77
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan gerakan jari tangan yang fleksibel lentur dan tidak kaku sehingga siswa dapat
melakukan kegiatan menebalkan huruf dengan baik, menulis dengan huruf yang dapat dibaca, menebalkan huruf dengan baik atau tidak
keluar dari garis dan dapat menulis menyalin.
3. Persiapan materi pembelajaran motorik halus
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara dan observasi pada pembelajaran motorik halus diperoleh informasi bahwa
materi pembelajaran yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan motorik halus diberikan dengan melihat kemampuan
siswa terhadap motorik halusnya. Selain itu, materi pembelajaran diberikan agar siswa dapat mengembangkan gerakan jari-jari tangan
dan memiliki kemampuan pada gerakan jari tangan dan koordinasi antara mata dengan tangan. Penentuan dan pengembangan materi
dilakukan dengan dasar pertimbangan kemampuan siswa dan minat siswa pada pembelajaran tersebut.
Pemberian materi juga dilakukan secara bertahap yaitu materi yang mudah hingga materi yang sulit sehingga siswa dapat mencapai
kemampuan motorik halusnya secara bertahap. Berdasarkan pertimbangan tertentu, maka penentuan materi pembelajaran motorik
halus diberikan dengan beberapa materi di setiap pertemuannya yaitu mulai dari mengenal serta memahami bahan dan peralatan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, mengambil peralatan
78
pembelajaran motorik halus, memahami langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
melakukan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan peralatan dan bahan yang benar, dan melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan gerakan jari tangan dan
koordinasi yang baik. Sedangkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada pembelajaran motorik halus antara lain: kegiatan
mewarnai, kegiatan melipat, kegiatan menempel, kegiatan mencocok atau mozaik, kegiatan menyusun balok, dan kegiatan menyusun benda
dari plastisin. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran guru menentukan
kegiatan pembelajaran dan materi pembelajaran pada setiap pertemuannya. Pada pertemuan pertama dan kedua kegiatan
pembelajaran sama yaitu kegiatan mewarnai dengan membedakan tingkat kesulitan pembelajaran disetiap pertemuannya. Pada
pertemuan pertama kegiatan pembelajaran mewarnai diberikan dengan pola gambar yang sederhana, sedangkan pertemuan kedua pola
gambar yang rumit. Kemudian pada pertemuan ketiga kegiatan pembelajaran dilakukan memberikan pembelajaran menempelkan
kertas yang kedalam gambar kosong. Selanjutnya kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat yaitu mencocok kertas
kegambar yang sudah diberi lem, kemudian pertemuan kelima yaitu kegiatan menyusun balok menjadi menara. Selanjutnya pada
pertemuan keenam yaitu kegiatan pembelajaran melipat kertas secara