Langkah Penerapan Permainan Bubur Kertas.

40 secara keseluruhan penerapan media pembelajaran keterampilan paper clay yang bertujuan untuk meningkatkan motorik halus siswa dalam menulis memiliki dampak positif hal tersebut dapat dilihat dari hasil mean level pada setiap sesinya terus meningkat. Kesimpulan dari penelitian tersebut ialah penerapan media pembelajaran keterampilan paper clay efektif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang khususnya dalam menulis. Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Devry Pramesti Putri dengan judul “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Tindakan Okupasi Paper Clay Pada Anak Tunagrahita Kategori Sedang Di Sekolah Luar Biasa Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa setelah diterapkan tindakan okupasi paper clay, siswa mampu berpartisipasi aktif dalam melakukan gerakan motorik halus secara lebih tepat. Hal itu dikarenakan setiap melakukan gerakan pada tindakan okupasi paper clay harus menggerakkan, menjimpit, menggunting, dan menempel. Kedua penelitian diatas sama-sama menggunakan bahan bubur kertas untuk meningkatan kemampuan motorik halus dan didapatkan hasil bahwa kemampuan motorik halus anak tunagrahita kategori sedang dapat meningkat yang dikarenakan terdapat gerakan seperti menjimpit, menggerakkan jari-jari tangan, menggunting, dan menempel. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan efektifnya pembelajaran dan okupasi menggunakan paper clay untuk meningkatkan kemampuan 41 motorik halus, maka akan menguji cobakan permainan bubur kertas terhadap peningkatan kemampuan motorik halus anak tunagrahita kategori sedang kelas III di SLB N Pembina Yogyakarta.

F. Kerangka Pikir

Keterampilan motorik halus sangatlah penting bagi anak tunagrahita kategori sedang. Kemampuan motorik halus merupakan salah satu kemampuan dasar untuk melaksanakan aktivitas seperti menulis, aktivitas bina diri serta aktivitas lainnya yang menjadi program utama dalam layanan pendidikan bagi anak tunagrahita kategori sedang. Aktivitas tersebut sangat membutuhkan keterampilan dasar berupa keluwesan gerak jari-jemari. Anak dengan hambatan intelektual kategori sedang kelas III C1 memiliki kemampuan motorik halus yang lemah. Kemampuan motorik halus yang lemah ditunjukkan dengan jari-jari tangan terlihat lemas dan belum luwes sehingga berpengaruh pada keterampilan yang lebih kompleks seperti menulis, mewarnai, menempel, menggunting dan aktivitas lainnya. Pembelajaran yang dilakukan di kelas III C1 guru kelas telah melakukan beberapa upaya untuk dapat mengembangkan kemampuan motorik halus siswa. Upaya yang dilakukan guru diantaranya dengan kegiatan menempel, menggunting, mewarnai, menyusun balok, menulis fungsional, dan puzzle. Cara yang digunakan guru tersebut membutuhkan keterampilan dasar gerak jari-jemari tangan siswa, sedangkan anak belum mampu terampil dan luwes dalam gerak jari-jemari 42 tangan sehingga siswa tidak mau melakukan latihan tersebut. Alasan siswa yang tidak mau melakukan kegiatan tersebut menjadi salah satu penghambat dalam pembelajaran motorik halus, sehingga kemampuan motorik halusnya belum dapat berkembangan secara optimal. Cara yang akan dicobakan adalah permaian bubur kertas. Permainan bubur kertas merupakan kegiatan membentuk menggunakan bahan bubur kertas. Dalam penerapannya terdapat gerakan seperti mengambil, menjumput, meremas, menaruh, dan membentuk. Permainan bubur kertas selain untuk melatih kemampuan motorik halus, bahan bubur kertas merupakan bahan yang aman dan mudah didapatkan dan dibuat. Penelitian yang terdahulu menunjukkan bahwa dengan bahan bubur kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang. Dengan demikian, peneliti akan mencobakan permainan bubur kertas terhadap peningkatan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang kelas III di SLB N Pembina Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 4 102

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6

PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF MERONCE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MERONCE PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG

0 1 6