Deskripsi Data Hasil Baseline A2

84 b. Estimasi Kecenderungan arah Estimasi kecenderungan arah merupakan gambaran perkembangan kemampuan motorik halus subjek yang diteliti dengan menggunakan garis meningkat, mendatar atau menurun. Estimasi kecenderungan arah yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan metode belah dua splite middle. Adapun cara mengestimasi kecenderungan arah menggunakan metode belah dua sebagai berikut: 1 Membagi data pada fase baseline A1, intervensi, dan baseline A2 menjadi dua bagian 2 Bagian kiri dan kanan dari baseline A1, intervensi, dan baseline A2 juga dibagi menjadi dua bagian. 3 Menentukan posisi median dari masing-masing belahan pada setiap baseline dan intervensi. 4 Menarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu antara garis belahan kanan dan kiri dengan median dari masing- masing belahan. 5 Untuk melihat kecenderungan arah garis apakah naik, turun, atau datar pada kondisi baseline A1, intervensi, dan baseline A2 dapat dilihat dalam tampilan gambar 8. estimasi kecenderungan arah kemampuan motorik halus siswa tunagrhita kategori sedang kelas III di SLB N Pembina Yogyakarta. 85 Gambar 8. Estimasi Kecenderungan Arah keterangan: Garis 1 = Garis bagi dua dari baseline A1, intervensi, dan baseline A2 Garis 2a = Garis bagi dua dari bagian kiri dan kanan dari baseline A1, intervensi, dan baseline A2 Garis 2b = Posisi median dari masing-masing belahan Garis 3 = Garis sejajar yang menghubungkan titik temu antara 2a dan 2b Dapat diketahui kecenderungan arah perkembangan kemampuan motorik halus meningkat pada setiap fase. Hasil estimasi kecenderungan arah diatas dimasukkan ke dalam tabel estimasi kecenderungan arah di bawah ini : Tabel 15. Estimasi Kecenderungan Arah Kemampuan Motorik Halus Kondisi A1 B A2 Estimasi Kecenderungan Arah + + + 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Sesi 5 Sesi 6 Sesi 7 Sesi 8 Sesi 9 Sesi 10 Sesi 11 Sesi 12 Perkembangan Kemampuan Motorik Halus 1 2a 1 2a 2a 3 2b 1 2a 1 2a 2a 3 2b 2a 2a 2b 3 2a 1 2a 2b 3 86 Keterangan: Kondis : Estimasi kecenderungan arah A1 = Baseline A1 B = Intervensi A2 = Baseline A2 c. Tingkat Stabilitas Tingkat stabilitas yaitu menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi dengan criteria stabilitas 15 0.15 dari nilai tertinggi. Kondisi yang dimaksud ialah kondisi pada saat baseline A1, Intervensi B, dan Baseline A2. Dari hasil perhitungan tingkat stabilitas setiap kondisi didapatkan hasil sebagai berikut Pengitungan terlampir pada halaman 135: Tabel 16. Tingkat Stabilitas Kemampuan Motorik Halus Kondisi A1 B A2 Tingkat Satbilitas 100 100 100 Dari hasil tersebut maka dapat diuraikan bahwa pada fase baseline A1 didapatkan tingkat stabilitas 100 maka data yang ada pada baseline A1 merupakan data yang stabil sehingga dapat dilanjutkan ke fase berikutnya yaitu intervensi. Pada fase intervensi didapatkan hasil yang sama dengan fase baseline A1 yaitu tingkat stabilitas 100, sehingga dapat dilanjutkan pada fase baseline A2. Pada fase baseline A2 dari tiga data yang diperoleh juga menunjukkan tingkat stabilitas sebesra 100 yang berarti rentang data cenderung kecil dan tingkat variasi data rendah.

Dokumen yang terkait

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 4 102

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6

PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF MERONCE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MERONCE PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG

0 1 6