53
I. Prosedur Penelitian
Penelitian yang menguji keefektifan permainan bubur kertas terhadap peningkatan kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang
pada pelaksanaanya peneliti menyusun urutan tindakan sebagai panduan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun prosedur penelitian dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: 1.
Tahap awal Tahap ini merupakan tahap awal dari penelitian, pada tahap ini akan
dilakukan kegiatan sebagai berikut: a.
Tahap persiapan 1
Menyiapkan instrument tes yang akan digunakan dalam penelitian.
2 Melakukan uji validitas instrument yang dilakukan oleh guru
kelas III C1. 3
Menyiapkan bahan yang akan digunakan ketika perlakuan permainan bubur kertas
b. Fase baseline A1
Fase ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal subyek sebelum diberikan perlakuan menggunakan permainan bubur
kertas. fase ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan atau lebih hingga mendapatkan hasil yang stabil.
54
2. Tahap Intervensi
Tahap ini dilakukan setelah tes kemampuan motorik halus fase baseline A1 selesai dilakukan dan memperoleh data yang stabil.
Intervensi dilakukan di taman dan perpustakaan sekolah, hal tersebut dilakukan agara tidak menggangu teman yang lain dan subyek lebih
konsentrasi ketika melakukan intervensi. Intervensi dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan dengan waktu masing-masing pertemuan selama 30 menit
intervensi tes. Adapun langkah-langkah pelaksanaan intervensi pada penelitian ini:
a. Kegiatan awal
Mengenalkan nama alat yang akan digunakan dalam permainan bubur kertas dan menjelaskan kegunaan bubur kertas dalam
permainan. b.
Kegiatan inti 6 kali pertemuan 1
Meremas-remas bubur kertas 2
Membentuk bentuk sederhana bulat besar, sedang, dan kecil 3
Membentuk bentuk bunga menggunakan cetakan mawar dan matahari
4 Membentuk bentuk kotak dan bulat.
5 Membentuk bentuk hewan dengan cetakan kelinci
6 Membentuk bentuk buah-buahan dengan cetakan nanas, pisang,
anggur, jeruk, dan mangga
55
c. Kegiatan penutup
1 Melakukan evaluasi berupa tes
2 Bertepuk tangan dan tos
3 Berdoa.
3. Tahap Akhir
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian dan merupakan tahap evaluasi akhir. Berikut kegiatan pada tahap akhir:
a. Fase baseline A2
Fase baseline A2 yaitu dilakukannya tes kemampuan motorik halus dengan soal yang sama dengan tes yang digunakan
ketika fase baseline A1. Hasil tes pada fase baseline A2 ini akan menunjukkan
pengaruh permainan
bubur kertas
terhadap kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang. Fase
baseline A2 ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan sampai mendapatkan hasil tes yang stabil.
b. Membandingkan hasil tes kemampuan motorik halus siswa
tunagrahita kategori sedang dari fase baseline A1, intervensi, dan baseline A2 dengan cara melakukan analisis statistik deskriptif dan
analisis dalam kondisi dan antar kondisi. c.
Penarikan kesimpulan untuk mengetahui keefektifan permainan bubur kertas terhadap peningkatan kemampuan motorik halus siswa
tunagrahita kategori sedang kelas III di SLB N Pembina Yogyakarta.
56
J. Uji validitas Instrumen
Menurut Arikunto 2006:168 Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrument. Instrument yang valid berarti
instrument tersebut mampu mengukur apa yang akan diukur. Validitas yang digunakan dalam instrument penelitian menggunakan validitas konstruk.
Menurut Sugiyono 2012: 182: Validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli. Dengan ini
setelah instrument dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli Pada penelitian ini aspek yang digunakan dalam mengukur
kemampuan motorik halus siswa tunagrahita kategori sedang berdasarkan dari materi asesmen anak tunagrahita dan pengertian motorik halus dari
beberapa teori yang menjadi kajian dalam penelitian ini. Aspek-aspek motorik halus yang digunakan dalam instrument tes kemampuan motorik
halus adalah keterampilan menggunakan otot-otot halus seperti gerak jari- jemari tangan, memegang benda, mengambil, mengambil dengan ibu jari dan
telunjuk, dan menempel. Aspek-aspek tersebut juga telah disesuaikan dengan karakteristik anak yang mengalami kelemahan dalam menggerakkan jar-
jemari tangan secara terampil. Dalam penyusunannya memodifikasi instrument penelitian dari Yuni Suryaningsih 2010.
