Prinsip dalam Pengembangan Motorik

26 a. Berorientasi pada kebutuhan anak dan memperhatikan faktor kesiapan anak yang ditunjukkan dengan anak membutuhkan keterampilan gerak dasar berupa keluwesan menggerakkan jari- jemari secara terampil sebelum melakukan gerakan yang lebih kompleks. b. Latihan dimulai dari yang sederhana c. Dilakukan dalam situasi yang menyenangkan yaitu dengan dikemas dalam bentuk permainan dan didukung dengan lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang digunakan berada di sekitar sekolah yang aman dan tenang. d. Alat yang digunakan sederhana dan aman bagi anak serta dapat menarik perhatian anak. e. Latihan dilakukan secara berulang-ulang.

6. Pengembangan Motorik Halus

Latihan-latihan khusus yang dapat diberikan pada anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halus menurut Tin Suharmini dalam Purwandari, 2005: 101 ialah dengan “meremas, memegang benda seperti pensil, kuas warna dengan benar, menggunting, dan melipat”. Menurut Sumantri 2005: 151 pengembangan keterampilan motorik halus dapat melalui kegiatan seperti meronce melipat, menggunting, mengikat, membentuk, menulis awal, dan menyusun. Pada penelitian ini akan dikaji dan difokuskan pada kegiatan meremas dan membentuk menggunakan bahan yang aman bagi siswa dan 27 disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Disesuaikan dengan prinsip-prinsip pengembangan kemampuan motorik halus maka dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara permainan.

C. Permainan

1. Pengertian Permainan

Permainan memiliki beberapa pengertian, pengertian permainan menurut Chalidah 2005: 124 dijelaskan sebagai kegiatan yang menyenangkan dan dilakukan secara sukarela dan menggunakan aktifitas fisik seperti berlari, melompat, jalan, melempar, menangkap, dan aktifitas fisik lainnya. Selain menggunakan aktifitas fisik, permainan juga menggunakan aktifitas sensorik yaitu menggunakan panca indera, emosi, komunikas dan daya pikir anak. Carol seefeladt Nita Barbour dalam Smaldino, Deborah, James, 2011: 38 berpendapat bahwa permainan merupakan bagian dari anak yang merupakan proses alamiah, menyenangkan, dan secara sukarela, spontan dan tanpa tujuan yang terarah. Permainan mempengaruhi perkembangan anak dalam hal kemampuan intelektual, sosial, emosional, dan fisik. Dengan permainan anak dapat melatih kemampuan untuk memecahkan masalah, sosialisasi, dan bekerja sama. Menurut Diana Mutiah 2010: 113 permainan diartikan sebagai sarana yang membawa anak ke alam masyarakat dan permainan merupakan alat pendidikan karena memberikan rasa kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan kepada anak. Permainan sebagai alat 28 pendidikan juga disampaikan oleh Perry dan Acher dalam Bennet, Liz Wood, Sue Rogers, 2005 terdapat dua tahap dalam permainan yaitu tahap yang sekedar membuat anak-anak asyik dan tahap memberikan sumbangan bagi pendidikan mereka. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan dalam penelitian ini merupakan sarana yang menyenangkan yang menggunakan aktivitas fisik dan sensorik, sehingga dapat mengembangkan kemampuan tersebut. Permainan dapat dijadikan sebagai alat pendidikan karena memberikan rasa kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan kepada anak.

2. Jenis-Jenis Permainan

Permainan merupakan sarana yang menggunakan aktivitas fisik dan sensorik. Permaina akan membuat anak menjadi senang dan memberikan manfaat bagi perkembangan anak sesuai dengan jenis permainan yang dilakukan. Menurut Diana Mutiah 2010: 115 permainan dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu permainan peran dan permainan pembangunan. Menurt Seifert Hoffnung dalam Samsunuwiyati Mar’at, 2005: 143 membagi 4 macam permainan yaitu permainan fungsional, permainan konstruktif, permainan dramatik, dan permainan dengan aturan. Penjelasan lebih lanjut mengenai 4 macam permainan tersebut yakni sebagai berikut: 29 a. Permainan fungsional Permainan ini terjadi pada masa sensomotorik dengan menggunakan gerakan yang diulang-ulang dan terfokus pada badan sendiri. Piaget dan Smilansky dalam Sugiharto, 2012: 284 lebih menjelaskan bahwa dalam permainan ini anak belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. b. Permainan konstruktif Permainan ini merupakan bentuk permainan dengan menggunakan objek-objek fisik untuk membuat sesuatu. Permainan ini terjadi bila anak-anak melibatkan diri dalam suatu kreasi sendiri. Permainan ini merupakan permainan yang paling umum digunakan anak-anak prasekolah dan anak-anak sekolah dasar dengan membentuk balok- balok, pasir, lumpur, tanah liat, manik-manik, cat, pasta, gunting,dan karyon. c. Permainan dramatik Permainan ini merupakan suatu bentuk permainan yang dilakukan secara berpura-pura. Menurut Purwandari 2005: 99 permainan ini pada usia 3 tahun dilakukan dengan meniru pengalaman-pengalaman hidup, kemudian anak bermain pura-pura. d. Permainan dengan aturan Permainan yang melibatkan aturan-aturan tertentu dan seringkali berkompetisi dengan satu atau lebih orang.

Dokumen yang terkait

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 4 102

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6

PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF MERONCE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MERONCE PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG

0 1 6