54
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari 2015.
Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian
Waktu Kegiatan Penelitian
Minggu I Pelaksanaan
fase baseline-1
sebelum intervensi
Minggu II-III Pelaksanaan intervensi
Minggu IV Pelaksanaan fase baseline-2 setelah intervensi
Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dengan perincian sebagai berikut:
a. Minggu pertama: melaksanakan fase baseline 1 sebanyak tiga
pertemuan. Fase ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kemampuan bicara anak sebelum mendapat intervensi
menggunakan media gambar seri. b.
Minggu kedua: pengenalan prosedur penggunaan gambar seri dan pelaksanaan intervensi menggunakan gambar seri pada sesi
pertama, kedua dan ketiga. c.
Minggu ketiga: pelaksanaan fase intervensi menggunakan gambar seri pada sesi empat, lima dan enam.
d. Minggu keempat: pelaksanaan fase baseline 2 sesi satu, dua,
dan tiga untuk mengetahui pengaruh penggunaan gambar seri
55
dalam meningkatkan kesesuaian intonasi dan penjelasan tentang situasi setelah mendapatkan intervensi menggunakan
gambar seri. Fase baseline 1 dan baseline 2 masing-masing dilakukan sebanyak
3 kali pertemuan. Sedangkan penggunaan gambar seri pada fase intervensi dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan. Setiap sesi pada fase baseline 1 dan
baseline 2 dilaksanakan selama 15 menit. Sedangkan setiap sesi pada fase intervensi dilaksanakan selama 30 menit. Penelitian dilaksanakan pada
jam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta yang beralamat di ke Jl. Garuda no. 143 Wonocatur,
Banguntapan, Bantul. Adapun pertimbangan peneliti dalam menentukan tempat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Sekolah Khusus Autis Bina Anggita memiliki anak yang kemampuan
untuk mengeluarkan kata-kata baik, tetapi belum memiliki inisiatif untuk memulai dan melakukan suatu percakapan sederhana dan sulit
dalam menjelaskan suatu situasi. b.
Sekolah Khusus Autis Bina Anggita belum menyelenggarakan pengembangan ataupun peningkatan kemampuan bicara anak
sehingga kemampuan bicara anak diintervensi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
56
c. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Khusus Autis Bina
Anggita belum memanfaatkan media gambar seri sebagai alternatif alat bantu untuk mengurangi gangguan substitusi bicara pada anak
autis.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang anak autis kelas VII di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita dengan jenis kelamin laki-laki dan berusia 16
tahun. Berdasarkan hasil observasi, mengenai pengembangan kemampuan berbicara anak disekolah, ditemukan bahwa kemampuan berbicara anak
masih rendah. Siswa sudah memiliki kemampuan untuk mengeluarkan kata- kata, tetapi belum memiliki inisiatif untuk memulai dan melakukan suatu
percakapan sederhana dan sulit dalam menjelaskan suatu situasi. Anak masih sering mengulang pertanyaan yang diberikan kepadanya. Anak berbicara
dengan intonasi yang belum sesuai, misalnya meminta bantuan dengan nada yang tinggi dan masih berbicara tanpa gesture dengan ekspresi yang datar.
Hal ini mempengaruhi nilai mata pelajaran bahasa Indonesia yang lebih rendah daripada mata pelajaran lain. Nilai Bahasa Indonesia dibawah nilai
kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar 65. Penetapan subjek penelitian didasarkan pada beberapa kriteria berikut ini:
1. Subjek penelitian merupakan anak autis di Sekolah Khusus Autis Bina
Anggita Yogyakarta. 2.
Subjek penelitian memiliki ketertarikan dengan media gambar.
57
3. Subjek penelitian merupakan anak autis yang mengalami gangguan
bicara bukan dikarenakan disfungsi pendengaran. 4.
Subjek penelitian adalah anak autis yang mampu membaca dan menulis.
5. Subjek penelitian adalah anak autis yang telah memahami dan mampu
melaksanakan instruksi dari orang lain.
E. Setting Penelitian
Setting penelitian ini adalah di dalam ruang perpustakaan yang dikondisikan menjadi ruang penelitian ketika pembelajaran bahasa Indonesia.
Penentuan setting ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan penelitian terutama dalam pemberian intervensi kepada anak, serta mampu menciptakan
suasana yang nyaman dan kondusif selama proses pelaksanaan penelitian. Hal ini dikarenakan guru tersebut mengajar dua anak dengan kelas yang
berbeda. Sehingga peneliti mencari solusi yaitu mengajak anak yang akan diteliti ke ruang perpustakaan agar tidak mengganggu proses pembelajaran
anak yang lain. Setting yang dilakukan di dalam kelas ini untuk mengetahui serta memperoleh data mengenai kemampuan berbicara anak baik sebelum
maupun sesudah diberikannya intervensi berupa media gambar seri.
F. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Eko Putro Widoyoko 2012: 4 “variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel lain. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Media Gambar