Pengertian Bubur Kertas Permainan Bubur Kertas

37 jemari. Pendapat tersebut diperjelas oleh Sumantri 2005: 155 bahwa kegiatan membentuk bertujuan untuk mengembangkan kemampuan koordinasi mata dan tangan. Selain melatih kemampuan motorik halus, Menurut Hurlock 1978: 330 Bermain konstruktif lebih ditujukan bagi kegembiraan yang diperoleh dari membuatnya. Permainan bubur kertas dapat pula melatih kemampuan untuk berdaya cipta sesuai dengan keinginan ataupun kreatifitas yang dimiliki. Konsentrasi dan ketekunan juga dapat pula dilatihkan dengan permainan ini. Selain manfaat di atas, permainan bubur kertas memiliki kelebihan dari bahan yang digunakan. Bubur kertas termasuk bahan yang aman bagi siswa tunagrahita kategori sedang karena terbuat dari bahan kertas bekas yang memiliki bahan ringan. Dalam bukunya Nurwarjini 2006: 1 menjelaskan bahwa kertas merupakan bahan yang ringan dan mudah digunakan serta memiliki karakter yang cukup unik, terdiri dari bahan tipis dan rata yang dihasilkan dari kompresi serat. Berdasarkan penjelasan tersebut, dengan demikian bubur kertas dapat mudah dibentuk menjadi berbagai macam bentuk karena terbuat dari bahan yang ringan dan bersifat lunak.

4. Langkah Penerapan Permainan Bubur Kertas.

Langkah-langkah permainan bubur kertas sama halnya dengan Langkah- langkah yang diterapkan dalam permainan “Aku Dapat Membuat Kue Onde” dari Agus F. Tangyong, dkk. 1994: 407 yaitu sebagai berikut: 38 a. Guru membagi lilin mainan dan lembar plastik kepada masing-masing siswa b. Guru mengajarkan bagaimana membuat berbagai macam bentuk sesuai dengan tema di setiap pertemuan bila perlu peganglah dan gerakkan tangan si anak c. Kemudian anak diminta membuat sendiri d. Memberikan pujian jika anak berhasil melakukan sendiri e. Jika belum sempurna, berikan koreksi dan diberi dorongan agar hasilnya lebih baik. Selain langkah-langkah diatas, Sumantri 2005: 156 juga menjelaskan langkah-langkah membentuk tanah liat atau plastisin atau bahan lain sejenisnya sebagai berikut: a. Anak dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri dari 3- 5 anak. b. Berikan masing-masing bahan tanah liatplastisinlilin mamal dengan beberapa warna. berikan juga beberapa cetakan ndengan ragam bentuk atau motif yang berlainan. c. Mintalah kepada anak untuk membentuk tanah liat ke dalam dua bentuk, satu bentuk wajib dan satu bentuk bebas. Dari kedua langkah penerapan permainan konstruktif atau bentuk diatas dapat disimpulkan dalam penelitian ini memodifikasi langkah- langkah permainan dari kedua pendapat diatas, berikut langkah-langkah yang digunakan: 39 a. Guru memberikan bubur kertas kepada siswa b. Guru mengenalkan kepada siswa nama dan kegunaan bubur kertas c. Guru mengajarkan membuat berbagai macam bentuk sesuai dengan tema di setiap pertemuan Guru membantu memegang tangan siswa dan membantu menggerakkannya. Bentuk yang dibuat berdasarkan cetakan yang digunakan pada setiap sesi d. Kemudian siswa diminta membuat sendiri dengan melakukan kegiatan mengambil, memegang, meremas, membentuk,dan menaruh bubur kertas Pada aspek membentuk dengan bantuan guru e. Memberikan pujian jika siswa berhasil melakukan sendiri f. Jika belum sempurna, guru memberikan koreksi berupa bantuan untuk merapikan cetakan. Pada penelitian ini kegiatan tersebut dilakukan secara berulang- ulang dengan berbagai bentuk yang berbeda seperti dibuat bulat, kotak, bunga, buah, dan hewan menggunakan cetakan.

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dari penelitian ini diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Suryani Nurfaidah dengan judul “Penerapan Media Pembelajaran Keterampilan Paper Clay Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang”. Penelitian tersebut mengenai pembelajaran yang menggunakan media paper clay bubur kertas untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diketahui

Dokumen yang terkait

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 4 102

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6

PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF MERONCE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MERONCE PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG

0 1 6