Ahli yang menguji validitas instrument penelitian adalah guru kelas III C1 SLB N Pembina Yogayakarta yaitu bapak Sukardi, S.Pd. Penilaian dari
ahli terhadap butir-butir instrument dilakukan dengan cara memberikan tanda
57
checklist pada kolom sesuai atau kolom tidak sesuai dari 23 soal tes
perbuatan.
K. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan langkah kegiatan setelah semua data terkumpul. Setelah semua data diperoleh baik data pada fase Baseline
A1, intervensi, dan Baseline A2 akan digunakan teknik pengolahan data menggunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono 2012: 207
statistik deskriptif adalah stastistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul dengan apa
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam penyajiannya, data akan disajikan melalui grafik garis.
Menurut Juang Sunanto, Koji Takeuchi, Hideo Nakata 2006:35 komponen penting dalam grafik adalah absis, ordinat, titik
awal, skala, dan tabel. Berikut penjelasan setiap komponen: a.
Absis, yaitu sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu sesi, hari, tanggal
b. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang
menunjukkan satuan untuk veriabel terikat frekuensi c.
Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y d.
Skala merupakan garis-garis pendek pada sumbu X dan Y yang menunjukkan ukuran.
58
e. Label kondisi merupakan keterangan yang menggambarkan kondisi
eksperimen misalnya baseline dan intervensi f.
Garis perubahan kondisi, merupakan garis vertikal yang menunjukkan perubahan dari kondis ke kondisi lainnya.
g. Judul grafik, merupakan judul yang mengarahkan perhatian pembaca
agar diketahui hubungan antara variabel bebas dan terikat.
2. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul kemudian dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari intervensi terhadap kemampuan sasaran
yang diubah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yang berbentuk grafik garis. Analisis data dilakukan
dengan cara menganalisis data dalam kondisi dan antar kondisi. Analisis data dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:
a. Menghitung persentase hasil pengukuran pada kondisi baseline A1
Penilaian dalam hal ini mengenai tes kegiatan yang menggunakan kemampuan motorik halus yang dilakukan sebelum diberikannya
intervensi. b.
Menghitung persentase pengukuran pada kondisi intervensi Penilaian dalam hal ini mengenai tes kegiatan yang menggunakan
kemampuan motorik halus yang dilakukan saat intervensi. c.
Menghitung persentase hasil pengukuran pada kondisi baseline A2 Penilaian dalam hal ini mengenai tes kegiatan yang menggunakan
kemampuan motorik halus yang dilakukan setelah intervensi.
59
d. Membuat tabel berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan pada kondisi
baseline A1, intervensi, dan baseline A2. e.
Membandingkan hasil penilaian kondisi baseline A1, intervensi, dan baseline A2.
f. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat terlihat
langsung yang terjadi dari ketiga kondisi Baseline A1, intervensi, dan baseline A2.
g. Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi.
Berikut komponen analisis dalam kondisi Jung Sunanto, Koji Takeuchi, Hideo Nakata 2006: 93:
1 Panjang kondisi, yaitu banyaknya data dan sesi dalam kondisi
Baseline intervensi 2
Kecenderungan arah, yaitu yang digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam kondisi baseline Intervensi
3 Tingkat stabilitas, yang menunjukkan tingkat homogenitas data
dalam suatu kondisi dengan cara menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50 diatas dan di bawah mean.
4 Tingkat perubahan, yaitu menunjukkan perubahan antara data
pertama dengan data terakhir 5
Jejak data, yaitu perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi menaik, menurun, dan mendatar
6 Rentang adalah jarak data pertama dengan data terakhir sama halnya
dengan tingkat perubahan.