Deskripsi Pelaksanaan Intervensi saat pemberian treatment

82 b. Intervensi ke-2 Intervensi ke-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Februari 2015. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan media gambar seri hampir sama dengan intervensi ke-1 yaitu diawali dengan salam, doa dan pemberian motivasi agar subjek mau mengikuti instruksi yang diberikan. Setelah itu, peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai aktivitas yang dilakukan subjek sebelum berangkat ke sekolah dan apasaja yang dilihat subjek ketika dalam perjalanan menuju ke sekolah. Kemudian peneliti mempersiapkan rangkaian gambar seri dan menaruh gambar pertama diatas meja dan meminta subjek menyusun gambar-gambar lain sesuai dengan urutannya. Peneliti memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada subjek untuk memerhatikan atau menganalisis gambar. Selanjutnya, subjek diminta memberikan penjelasan tentang rangkaian cerita dari media gambar seri yang tersedia. Karena subjek mengalami kesulitan, subjek diberikan prompt berupa beberapa kata pertama untuk menjelaskan situasi yang ada didalam gambar. Prompt diberikan sebanyak tiga kali. Peneliti dan subjek melakukan tanya jawab mengenai materi yang dijelaskan melalui media gambar seri. Misalkan, mengenai gambar banjir, peneliti me nanyakan pada subjek, “Bagaimana terjadinya banjir? Apa penyebab dan akibat terjadinya banjir?”. Pada intervensi ke-2, subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Namun, di tengah-tengah proses 83 pembelajaran, subjek terlihat marah dan tidak mau mengikuti instruksi yang diberikan. Kemudian peneliti memutuskan untuk beristirahat sejenak dan memberikan air mineral kepada subjek. Hal demikian berdasarkan pengalaman peneliti pada proses pelaksanaan observasi. Subjek akan marah, mengamuk bahkan terkadang tantrum ketika ia merasa kelelahan, haus ataupun lapar. Sama halnya dengan intervensi ke-1, subjek mendapat sedikit bantuan berupa instruksi berulang-ulang ketika menyusun gambar. Hal tersebut dikarenakan pada pertemuan kali ini, kondisi fisik subjek sedang menurun. Jumlah kesalahan yang dilakukan subjek masih sama dengan intervensi sebelumnya. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini : Tabel 5. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-II Tanggal Intervensi Ke-2 Waktu menit start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan Total Kejadian Selasa, 24 Feb. 2015 2 08.30- 08.50 4 Kesalahan-kesalahan dalam menjelaskan situasi atau keadaan dalam gambar seri yang dilakukan subjek yaitu sebanyak 4 pada soal tes nomor 5,6,7,8 yaitu sebagai berikut: 1 Menyebutkan pelaku-pelaku yang terlibat dalam suatu kejadian dengan lancar dan benar. 84 Subjek sudah dapat menyebutkan pelaku yang terlibat, tetapi subjek hanya menyebutkan satu pelaku dengan menyebutkan ciri- cirinya. 2 Menyebutkan penyebab dari sebuah kejadian dengan lancar dan benar. Subjek belum dapat menjelaskan penyebab dari sebuah kejadian. 3 Menyebutkan akibat dari sebuah kejadian dengan lancar dan benar. Subjek belum dapat menjelaskan akibat dari sebuah kejadian. 4 Menjelaskan kronologi atau proses dari terjadinya sebuah kejadian secara baik, runtut dan jelas. c. Intervensi ke-3 Intervensi ke-3 dilaksanakan pada hari Senin, 2 Maret 2015. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan media gambar seri hampir sama dengan intervensi ke-2 yaitu diawali dengan salam, doa dan pemberian motivasi agar subjek mau mengikuti instruksi yang diberikan. Setelah itu, peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai aktivitas yang dilakukan subjek sebelum berangkat sekolah. Kemudian peneliti mempersiapkan rangkaian gambar seri dan menaruh gambar pertama diatas meja dan meminta subjek menyusun gambar-gambar lain sesuai dengan urutannya. Setelah gambar seri tersusun dengan benar, peneliti memberi petunjuk dan memberi 85 kesempatan pada subjek untuk memerhatikan atau menganalisis gambar. Selanjutnya, subjek diminta memberikan penjelasan tentang rangkaian cerita dari media gambar seri yang tersedia. Karena subjek masih mengalami sedikit kesulitan, subjek diberikan prompt berupa beberapa kata pertama untuk menjelaskan situasi yang ada didalam gambar. Prompt kali ini hanya diberikan sebanyak satu kali. Peneliti dan subjek melakukan tanya jawab mengenai materi yang dijelaskan melalui media gambar seri. Misalkan, mengenai gambar anak yang dirawat dirumah sakit , peneliti menanyakan pada subjek, “Kenapa anak tersebut harus dirawat dirumah sakit? Apa penyebabnya ?”