Media Gambar Seri untuk Anak Autis

47

F. Kerangka Pikir

Berdasarkan permasalahan dan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, penulis menyusun kerangka pikir penelitian yang tergambar pada bagan sebagai berikut Gambar 1. Kerangka Pikir Media Gambar Seri Anak dengan hambatan Autisme Kemampuan Berbicara Rendah Ketertarikan dengan Gambar Tidak Memiliki Inisiatif dalam Memulai Percakapan Kesulitan dalam Menjelaskan Suatu Situasi Nilai Bahasa Indonesia dibawah KKM Treatmen Media Gambar Seri dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Memiliki Inisiatif dalam Memulai Percakapan Menjelaskan Suatu Situasi dengan Runtut dan Jelas 48 Berdasarkan bagan di atas, anak autis memiliki beberapa gangguan. Gangguan autistik merupakan sebuah kondisi dimana anak mengalami gangguan pada beberapa aspek perkembangan, terutama pada kemampuan bicara dan berbahasa, komunikasi, perilaku, serta interaksi sosialnya. Gangguan autistik adalah salah satu kondisi yang rentan disertai dengan gangguan bicara. Anak tidak dapat menjelaskan suatu situasi secara runtut dan anak tidak memiliki inisiatif dalam melakukan percakapan yang menyebabkan anak lebih sulit berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pembelajaran bagi anak autis, dibutuhkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak, agar anak dapat meningkatkan kemampuan bicara serta dapat memahami materi yang disampaikan oleh guru. Alternatif media pembelajaran yang digunakan adalah gambar seri. Pertimbangan peneliti menggunakan media gambar seri karena anak memiliki ketertarikan pada gambar. Selain itu, desain gambarnya dibuat sejelas mungkin serta pewarnaan yang cerah dan sesuai dengan warna sebenarnya yang disukai oleh anak. Penggunaan media pembelajaran tersebut diharapkan dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Penerapan media gambar seri pada penelitian ini mengacu pada teori Operant Conditioning yang terlahir dari pemikiran Skinner. Peneliti memberikan stimulus, kemudian anak dikondisikan untuk merespon stimulus yang telah diberikan oleh peneliti. Gambar seri memberikan gambaran situasi dengan dibagi dalam beberapa tahapan situasi yang akan digambarkan 49 sehingga anak lebih mudah dalam memahami materi yang disajikan. Berdasarkan teori belajar yang disampaikan oleh Skinner, anak belajar sesuai dengan tahapannya. Hal ini sangat cocok diterapkan pada penggunaan media gambar seri yang dalam penggunaannya dibagi menjadi beberapa unit kecil gambar lepas agar anak dapar memahami dengan baik materi yang disampaikan oleh guru. Anak autis dapat menggunakan media gambar seri dengan menyusun gambar-gambar lepas yang menceritakan suatu kesatuan cerita. Gambar tersebut berisi tentang suatu situasi yang akan digambarkan oleh anak. Masing-masing gambar dalam media gambar seri mengandung makna adanya alur dalam suatu cerita secara bergambar yang harus disusun dengan baik. Jadi, penyusunan gambar harus sesuai dengan alur cerita yang seharusnya sehingga mengandung makna tertentu, dan gambar-gambar tersebut dapat dibuat dalam bentuk cerita. Harapannya, anak memiliki inisiatif dalam melakukan suatu pembicaraan serta anak memahami cara untuk menjelaskan suatu situasi dengan benar dan mandiri.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan oleh penulis diatas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian yaitu : “Ada pengaruh Media Gambar Seri terhadap kemampuan berbicara Bahasa Indonesia pada anak autis kelas VII di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita”.