Fungsi Motorik Halus Kemampuan Motorik Halus

24 b. Belajar sambil Bermain Kegiatan yang diberikan hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak. c. Kreatif dan Inovatif Kegiatan yang diberikan hendaknya dapat menarik perhatian anak, membangkitkan rasa ingin tahu, memotivasi anak berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. d. Lingkungan Kondusif Lingkungan harus diciptakan dengan menarik, aman, nyaman, dan penataan disesuaikan dengan ruang gerak anak sehingga membuat anak betah. e. Tema Kegiatan yang menggunakan tema maka hendaknya disesuikan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, dan menarik minat anak. f. Mengembangkan Keterampilan Hidup Proses pembelajaran perlu diarahkan untuk pengembangan keterampilan hidup yang didasarkan dua tujuan yaitu memiliki kemampuan menolong diri sendiri dan bekal keterampilan dasar untuk melanjutkan pada jenjang berikutnya. 25 g. Menggunakan Kegiatan Terpadu Kegiatan hendaknya dirancang dengan menggunakan model pembelajaran terpadu dan beranjak dari tema yang menarik minat anak. h. Kegiatan Berorientasi Pada Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Prinsip-prinsip perkembangan anak meliputi 1 anak belajar dengan sebaik-baiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta merasakan aman dan tentram secara psikologis, 2 siklus belajar anak selalu berulang, 3 anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak lain, 4 minat anak dan keingintahuannya memotivasi belajar, 5 perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individu. Menurut Sunardi Sunaryo 2007: 134 mengemukakan beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kemampuan motorik ialah: Faktor kesiapan anak, mengikuti tahapan perkembangan anak, dilakukan dalam posisi yang benar, dimulai dari latihan yang sederhana menuju yang kompleks, situasinya menyenangkan, sambil bermain, perlunya pemberian kesempatan untuk belajar dan berlatih, contoh atau model, bimbingan dorongan atau motivasi, gunakan alat bantu yang sederhana dan aman bagi anak, gunakan alat bantu khusus, serta anak perlu memahami mengapa harus melakukan gerakan yang benar. Berdasarkan prinsip dalam pengembangan motorik di atas, maka dalam penelitian ini untuk melatih kemampuan motorik halus anak tunagrahita kategori sedang menerapkan prinsip: 26 a. Berorientasi pada kebutuhan anak dan memperhatikan faktor kesiapan anak yang ditunjukkan dengan anak membutuhkan keterampilan gerak dasar berupa keluwesan menggerakkan jari- jemari secara terampil sebelum melakukan gerakan yang lebih kompleks. b. Latihan dimulai dari yang sederhana c. Dilakukan dalam situasi yang menyenangkan yaitu dengan dikemas dalam bentuk permainan dan didukung dengan lingkungan yang kondusif. Lingkungan yang digunakan berada di sekitar sekolah yang aman dan tenang. d. Alat yang digunakan sederhana dan aman bagi anak serta dapat menarik perhatian anak. e. Latihan dilakukan secara berulang-ulang.

6. Pengembangan Motorik Halus

Latihan-latihan khusus yang dapat diberikan pada anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halus menurut Tin Suharmini dalam Purwandari, 2005: 101 ialah dengan “meremas, memegang benda seperti pensil, kuas warna dengan benar, menggunting, dan melipat”. Menurut Sumantri 2005: 151 pengembangan keterampilan motorik halus dapat melalui kegiatan seperti meronce melipat, menggunting, mengikat, membentuk, menulis awal, dan menyusun. Pada penelitian ini akan dikaji dan difokuskan pada kegiatan meremas dan membentuk menggunakan bahan yang aman bagi siswa dan

Dokumen yang terkait

KEAKTIFAN BELAJAR SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS V B DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PEMBERIAN REWARD DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 263

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III MELALUI BERMAIN PLAYDOUGH/ADONAN DI SEKOLAH LUAR BIASA DAMAYANTI YOGYAKARTA.

1 7 215

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN MELALUI METODE PERMAINAN SNOWBALL THROWING DI KELAS I SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 SLEMAN.

0 3 350

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPAKAIAN PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 1 252

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENCUCI PAKAIAN PADA SISWA TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 1 275

PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR TULISAN LABEL BUNGKUS MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA FUNGSIONAL PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS VI SD DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

1 29 225

PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 9 186

TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN DI SLB NEGERI PEMBINA GIWANGAN UMBULHARJO YOGYAKARTA.

1 4 102

Efektivitas model pembelajaran “rombel” terhadap kompetensi keterampilan vokasional siswa tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyaka

0 0 6

PENGARUH PERMAINAN EDUKATIF MERONCE TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MERONCE PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG

0 1 6