menulis dengan cara membantu para siswa menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan pada diri sendiri secara bebas.
Pemerintah menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran di sekolah. Dalam Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia terdapat Kompetensi Inti yang harus
dicapai oleh siswa. Pertimbangan peneliti memilih pembelajaran menulis, khususnya menulis teks prosedur kompleks karena teks tersebut merupakan topik
yang baru dan menarik untuk diteliti khususnya menggunakan suatu teknik yang dapat meningkatkan keaktifan siswa. Selain itu, teks prosedur kompleks
merupakan salah satu bahan ajar siswa SMA kelas X. Peneliti akan melakukan peningkatan menulis siswa dalam KI dan KD sebagai berikut.
Tabel 2.1 KIKD Menulis Teks Prosedur Komples
Siswa Kelas X Semester 2 SMA N 2 Ngaglik
No Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar 1.
4.Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.2 Memproduksi teks prosedur kompleks yang
koheren sesuai dengan karakteristik teks yang
akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan
5. Teknik Jigsaw
Teknik jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al Aronson, 1971 dalam Lie, 2010:69 sebagai metode cooperative learning. Metode ini bisa digunakan
dalam pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam
teknik jigsaw, guru memperhatikan semua skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan
pelajaran ini lebih bermakna Lie, 2010:69. Teknik ini juga mengajarkan pentingnya kerjasama atau gotong royong sehingga informasi yang didapat akan
lebih banyak dan bermakna. Dalam kerjasama tersebut siswa akan lebih berperan aktif baik dalam mengelola informasi, berpikir, maupun meningkatkan kemapuan
berkomunikasi. Metode pembelajaran jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson dan
kawan-kawan dari Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan Slavin, 2008 dalam Sugiyanto, 2010:45. Langkah-langkahnya
sebagai berikut ini. a.
Kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang heterogen.
b. Bahan akademik disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa
bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.
c. Para anggota dari beberapa tim yang berbeda memiliki tanggung jawab untuk
mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengaji bagian bahan tersebut. Kumpulan siswa
semacam itu disebut kelompok pakar expert group. d.
Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula home teams untuk mengajar anggota lain mengenai materi
yang telah dipelajari dalam kelompok pakar.
e. Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home teams”, para siswa
dievaluasi secara individual mengenai bahan yang telah dipelajari. Widharyanto, dkk 2003:22-23, menyatakan teknik jigsaw dapat
dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis, menyimak, berbicara dengan menggabungkan berbagai informasi lintas ilmu. Teknik ini dapat
diterapkan di semua tingkatan kelas. Prosedurnya sebagai berikut ini. a.
Pembelajar dibagi dalam kelompok berempat. b.
Guru membagi bahan pembelajaran ke dalam empat bagian. Setiap pembelajar menerima satu bagian bahan tersebut. misalnya teks bacaan yang telah dibagi
menjadi empat bagian. c.
Pembelajar mengerjakan bagian mereka masing-masing dengan menuliskan ringkasan isi teks tersebut.
d. Setelah selesai, masing-masing pembelajar berbagi hasil kerja mereka.
e. Informasi itu untuk membentuk suatu teks utuh.
f. Hasil akhir kelompok itu disajikan kepada kelompok lain.
Dari rangkaian langkah mengenai teknik jigsaw di atas, peneliti akan menggunakan teknik Jigsaw yang dikembangkan oleh Elliot Arons dan kawan-
kawan dari Universitas Texas yang kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan- kawan Slavin, 2008 dalam Sugiyanto, 2010:45, dalam variasi pembelajaran
menulis teks prosedur kompleks. Peneliti memilih langkah-langkah Elliot karena penerapan dalam pembelajarannya lebih terperinci dan lebih jelas. Apabila
diterapkan pasti siswa akan lebih mudah untuk mengikuti.
6. Penerapan Teknik Jigsaw dalam Pembelajaran Menulis Teks Prosedur