. Pada intervensi ke-3, subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Jumlah kesalahan yang dilakukan subjek lebih sedikit dari intervensi sebelumnya. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini : Tabel 6. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke- III Tanggal Intervensi Ke-3 Waktu menit start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan Total Kejadian Senin, 2 Maret 2015 3 08.30- 08.49 3 86 Kesalahan-kesalahan dalam menjelaskan situasi atau keadaan dalam gambar seri yang dilakukan subjek yaitu sebanyak 3 pada soal tes nomor 6,7,8 yaitu sebagai berikut: 1 Menyebutkan penyebab dari sebuah kejadian dengan lancar dan benar. Subjek belum dapat menjelaskan penyebab dari sebuah kejadian. 2 Menyebutkan akibat dari sebuah kejadian dengan lancar dan benar. Subjek belum dapat menjelaskan akibat dari sebuah kejadian. 3 Menjelaskan kronologi atau proses dari terjadinya sebuah kejadian secara baik, runtut dan jelas. d. Intervensi ke-4 Intervensi ke-4 dilaksanakan pada hari Senin, 9 Maret 2015. Pada intervensi ke-4 peneliti mengalami sedikit kendala. Subjek tidak mau mengikuti instruksi dari peneliti. Hal ini disebabkan ruangan perpustakaan yang biasanya hanya digunakan oleh satu subjek dan satu peneliti, kali ini digunakan oleh tiga subjek dan tiga peneliti. Guna mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mengkondisikan subjek untuk berpindah ruangan ke ruang di sebelah perpustakaan dam siap belajar terlebih dahulu agar subjek dapat mengikuti instruksi. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan media gambar seri pada intervensi ke-4 yaitu, peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa dan pemberian motivasi agar subjek mau 87 mengikuti instruksi yang diberikan oleh peneliti. Peneliti mempersiapkan rangkaian gambar seri dan menaruh gambar pertama diatas meja dan meminta subjek menyusun gambar-gambar lain sesuai dengan urutannya. Setelah gambar seri tersusun dengan benar, peneliti memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada subjek untuk memerhatikan atau menganalisis gambar. Selanjutnya, subjek diminta memberikan penjelasan tentang rangkaian cerita dari media gambar seri yang tersedia. Peneliti dan subjek melakukan tanya jawab mengenai materi yang dijelaskan melalui media gambar seri. Misalkan, mengenai gambar anak yang dirawat dirumah sakit, peneliti menanyakan pada subjek, “Kenapa anak tersebut harus dirawat dirumah sakit? Apa penyebabnya?”. Pada intervensi ke-4, subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Jumlah kesalahan yang dilakukan subjek lebih sedikit dari intervensi sebelumnya. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini : Tabel 7. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-IV Tanggal Intervensi Ke-4 Waktu menit start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan Total Kejadian Senin, 9 Maret 2015 4 08.30- 08.47 2 88 Kesalahan-kesalahan dalam menjelaskan situasi atau keadaan dalam gambar seri yang dilakukan subjek yaitu sebanyak 2 pada soal tes nomor 7,8 yaitu sebagai berikut: 1 Menyebutkan akibat dari sebuah kejadian dengan lancar dan benar. Subjek belum dapat menjelaskan akibat dari sebuah kejadian. 2 Menjelaskan kronologi atau proses dari terjadinya sebuah kejadian secara baik, runtut dan jelas. e. Intervensi ke-5 Intervensi ke-5 dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Maret 2015. Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan media gambar seri pada intervensi ke-4 yaitu, hampir sama dengan pertemuan sebelumnya, peneliti mengawali pembelajaran dengan berdoa dan pemberian motivasi agar subjek mau mengikuti instruksi yang diberikan oleh peneliti. Peneliti mempersiapkan rangkaian gambar seri dan menaruh gambar pertama diatas meja dan meminta subjek menyusun gambar- gambar lain sesuai dengan urutannya. Pada intervensi ke-5, subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di ruang perpustakaan yang telah di setting oleh peneliti. Subjek terlihat senang dalam menjelaskan gambar seri yang ada. Subjek dapat menyusun dan menjelaskan media gambar seri serta tidak mengalami kesalahan saat menjelaskannya. Frekuensi kesalahan subjek dapat digambarkan pada tabel dibawah ini : 89 Tabel 8. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-V Tanggal Intervensi Ke-5 Waktu menit start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan Total Kejadian Selasa, 10 Maret 2015 5 08.30- 08.45 f. Intervensi ke-6 Intervensi ke-6 dilaksanakan pada hari Senin, 16 Maret 2015. Subjek ORP dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di ruang perpustakaan yang telah di setting oleh peneliti. Subjek terlihat senang dalam menjelaskan gambar seri yang ada karena peneliti juga memutarkan lagu kesukaan subjek. Subjek dapat menyusun dan menjelaskan media gambar seri serta tidak mengalami kesalahan saat menjelaskannya. Frekuensi kesalahan subjek digambarkan pada tabel dibawah ini : Tabel 9. Data Kesalahan Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi ke-VI Tanggal Intervensi Ke-6 Waktu menit start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan Total Kejadian Senin, 16 Maret 2015 6 08.30- 08.40 Guna memperjelas data yang diperoleh pada sesi intervensi ke-1 sampai dengan ke-6, berikut akan disajikan display data dan grafik 90 garis frekuensi kesalahan subjek ORP ketika mengurutkan dan menjelaskan gambar seri dengan tema lingkungan : Tabel 10. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi Tanggal Intervensi Ke- Waktu menit start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan Total Kejadian Senin, 23 Feb. 2015 1 08.30- 08.40 4 Selasa, 24 Feb. 2015 2 08.30- 08.50 4 Senin, 2 Maret 2015 3 08.30- 08.49 3 Senin, 9 Maret 2015 4 08.30- 08.47 2 Selasa, 10 Maret 2015 5 08.30- 08.45 Senin, 16 Maret 2015 6 08.30- 08.40 Berikut ini grafik Frekuensi Kesalahan Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Baseline-1 dan Intervensi. Gambar 3. Display Frekuensi Kesalahan Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Fase Intervensi 1 2 3 4 5 Frekuensi Kesalahan Frekuensi Kesalahan 91 Dari tabel dan grafik diatas, dapat diketahui bahwa frekuensi kesalahan subjek ORP dalam menyusun gambar sesuai urutannya dan menjelaskan situasi yang ada paling tinggi terdapat pada intervensi pertama dan kedua. Hal tersebut dikarenakan subjek masih melakukan penyesuaian terhadap pembelajaran menggunakan media gambar seri. Sedangkan untuk frekuensi kesalahan terendah yaitu pada intervensi ke-5 dan ke-6, yang mana pada tahap ini, subjek sudah terbiasa belajar menggunakan media gambar seri. Guna mengetahui perbedaan kemampuan subjek dalam menjelaskan situasi sebelum dan selama diberikan intervensi, berikut akan disajikan tabel dan grafik garis yang menggambarkan data mengenai kemampuan subjek dalam menjelaskan situasi, sebelum dan selama diberikan intervensi: Tabel 11. Data Hasil Frekuensi Kesalahan Subjek ORP Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Fase Baseline-1 dan Intervensi Perilaku sasaran target behavior Frekuensi Kesalahan Baseline-1 A Intervensi B Frekuensi kesalahan pada saat menjelaskan suatu situasi atau kondisi secara runtut dan jelas. 5 5 5 4 4 3 2 92 Berikut ini grafik Frekuensi Kesalahan Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Baseline-1 dan Intervensi: Gambar 4. Display Frekuensi Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Baseline -1 dan Sesi Intervensi Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa frekuensi kesalahan subjek dalam menjelaskan dengan baik dan runtut setelah diberikan intervensi perlakuan menggunakan media gambar seri semakin menurun. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jumlah kesalahan yang dilakukan subjek semakin berkurang.

