macam, yaitu Sartono Wirodikromo 2006:270 : 1
Garis-gari saling berpotongan Dua garis atau lebih dikatakan saling berpotongan
apabila garis-garis tersebut terletak pada bidang yang sama dan terdapat satu titik potong pada garis-garis tersebut.Lihat
Gambar 2.2.c1
A H
C B
G E
F
D
α
A H
C B
G E
F
D
α
2 Garis-garis saling sejajar
Dua garis atau lebih dikatakan saling sejajar apabila garis tersebut terletak pada satu bidang yang sama dan tidak
mempunyai titik potong titik persekutuan.Lihat Gambar 2.2.c2
3 Garis-garis saling berimpit
Dua garis dikatakan saling berimpit jika kedua garis itu sejajar pada satu bidang dan setiap titik pada garis pertama
terletak pada garis kedua begitu juga sebaliknya. Dua garis yang berimpit
memiliki titik
potong yang
tak berhingga
banyaknya.Lihat Gambar 2.2.c3 4
Garis-garis saling bersilangan Dua garis atau lebih dikatakan saling bersilangan apabila
garis-garis tersebut tidak memiliki titik persekutuan dan tidak sejajar sehingga garis-garis tersebut tidak terletak pada satu
bidang.Lihat Gambar 2.2.c4
1. 2.
A H
C B
G E
F
D A
H
C B
G E
F
D
3. 4.
Gambar 2.2.c. Kedudukan garis terhadap garis
d.
Kedudukan garis terhadap bidang Jika diketahui sebuah garis g dan sebuah bidang
�, maka : 1
Garis g terletak pada bidang �, atau bidang � melalui garis g. Garis g terletak pada bidang
� atau bidang � melalui garis g apabila semua titik pada garis g terletak pada bidang
�.Lihat Gambar 2.2.d1
2 Garis g memotong bidang �, atau garis g menembus bidang �
Jika suatu garis beririsan dengan bidang dan garis itu tidak terletak pada bidang, maka garis itu memotong
menembus bidang. Suatu garis dikatakan tegak lurus pada suatu bidang apabila
garis tersebut tegak lurus terhadap semua garis yang ada dalam bidang tersebut.Lihat Gambar 2.2.d2
A H
C B
G E
F
D A
H
C B
G E
F
D
3 Garis g sejajar dengan bidang �
Suatu garis dikatakan sejajar dengan bidang jika pada bidang tersebut dapat dibuat suatu garis yang sejajar dengan
garis tersebut. Garis dan bidang yang sejajar tidak memiliki titik persekutuan.Lihat Gambar 2.2.d3
1. 2.
3.
Gambar 2.2.d. Kedudukan garis terhadap bidang
2.
JARAK TITIK, GARIS, DAN BIDANG a.
Menghitung jarak antara titik dengan titik
Jarak titik A ke titik B dalam suatu ruang dapat digambarkan dengan cara menghubungkan titik A dan titik B menjadi ruas garis
AB. Lihat gambar 2.3.a
A H
C B
G E
F
D
α g
A H
C B
G E
F
D
α
A H
C B
G E
F
D
α
Gambar 2.3.a. Jarak titik dengan titik Jarak titik A ke titik B ditentukan oleh panjang ruas garis AB
Sartono Wirodikromo, 2006:286. b.
Menghitung jarak antara titik dengan garis Jarak antara titik dan garis merupakan panjang ruas garis yang
ditarik dari suatu titik sampai memotong garis tersebut secara tegak lurus.Lihat gambar 2.3.b
Gambar 2.3.b. Jarak titik dengan garis Jarak antara titik A dengan garis g adalah AB, karena AB tegak
lurus dengan garis g Sartono Wirodikromo, 2006:288.
