31
a. Apakah bunyi-bunyi tersendiri vokal dan konsonan diucapkan
dengan tepat? b.
Apakah pola-pola intonasi, naik turunnya suara, serta tekanan suku kata memuaskan?
c. Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa
pembicara tanpa referensi internal memahami bahasa yang digunakannya?
d. Apakah kata-kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang
tepat? e.
Sejauh manakah kewajaran atau kelancaran atapun ke-nativespeaker- an yang tercermin bila seseorang berbicara?
Berdasarkan kriteria
penilaian kemampuan
berbicara yang
dikemukakan oleh Brooks tersebut, penelitian akan difokuskan pada item a, b, dan d. Item a juga dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan
lafal dengan jelas. Item b dapat diartikan kemampuan menggunakan pola- pola intonasi yang tepat. Sedangkan item d dapat diartikan dengan
menggunakan susunan kata-kata yang tepat.
4. Perkembangan Bicara dan Bahasa Anak Autis
Anak-anak autis tidak atau belum dapat berkomunikasi dengan intensif karena kognitif yang masih kurang, namun juga dapat
berkomunikasi akan tetapi mengarah ke bahasa non verbal seperti bahasa tubuh dengan teriak, menangis dsb. Keinginan anak autisme untuk
berkomunikasi dengan orang lain, bilamana anak memiliki sebuah keinginan. Jika memperhatikan kemampuan bicara anak autis, maka
sebagian anak tidak memilikinya. Sementara itu, yang lainnya hanya dapat mengeluarkan suara gema dan tidak jelas dari tenggorokan mereka
Maulana, 14 : 2007. Gangguan komunikasi bisa disebabkan oleh gangguan pada masalah
memproduksi kata-kata karena motorik mulut, gangguan pada
32
pendengaran sehingga tidak bisa mendengar kata apalagi mengingat kata- kata dengan jelas, tidak memahami arti kata-kata dan mengasosiasikan
dengan situasi, dan lingkungan tidak mendukung anak untuk termotivasi berbicara atau mengembangkan kemampuan bicaranya Jamila, 29 : 2007.
Bila penyebabnya adalah gangguan pemrosesan suara atau kata termasuk gangguan motorik mulut, biasanya di dalam terapi bicara akan ditangani
dengan pendekatan tertentu dilihat dari kebutuhan anak, pendekatan tersebut dapat berupa blowing atau oral motorik yang lain. Bila
penyebabnya karena gangguan pendengaran, lebih banyak belajar melalui visual.
Kemampuan komunikasi mereka bervariasi tergantung pada kapasitas intelektual dan derajat keparahan autis yang dimilikinya. Perkembangan
komunikasinya juga akan berbeda bagi setiap anak autis. Beberapa anak autis mampu berkembang secara verbal, yaitu anak autis yang mengalami
keterlambatan berbahasa masih mampu meniru ucapan dan membeo echolalia dan menggunakan kalimat pendek dengan kosa kata sederhana
namun kosa katanya terbatas dan sederhana, sedangkan pada anak autis yang tidak mengalami keterlambatan perkembangan bahasa,dapat
berbicara tentang suatu topik yang disukainya secara mendalam. Oleh karena itu perlu adanya metode untuk meningkatkan kecakapan
komunikasi anak autisme dengan memperhatikan kemampuan yang lebih dalam aspek visual learner.