Analisis Tahap Bruner Pada Proses Pembelajaran Remedial Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Menggunakan Teori Bruner

LKS yang digunakan juga telah divalidasi oleh para ahli, hasil validasi menunjukkan kategori sangat baik dengan skor 3,75.LKS yang digunakan dalam pembelajaran terlampir pada lampiran 11. d. Soal Ulangan Remedial Soal ulangan remedial yang disusun berupa 15 soal pilihan ganda dengan jumlah 15 dan soal uraian dengan jumlah 1, yaitu mengenai melukis lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga. Soal ulangan yang telah diujicobakan telah divalidasi oleh para ahli dan memperoleh skor 3,75 dengan kategori sangat baiklampiran 3. Soal ulangan remedial yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dilihat lebih lengkapnya pada lampiran 15.

3. Analisis Tahap Bruner Pada Proses Pembelajaran Remedial

Produk yang diujicobakan adalah produk yang mengakomodasi teori Bruner yang nampak pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan tahap pembelajaran Bruner. Tahap pembelajaran Bruner ini sangat menyarankan keaktifan siswa dalam proses belajar secara penuh. Konsepnya adalah belajar dengan menemukan discovery learning. Guru harus memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menjadi pemecah masalah problem solver dan membiarkan siswa mempelajari konsep-konsep di dalam bahasa mereka sendiri. Tahap pembelajaran Bruner telah terlihat dalam pembelajaran. Keterlaksanaannya dalam pembelajaran sebesar 82,5. Hal tersebutterlihat dari observasi selama uji coba produk, dari 40 indikator dalam pedoman observasi telah dipenuhi 33 indikatornya dalam pembelajaran lihat lampiran 21. Transkrip uji coba produk yang telah terlampir juga menjelaskan pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Walaupun ada beberapa hal yang belum sesuai dengan ekspetasi pada produk dengan pelaksanaan. Sebelum pembelajaran dilakukan dengan perangkat pembelajaran ini siswa cenderung pasif. Siswa tidak berusaha menemukan dan memecahkan masalah dari soal yang diberikan karena gurulah yang mengerjakan soal dan siswa hanya menerima apa yang diberikan guru. Guru tidak menggunakan alat peraga selama pembelajaran, sehingga siswa tidak diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda alat peraga. Keterlaksanaannya dalam pembelajaran sebesar 62,5. Hal tersebut terlihat dari observasi selama uji coba produk, dari 40 indikator dalam pedoman observasi telah dipenuhi 25 indikatornya dalam pembelajaran Sebagian siswa sudah secara langsung terlihat dalam memanipulasi mengotak-atik objek setelah pembelajaran remedial dilakukan. Siswa juga lebih berperan aktif dalam pembelajaran dan merespon pembelajaran dengan baik.

4. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Menggunakan Teori Bruner

Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan mengakomodasi teori Bruner, peneliti menganalisis bagaimana siswa dalam proses belajarnya melewati ketiga tahap pada teori Bruner. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan teori Brunerselain dari hasil observasi yang telah dilakukan. Sebelum menggunakan teori Bruner siswa tidak aktif, siswa tidak mau mencoba dan melakukan tugas yang diberikan guru sendiri, siswa tidak mau berpikir jika diberikan soal sehingga gurulah yang mengerjakan, sedangkan sesudah menggunakan teori Bruner guru berkata siswa tidak hanya mendengar ceramah guru saja, tetapi siswa lebih aktif dan mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Siswa menjadi lebih percaya diri dengan pendapatnya. Pengajaran remedial menggunakan teori belajar Bruner memberikan dampak afektif pada 1 minat belajar, dan 2 konsentrasi belajar siswa. Pada saat observasi di kelas VIII B SMP Budya Wacana Yogyakarta tidak terlihat adanya pelaksanaan teori Bruner dalam aktivitas-aktivitas belajar siswa. Selama pembelajaran guru tidak menggunakan alat peraga sehingga tahap enaktif tidak terlihat aktivitas siswa mengotak-atik objek. Media yang digunakan guru selama pembelajaran adalah power point dan untuk contoh soal guru telah menggunakan gambar untuk mempermudah pemahaman siswa. Tahap ikonik sudah terlihat selama pembelajaran, namun soal tersebut tidak dikerjakan oleh siswa melainkan guru yang mengerjakan. Siswa hanya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa memperhatikan selama guru menjelaskan materi tetapi siswa tidak menuliskan kembali apa yang dikatakan guru di buku masing-masing, karena itu tahap simbolik terlihat bila guru bertanya kepada siswa. Berikut adalah aktivitas siswa sebelum pembelajaran remedial. Tabel 4.4 Aktivitas Siswa Sebelum Pembelajaran Remedial Aktivitas Tahap Pembelajaran Teori Bruner Aktivitas Siswa Sebelum Pembelajaran Remedial Tahap Enaktif a. Guru tidak menggunakan alat peraga selama pembelajaran, sehingga tahap enaktif tidak terlihat. Tahap Ikonik a. Siswa belum mampu memahami konsep dari gambar berupa soal yang diberikan, karena siswa tidak terlibat langsung dalam mengerjakan soal. Guru hanya bertanya dan siswa menjawab. Tahap Simbolik a. Siswa sudah mampu berpikir dalam istilah-istilah yang abstrak. b. Siswa sudah mengerti dan memahami simbol-simbol matematika pada soal yang diberikan. c. Siswa sudah mampu menyajikan simbol-simbol matematika melalui bahasa atau kata-kata jika guru bertanya saja. Selain dari hasil observasi peneliti juga melakukan penguatan dengan menganalisis hasil ulangan harian siswa. Ulangan harian dilaksanakan di kelas VIII A dan kelas VIII B. Jumlah siswa di kedua kelas tersebut sama, yaitu sebanyak 25 orang. Total siswa adalah 50 orang. Dari hasil ulangan harian, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 17 orang. Siswa yang tuntas sebanyak 33 orang dari 50 orang dengan persentasenya adalah 66. KKM matematika kelas VIII di SMP Budya Wacana Yogyakarta adalah 74. Dari hasil ulangan harian tersebut terlihat bahwa siswa memang belum menguasai konsep dengan baik. Berikut merupakan analisis hasil ulangan harian kelas VIII A. Tabel 4.5 Analisis Hasil Ulangan Harian Kelas VIII A No Nama Siswa Jumlah Skor Pilihan Ganda Skor Pilihan Ganda Jumlah Skor Uraian Skor Uraian Nilai Ketuntasan Individual Ya Tidak 1 Siswa ke-1 11 73,33 2 50 61,67  2 Siswa ke-2 9 60 2 50 55  3 Siswa ke-3 10 66,67 1 25 45,84  4 Siswa ke-4 12 80 4 100 90  5 Siswa ke-5 10 66,67 2 50 58,34  6 Siswa ke-6 11 73,33 2 50 61,67  7 Siswa ke-7 8 53,33 3 75 64,17  8 Siswa ke-8 12 80 3 75 77,5  9 Siswa ke-9 14 93,33 4 100 96,67  10 Siswa ke-10 14 93,33 4 100 96,67  11 Siswa ke-11 10 66,67 2 50 58,34  12 Siswa ke-12 14 93,33 3 75 84,17  13 Siswa ke-13 10 66,67 2 50 58,34  14 Siswa ke-14 11 73,33 1 25 49,17  15 Siswa ke-15 10 66,67 1 25 45,84  16 Siswa ke-16 13 86,67 3 75 80,84  17 Siswa ke-17 14 93,33 3 75 84,17  18 Siswa ke-18 14 93,33 4 100 96,67  19 Siswa ke-19 10 66,67 2 50 58,34  20 Siswa ke-20 13 86,67 4 100 93,34  21 Siswa ke-21 13 86,67 3 75 80,84  22 Siswa ke-22 13 86,67 3 75 80,84  23 Siswa ke-23 11 73,33 1 25 49,17  24 Siswa ke-24 13 86,67 3 75 80,84  25 Siswa ke-25 12 80 4 100 90  Jumlah siswa yang tuntas di kelas VIII A sebanyak 13 orang sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 orang. Jumlah siswa yang tuntas di kelas VIII B sebanyak 18 orang sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 orang. Berikut merupakan analisis hasil ulangan harian kelas VIII B. Tabel 4.6 Analisis Hasil Ulangan Harian Kelas VIII B No Nama Siswa Jumlah Skor Pilihan Ganda Skor Pilihan Ganda Jumlah Skor Uraian Skor Uraian Nilai Ketuntasan Individual Ya Tidak 1 Siswa ke-1 6 40 4 100 70  2 Siswa ke-2 10 66,67 3 75 70,84  3 Siswa ke-3 14 93,33 4 100 96,67  4 Siswa ke-4 14 93,33 4 100 96,67  5 Siswa ke-5 15 100 4 100 100  6 Siswa ke-6 9 60 3 75 67,5  7 Siswa ke-7 12 80 4 100 90  8 Siswa ke-8 10 66,67 2 50 58,34  9 Siswa ke-9 14 93,33 3 75 84,17  10 Siswa ke-10 12 80 3 75 77,5  11 Siswa ke-11 14 93,33 4 100 96,67  12 Siswa ke-12 13 86,67 4 100 100  13 Siswa ke-13 14 93,33 3 75 84,17  14 Siswa ke-14 15 100 3 75 87,5  15 Siswa ke-15 14 93,33 3 75 84,17  16 Siswa ke-16 15 100 3 75 87,5  17 Siswa ke-17 14 93,33 4 100 96,67  18 Siswa ke-18 15 100 4 100 100  19 Siswa ke-19 9 60 3 75 67,5  20 Siswa ke-20 9 60 2 50 55  21 Siswa ke-21 15 100 2 50 75  22 Siswa ke-22 12 80 3 75 77,5  23 Siswa ke-23 14 93,33 3 75 84,17  24 Siswa ke-24 14 93,33 4 100 96,67  25 Siswa ke-25 10 66,67 3 75 70,84  Pada proses pembelajaran remedial ketiga tahap pada teori Bruner sudah tampak dalam aktivitas-aktivitas belajar siswa. Hampir sebagian siswa sudah melaksanakan ketiga tahap pada teori Bruner. Berikut adalah aktivitas siswa pada pembelajaran remedial. Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Remedial Aktivitas Tahap Pembelajaran Teori Bruner Aktivitas Pada Pembelajaran Remedial Tahap Enaktif a. Siswa sudah mau untuk meraba, memegang, mencengkram, dan menyentuh suatu objek. b. Siswa secara langsung mau terlibat dalam memanipulasi mengotak-atik objek. c. Siswa sudah terlihat dapat menghubungkan objek yang diotak-atiknya dengan soal yang diberikan untuk mencapai tujuan tertentu. d. Siswa sudah mampu menemukan discovery learning dan menjadi pemecah masalah problem solver. e. Siswa sudah mampu mengapresiasikan penemuannya dalam bahasa sendiri. Tahap Ikonik a. Siswa dapat menggambar lingkaran dalam dan lingkaran luar segitiga dengan tepat. b. Siswa sudah mampu menemukan discovery learning, mempelajari, dan memahami konsep dari objek-objek yang dimanipulasinya. c. Siswa sudah mampu mengapresiasikan penemuannya dalam bahasa sendiri. Tahap Simbolik a. Siswa sudah mampu berpikir dalam istilah-istilah yang abstrak. b. Siswa sudah mengerti dan memahami simbol-simbol matematika pada soal yang diberikan. c. Siswa sudah mampu menyajikan simbol-simbol matematika melalui bahasa atau kata-kata, misalnya mempresentasikan hasil pekerjaan di depan kelas. Setelah pembelajaran remedial selesai, peneliti melaksanakan tes remedial. Tujuannya adalah apakah pengajaran remedial yang dilaksanakan dengan menggunakan tahap pembelajaran teori Bruner menunjukkan perubahan terhadap tingkat ketuntasan belajar siswa. Berikut adalah hasil tes remedial siswa. Tabel 4.8 Analisis Hasil Ulangan Remedial No Nama Siswa Jumlah Skor Pilihan Ganda Skor Pilihan Ganda Jumlah Skor Uraian Skor Uraian Nilai Ketuntasan Individual Ya Tidak 1 Siswa ke-1 10 66,67 4 100 83,33  2 Siswa ke-2 10 66,67 4 100 83,33  3 Siswa ke-3 10 66,67 4 100 83,33  4 Siswa ke-4 10 66,67 4 100 83,33  5 Siswa ke-5 10 66,67 4 100 83,33  6 Siswa ke-6 10 66,67 4 100 83,33  7 Siswa ke-7 11 73,33 4 100 86,67  8 Siswa ke-8 10 66,67 4 100 83,33  9 Siswa ke-9 10 66,67 4 100 83,33  10 Siswa ke-10 10 66,67 4 100 83,33  11 Siswa ke-11 13 86,67 3 75 80,84  12 Siswa ke-12 12 80 3 75 77,5  13 Siswa ke-13 11 73,33 4 100 86,67  14 Siswa ke-14 11 73,33 3 75 74,17  15 Siswa ke-15 10 66,67 4 100 83,33  16 Siswa ke-16 10 66,67 4 100 83,33  17 Siswa ke-17 10 66,67 4 100 83,33  Berdasarkan hasil ulangan remedial seperti pada tabel di atas, terlihat bahwa sebanyak 17 siswa yang mengikuti tes remedial dikatakan tuntas 100 dengan nilai di atas KKM setelah mengikuti pembelajaran remedial menggunakan teori Bruner. Hasil ini menunjukkan bahwapengembangangan perangkat pembelajaran untuk pengajaran remedial dengan teori belajar Bruner di kelas VIII SMP Budya Wacana Yogyakarta memberikan pengaruh terhadap tingkat ketuntasan belajar siswa.

C. Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra pada Materi Garis Singgung Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwodadi.

0 3 21

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra pada Materi Garis Singgung Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwodadi.

0 7 18

PENDAHULUAN Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra pada Materi Garis Singgung Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwodadi.

0 5 6

DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis Geogebra pada Materi Garis Singgung Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Purwodadi.

1 19 5

ANALISIS KESULITAN MELUKIS LINGKARAN DALAM DAN LINGKARAN LUAR SUATU SEGITIGA PADA MATERI GARIS SINGGUNG Analisis Kesulitan Melukis Lingkaran Dalam dan Lingkaran Luar Suatu Segitiga pada Materi Garis Singgung Lingkaran Siswa Kelas VIII Semester II MTs Neg

1 4 14

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GARIS SINGGUNG LINGKARAN DENGAN PEMBELAJARAN PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GARIS SINGGUNG LINGKARAN DENGAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT (PTK pada Siswa Kelas VIII SMP N 6 Rembang Tahun

0 0 15

Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dan Jigsaw pada Materi Pokok Garis Singgung Lingkaran terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Kelas VIII.

0 3 202

Lingkaran dan Garis Singgung Lingkaran

0 2 16

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN UNTUK SMP KELAS VIII

0 0 15

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PANJANG GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN DI KELAS VIII B SMP NEGERI 14 PALU Muliyati

0 0 12