67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita yang didirikan pada tanggal tahun 1999. Pada awal berdirinya, sekolah ini
adalah sebuah lembaga bimbingan pada tahun 1999. Diakhir tahun 1999 Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta pertama kali menempati
bangunan di Juru Genthong, Gedong Kuning, Yogyakarta. Tahun 2008 pindah ke Jl. Garuda no. 143 Wonocatur, Banguntapan, Bantul, dengan
menempati gedung SD yang sudah regrouping. Pada pertengahan tahun 2014 pindah ke Kanoman, Tegal Pasar, Banguntapan, Bantul yang
memiliki tempat yang lebih luas sehingga diharapkan lebih kondusif dan lebih nyaman dalam kegiatan belajar-mengajar. Letak sekolah ini juga
mudah untuk dijangkau oleh transportasi, karena terletak di pinggiran kota yang tidak terlalu jauh dari jalan raya. Sekolah menggunakan sistem shift
dengan membagi waktu jam sekolah pagi dan siang. Ruang dan sarana prasarana yang ada di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita, terdiri dari 3
ruang kelas, ruang tamu, ruang terapi, ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang makan dan dapur, sarana perpustakaan, media terapi bermain
dan sensori integrasi, media-media pembelajaran, perlengkapan musik dan karawitan, perlengkapan olah raga, dan mushola.
68
Saat ini Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta mempunyai peserta didik lebih dari 48 siswa. Kemampuan siswa yang memiliki IQ di
atas rata-rata sekitar 25 dan selebihnya memiliki kemampuan di bawah rata-rata. Sebagian besar siswa di sekolah ini berjenis kelamin laki-laki.
Siswa tersebar dari jenjang pendidikan Pra TK sampai SMALB. Di sekolah ini terdapat 5 jenjang mulai dari Pra TK - TK Terwujudnya
individu autism yang mampu berkomunikasi, bersosialisasi menuju kemandirian
– SD terwujudnya individu autism yang mampu bersosialisasi, mandiri dan mempunyai kemampuan akademik
– SMP terwujudnya individu autis yang mampu bersosialisasi menuju
kemandirian, mempunyai kemampuan akademik dan non akademik dan SMA terwujudnya individu autis yang mampu bersosialisasi menuju
kemandirian, mempunyai kemampuan akademik dan non akademik menuju kewirausahaan.
Sebelum memulai pelajaran biasanya diadakan senam pagi dilanjutkan dengan pagi ceria atau membaca iqro. Serta
diberikannya terapi untuk anak autis seperti terapi bermain, perilaku, sosial, perkembangan. Sistem pembelajaran di Bina Anggita berpacu pada
perbaikan perilaku anak terlebih dahulu memperbaiki perilaku anak untuk penyesuaian belajarnya dahulu baru setelah itu mengarah ke pendidikan
anak dan masing-masing anak akan diberikan suatu pengembangan keterampilan sesuai dengan bakatnya.
Pembelajaran akademik yang dilakukan di sekolah khusus autis bina anggita menggunakan kurikulum 2013 tematik tetapi disesuaikan dengan
69
kemampuan siswanya. Proses pembelajaran dilakukan satu guru dua murid atau dua murid dua guru. Untuk tahap awal bagi siswa baru biasanya
dilakukan adaptasi kelakuannya dalam membentuk kepatuhan sikap anak. Sehingga lebih mudah dalam mengikuti pelajaran dan tidak mengganggu
temannya saat belajar jika sikapnya sudah patuh. Bagi siswa yang sudah patuh terhadap perintah guru sudah dapat belajar dikelas sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya. Penelitian ini dilakukan di ruang perpustakaan disesuaikan dengan
jadwal mata pelajaran pengembangan bahasa. Ruangan kelas berukuran sekitar 8x10 m ruangan diberi cat berwarna putih. Ruangan ini berada
diantara ruang makan dan ruang karawitan. Di dalam ruangan ini terdapat rak buku berserta buku yang mengisinya,
kursi dan meja, 1 papan tulis, dan beberapa lukisan siswa yang dipajang di dinding
. Jadwal pelajaran
bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII SMP adalah hari Senin dan Selasa jam ke-1 pukul 08.00-09.00 WIB, Sekolah Khusus Autis Bina Anggita
merupakan sekolah half day dimana proses pembelajaran dilaksanakan mulai pukul 07.00-11.15 WIB.
2. Deskripsi Subjek Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita menunjukkan bahwa berdasarkan dari hasil tes kemampuan awal
pretest yang diberikan kepada subjek memperoleh skor kurang dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yang telah ditentukan. Subjek dalam
70
penelitian ini adalah seorang anak autis kelas VII di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita dengan jenis kelamin laki-laki dan berusia 16 tahun. Subjek
tersebut dipilih karena Subjek penelitian memiliki ketertarikan dengan media gambar ; merupakan anak autis yang mengalami gangguan bicara
bukan dikarenakan disfungsi pendengaran; merupakan anak autis yang mampu membaca dan menulis serta subjek merupakan anak autis yang
telah memahami dan mampu melaksanakan instruksi dari orang lain. Hal- hal tersebut menjadi kemampuan dasar subjek dalam mengoperasikan
gambar seri. Berikut merupakan identitas dan karakteristik masing-masing
subjek : 1
Identitas Anak
Nama Lengkap :
ORP Jenis Kelamin
: Laki-laki
Tempat, tanggal lahir :
Bekasi, 14 Oktober 1998 Agama
: Islam
Anak ke :
Anak pertama dari dua bersaudara Nama Orang tua
a Ayah
: SI
b Ibu
: DKS
Pekerjaan Orang tua a
Ayah :
Swasta b
Ibu :
Swasta