66
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN KETERBATASAN
PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian
pengembangan ini
menggunakan prosedur
pengembangan milik Sugiyono dengan memodifikasi sampai tahap revisi produk setelah ujicoba produk pada sampel terbatas.
1. Potensi dan Masalah
Penelitian pengembangan dilakukan dengan analisis kebutuhan terlebih dahulu di kelas VIII A dan VIII B SMP Budya Wacana
Yogyakarta. Analisis kebutuhan ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan lembar
observasi, pedoman wawancara, dan instrumen soal ulangan harian. Observasi dan wawancara dilakukan dengan tujuan supaya mengetahui
komponen pembelajaran
yang dibutuhkan
untuk menerapkan
pembelajaran pada saat pengajaran remedial menggunakan teori Bruner. Observasi dilakukan saat kegiatan pembelajaran matematika yang
berlangsung pada semester genap tahun ajaran 20142015 kelas VIII B di SMP Budya Wacana Yogyakarta. Pembelajaran ini menggunakan
kurikulum 2006 pada mata pelajaran matematika materi panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa
masih bingung cara menemukan rumus menghitung panjang sabuk lilitan minimal dua lingkaran. Guru lebih banyak ceramah dalam menjelaskan
materi ini. Siswa hanya diam dan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru lebih terpaku pada slide yang ditampilkan dan menerapkan metode
tanya jawab kepada siswa pada saat contoh soal. Selama pembelajaran berlangsung tidak terlihat aktivitas siswa melakukan kegiatan
pembelajaran. Guru
tidak memberikan
kesimpulan terhadap
pembelajaran yang sudah dipelajari pada akhir kegiatan. Pembelajaran ini masih dominan berpusat pada guru.
Siswa di SMP Budya Wacana Yogyakarta memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi aktif serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.
Hal ini terlihat ketika peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan PPL di SMP Budya Wacana Yogyakarta, siswa terlihat lebih
aktif dan antusias jika pembelajaran tidak hanya mendengar ceramah dari guru. Siswa mau maju jika disuruh mengerjakan latihan soal dan siswa
sudah mampu untuk mengkomunikasikan hasil pekerjaan mereka ke teman-teman. Siswa juga lebih banyak bertanya kepada peneliti
dibandingkan bertanya kepada guru matematika sendiri. Siswa juga lebih senang menggunakan alat peraga selama pembelajaran, mereka terlihat
mengotak-atik alat peraga tersebut dan mengerjakan Lembar Kerja Siswa LKS yang diberikan bersama teman sekelompoknya. Hal ini dapat
menjadi potensi bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran.
Wawancara dilakukan dengan guru matematika SMP Budya Wacana Yogyakarta. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 8 Mei 2015.
Sedangkan wawancara kedua dilakukan pada tanggal 16 Juni 2015. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, metode yang sering digunakan
dalam proses pembelajaran adalah metode ceramah sehingga siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran. Guru kurang memperhatikan metode
yang digunakan dalam pembelajaran, asalkan siswa senang, paham, dan perhatian pada saat guru mengajar. Selama proses pembelajaran, guru
juga memakai media power point. Guru lebih suka memberikan LKS dan membiarkan siswa untuk mengerjakan LKS sesuai dengan langkah-
langkah pengerjaan secara individual dan tidak menyontek, namun siswa tidak diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan hasil tugas yang
sudah dikerjakan. Guru lebih senang bertanya langsung kepada siswa dan siswa bisa menjawab dengan baik pertanyaan dari guru. Guru
mengatakan bahwa dalam mengajar beliau santai dan akrab dengan siswa, sering mengajak bergurau. Guru sangat terbuka untuk menerima model
pembelajaran menggunakan tahap-tahap teori Bruner bahkan guru penasaran mendengarkan model pembelajaran yang mengakomodasi
teori Bruner karena belum pernah mendengar sebelumnya.
2. Pengumpulan data