3. Deskripsi Pelaksanaan Baseline-2 kemampuan akhir setelah dilakukan

intervensi Data kemampuan subjek ORP dalam mengurutkan dan menjelaskan suatu situasi pada fase baseline-2 diperoleh melalui tes lisan kemampuan berbicara dan observasi. Penilaian yang dilakukan oleh peneliti pada fase baseline-2 sama halnya dengan penilaian yang dilakukan pada fase baseline-1. Peneliti 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Frekuensi Kesalahan Pertemuan ke-1 A Frekuensi Kesalahan Baseline-1 Intervensi 93 mengamati hasil tes dan juga kesalahan-kesalahan yang dilakukan subjek dalam mengurutkan dan menjelaskan suatu situasi. Berikut data pelaksanaan baseline-2 pada subjek ORP : a. Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada fase baseline-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 17 Maret 2015. Sama dengan halnya observasi pada fase baseline-1, subjek langsung diminta untuk mengurutkan dan menjelaskan situasi yang telah ditentukan temanya. Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran dan menjelaskan kepada subjek bahwa pembelajaran kali ini tidak menggunakan media gambar seri. Peneliti memberikan motivasi dan juga memutarkan lagu kesukaan subjek agar subjek bersedia mengikuti instruksi untuk praktek berbicara yaitu menjelaskan beberapa situasi ataupun kondisi. Data yang diperoleh peneliti pada pertemuan kali imi, subjek mengalami kesalahan dalam menjelaskan 1 aspek dalam menjelaskan suatu peristiwa. Aspek yang belum dapat dijelaskan oleh subjek yaitu menjelaskan kronologiproses terjadinya sebuah kejadian. Subjek masih bingung dan tidak runtut dalam menjelaskan kejadian tersebut. b. Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada fase baseline-2 dilaksanakan pada hari Senin, 23 Maret 2015. Sama dengan halnya observasi pada pertemuan sebelumnya, subjek langsung diminta untuk mengurutkan dan menjelaskan situasi yang telah ditentukan temanya. Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah 94 berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran dan menjelaskan kepada subjek bahwa pembelajaran kali ini tidak menggunakan media gambar seri. Peneliti memberikan motivasi, akan tetapi kali ini peneliti tidak memutarkan lagu kesukaan subjek agar subjek tidak lagi bergantung pada ada tidaknya musik ketika belajar menjelaskan beberapa situasi ataupun kondisi. Data yang diperoleh peneliti pada pertemuan kali ini, subjek mengalami kesalahan dalam menjelaskan 1 aspek dalam menjelaskan suatu peristiwa. Aspek yang belum dapat dijelaskan oleh subjek yaitu menjelaskan kronologiproses terjadinya sebuah kejadian. Subjek masih bingung dan tidak runtut dalam menjelaskan kejadian tersebut. c. Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga pada fase baseline-2 dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Maret 2015. Sama dengan halnya observasi pada pertemuan sebelumnya, subjek langsung diminta untuk mengurutkan dan menjelaskan situasi yang telah ditentukan temanya. Peneliti menjak subjek berdoa terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran. Peneliti memberikan motivasi, akan tetapi kali ini peneliti tidak memutarkan lagu kesukaan subjek agar subjek tidak lagi bergantung pada ada tidaknya musik ketika belajar menjelaskan beberapa situasi ataupun kondisi. Data yang diperoleh peneliti pada pertemuan kali ini, subjek mengalami kesalahan dalam menjelaskan 1 aspek dalam menjelaskan suatu peristiwa. Aspek yang belum dapat dijelaskan oleh subjek yaitu 95 menjelaskan kronologiproses terjadinya sebuah kejadian. Subjek masih bingung dan tidak runtut dalam menjelaskan kejadian tersebut. Misalnya ubjek sudah mulai memahami tema penyakit demam berdarah namun, dalam menjelaskan kejadian tersebut, subjek masih kurang runtut dan lengkap. Pada pertemuan kali ini, peneliti memberi tahu kepada subjek bahwa pada hari ini adalah praktek berbicara terakhir yang akan diberikan oleh peneliti pada proses penelitian. Tabel 12. Data Kesalahan dalam Praktek Berbicara Menjelaskan Suatu Peristiwa Subjek ORP pada Baseline-2 Tanggal Baseline-2 pertemuan Ke- Waktu menit start-stop Terjadinya perilaku sasaran Frekuensi kesalahan Total Kejadian Selasa, 17 Maret 2015 1 08.30- 08.36 1 Senin, 23 Maret 2015 2 08.30- 08.34 1 Selasa, 24 Maret 2015 3 08.30- 08.33 1