Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Permainan merupakan cara yang menyenangkan dan tidak membuat bosan ketika pembelajaran. Permainan dapat mengembangkan semua aspek seperti aspek kognitif, bahasa, sosial, emosi dan motorik. Penelitian ini memfokuskan pada permainan konstruktif karena terdapat kegiatan membentuk. Membentuk dapat menggunakan bahan-bahan seperti tanah liat, plastisin, lilin malam adonan atau sejenisnya yang aman bagi siswa Sumantri, 2005: 152. Pada penelitian ini, akan mencobakan permainan dengan menggunakan bahan bubur kertas untuk meningkatkan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang kelas III di SLB N Pembina Yogyakarta. Alasan peneliti memilih permainan bubur kertas karena permainan ini banyak menggunakan aktivitas gerak jari-jemari tangan untuk membuat bentuk sederhana. Gerak-gerak yang ada pada permainan bubur kertas yaitu membentuk sebuah bentuk sederhana yang didalamnya terdiri dari kegiatan mengambil, menjimpit, memegang, meremas, dan menaruh bubur kertas. Secara tidak langsung, gerakan-gerakan tersebut melatih kemampuan dalam keluwesan gerak jari-jemari anak. Bahan yang digunakan dalam permainan ini adalah adonan bubur kertas yang terbuat dari kertas bekas dan tepung. Bahan tersebut aman bagi anak karena terbuat dari bahan kertas bekas dan tepung yang tidak mengandung zat yang berbahaya. Adonan bubur kertas dapat dibuat dengan mudah dan dapat disesuaikan kelunakkannya sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya. 5 Pertimbangan lain peneliti memilih permainan bubur kertas ialah pernah dilakukannya penelitian sejenis yang dilakukan oleh Suryani Nurfaidah 2011 mengenai keefektivan pembelajaran dengan menggunakan paper clay bubur kertas terhadap peningkatan kemampuan motorik halus. Pada penelitiannya didapatkan hasil bahwa pembelajaran dengan menggunakan paper clay bubur kertas dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang khususnya dalam hal menulis. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Devry Pramestri Putri 2014 didapatkan hasil yang sama yaitu okupasi paper clay dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang kelas 2 di SLB Dharma Rena Ring Putra 1 Yogyakarta. Dengan adanya penelitian yang terdahulu menunjukkan bahwa dengan pembelajaran dan okupasi menggunakan bahan bubur kertas efektif untuk meningkatkan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang, maka peneliti akan mencobakan permainan bubur kertas bagi siswa tunagrahita kategori sedang kelas III di SLB N Pembina Yogyakarta. Dengan demikian, peneliti merumuskan judul efektivitas permainan bubur kertas terhadap peningkatan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang kelas 3 di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang telah peneliti paparkan pada latar belakang di atas, permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 6 1. Siswa Tunagrahita kategori sedang kelas III memiliki kemampuan motorik halus yang lemah, hal tersebut ditunjukkan dengan gerak jari-jari tangan siswa terlihat lemas dan belum luwes. 2. Keterampilan motorik halus siswa belum dapat dilatih secara maksimal karena siswa sering tidak mau melakukan kegiatan latihan keterampilan motorik halus yang diberikan. 3. Telah dicobakan beberapa cara untuk mengembangkan kemampuan motorik halus seperti kegiatan mewarnai, menulis, menggunting, menyusun balok, dan menempel tetapi siswa tetap tidak mau melakukan. 4. Cara yang diberikan untuk melatih kemampuan motorik halus memerlukan keterampilan dasar gerak jari-jemari secara terampil sehinga siswa masih kesulitan untuk melakukannya, oleh karena itu dibutuhkan cara yang mudah dan dapat dilakukan oleh siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada nomor 1 dan 4, yaitu siswa tunagrahita kategori sedang kelas III memiliki kemampuan motorik halus yang lemah yang ditunjukkan dengan jari-jari tangan siswa terlihat lemas dan belum luwes, serta kegiatan yang diberikan memerlukan keterampilan dasar gerak jari-jemari tangan secara terampil sehinga siswa masih kesulitan untuk melakukannya, dengan demikian dibutuhkan cara yang mudah dilakukan oleh siswa. 7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dibatasi permasalahannya, maka dapat dirumuskan menjadi: “Bagaimanakah keefektifan permainan bubur kertas terhadap peningkatan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang kelas III di Sekolah Luar Biasa Neg eri Pembina Yogyakarta?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas permainan bubur kertas terhadap peningkatan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang kelas III di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis Peneliti berharap bahwa hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan masukan pembelajaran kepada para pendidik dalam mengembangkan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang. 2. Kegunaan praktis a. Bagi siswa Sebagai cara untuk dapat mengembangkan kemampuan motorik halus menjadi lebih baik. 8 b. Bagi guru Dapat menambah sumber referensi cara melatih kemampuan motorik halus bagi siswa tunagrahita kategori sedang c. Bagi sekolah Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan penetapan kebijakan pelaksanaan pembelajaran kaitannya dengan siswa tunagrahita kategori sedang.

G. Definisi Operasional

1. Permainan Bubur Kertas Permainan bubur kertas adalah permainan dengan cara membentuk sebuah bentuk dengan menggunakan bahan bubur kertas. Bubur kertas merupakan sebuah adonan dari kertas dan tepung yang menyerupai bubur. Bubur kertas dapat dibuat dengan mudah menggunakan kertas-kertas bekas. Langkah-langkah penerapan permainan bubur kertas dalam penelitian adalah 1 Memberikan bubur kertas dan lembar plastik kepada siswa, 2 Mengenalkan kepada siswa nama dan kegunaan bubur kertas, 3 Mengajarkan cara membuat berbagai macam bentuk sesuai dengan tema pada setiap pertemuan pada penelitian ini menggunakan bentuk bulat, cetakan hewan kelinci, cetakan bunga, dan cetakan buah-buahan, 4 Siswa diminta melakukan kegiatan mengambil, memegang, meremas, menjimpit, membentuk, dan menaruh bubur kertas Pada kegiatan membentuk dengan bantuan peneliti , 5 Memberikan pujian jika siswa berhasil melakukan sendiri, 6 Jika belum sempurna, memberikan bantuan kepada siswa untuk

Dokumen yang terkait

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 4 102

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6

PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF MERONCE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MERONCE PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG

0 1 6