A H
C B
G E
F
D
A H
C B
G E
F
D
g
c. Menghitung jarak antara titik dan bidang
Jarak antara titik dan bidang adalah panjang ruas garis yang ditarik dari suatu titik diluar bidang sampai memotong tegak lurus
bidang. Lihat gambar 2.3.c
Gambar 2.3.c. Jarak titik dengan bidang Jarak titik T ke bidang
� adalah TO, karena garis TO tegak lurus dengan bidang
� Sartono Wirodikromo, 2006:289.
d. Menghitung jarak antara 2 garis
1 Dua garis yang berpotongan tidak mempunyai jarak.
2 Jarak antara dua garis yang sejajar
Untuk mengukur jarak garis g ke garis h, terlebih dahulu
kita pilih salah satu titik sembarang di garis g, misalnya A. Tariklah garis dari A ke garis h sampai memotong garis h di
suatu titik, misalnya B pada garis h. Garis tersebut harus
tegak lurus dengan garis g dan garis h. Panjang AB itulah yang merupakan jarak garis g dengan garis h.Lihat gambar
2.3.d2
O
α
T
B A
C D
Gambar 2.3.d2. Jarak dua garis yang sejajar
3 Jarak dua garis bersilangan
Misalnya garis g dan h bersilangan. Jarak dua garis bersilangan adalah panjang ruas garis hubung yang letaknya
tegak lurus pada kedua garis bersilangan itu.
Gambar 2.3.d3. Jarak dua garis bersilangan
Jarak antara garis g dan h adalah AB karena AB tegak lurus g dan h Sartono Wirodikromo, 2006:292.
e. Menghitung jarak antara garis dengan bidang
Untuk mengukur jarak garis g dan bidang �, terlebih
dahulu pilihlah satu titik sembarang pada garis g, misalnya
h
A H
C B
G E
F
D
g h
g
A H
C B
G E
F
D
T . Selanjutnya tariklah sebuah garis dari T ke bidang
� sampai memotong bidang
� , misalnya di titik O. Garis
tersebut garis TO harus tegak lurus bidang �.
Gambar 2.3.e. Jarak garis dengan bidang
Jarak antara garis g danBidang � adalah TO, karenaTO
tegak lurus g dan bidang � Sartono Wirodikromo,
2006:293.
3.
SUDUT ANTARA GARIS DAN BIDANG a.
Sudut antara dua garis yang saling berpotongan Sudut antara dua garis berpotongan diambil sudut yang lancip.
Garis g berpotongan dengan garis h di titik A, sudut yang dibentuk
adalah
∠α
Sartono Wirodikromo, 2006:297
.
Gambar 2.4.a. Sudut antara dua garis saling berpotongan
g
O
α
T
B A
C D
α
g
A H
C B
G E
F
D
b. Sudut antara dua garis yang saling bersilangan
Sudut antara dua garis bersilangan ditentukan dengan membuat garis sejajar salah satu garis bersilangan tadi dan memotong garis
yang lain dan sudut yang dimaksud adalah sudut antara dua garis berpotongan itu Sartono Wirodikromo, 2006:297.
Gambar 2.4.b. Sudut antara dua garis saling bersilangan
Garis g bersilangan dengan garis h. Garis h
1
sejajar dengan h dan memotong g. Sudut antara g dan h sama dengan sudut antara g
dan h
1
, yaitu
∠α
. c.
Sudut antara garis dengan bidang Sudut antara garis dan bidang hanya ada jika garis menembus
bidang. Sudut antara garis dan bidang adalah sudut antara garis dan proyeksinya pada bidang itu Sartono Wirodikromo, 2006:298.
Gambar 2.4.c. Sudut antara garis dengan bidang
h
A H
C B
G E
F
D
g h
1
h α
g
1
g
α
V
T
B A
C D
Garis g menembus bidang V di titik P. Proyeksi garis g pada bidang V adalah garis g
1
. Sudut antara garis g dan bidang V adalah
sudut yang terbentuk antara perpotongan garis g dengan garis g
1
, yaitu
∠α
.