populasi Sampel Populasi dan Sampel

commit to user Table 3.2. Data produsen pupuk organik dan pestisida organik Kabupaten Sragen No Kecamatan Jumlah produsen Volume yang tersedia Volume yang tersalurkan Volume yang tersisa Pupuk ton Pestisi daLtr Pupuk ton pestisi daLtr Pupuk ton pestisi daLtr Pupuk ton pestisi daLtr 1 Sragen 3 107 107 2 Karangmalang 10 3 420 3600 341 2825 79 775 3 Kedawung 7 391 391 4 Sidoharjo 12 1 199 54 199 54 5 Masaran 5 125 108 17 6 Gondang 16 3 1.119 588 1.089 576 30 12 7 Sambungmacan 43 3 1.047 2677 1.001 1177 46 1500 8 Ngrampal 7 149 149 9 Sambirejo 23 4 1.238 2474 1.238 2474 10 Gemolong 29 180 180 11 Miri 4 5.482 1 5481 12 Kalijambe 89 2 642 24 603 129 39 ‐150 13 Tanon 6 157 157 14 Plupuh 20 1.926 1.696 230 15 Sumberlawang 18 2 105 131 82 89,5 23 41,5 16 Gesi 10 1 319 110 151 10 168 100 17 Tangent 33 1 291 22 291 22 18 Mondokan 11 383 353 30 19 Sukodono 11 3 652 505 652 505 20 Jenar 20 110 110 Sumber: data sekunder BAPPELUH Kab. Sragen 2009 Data diatas dijelaskan pada tahun 2009, kecamatan Sambirejo mampu menghasilkan 1.238 ton pupuk organik dan 2.474 liter pestisida organik. Semua produksi pupuk dan pestisida mampu terserap semua untuk budidaya padi organik.

C. Populasi dan Sampel

1. populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh petani padi organik yang ada di Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Data yang diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sambirejo menunjukan populasi sebagai berikut: commit to user Tabel 3.3 Data petani padi organik Kecamatan Sambirejo No Desa Jumlah kelompok tani Jumlah petani 1 Sukorejo 5 413 2 Jambeyan 3 59 3 Sambi 3 91 4 Blimbing 2 240 5 Dawung 2 56 6 Sambirejo 2 84 7 Jetis 2 185 8 Musuk 2 45 9 Kadipiro 2 75 Total 23 1248 Sumber: Data sekunder BPP Kec. Sambirejo 2008

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan budidaya padi organik. Pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Menurut Suyanto dan Sutinah 2005 mengatakan satu hal yang perlu dicatat disini adalah cluster sampling dikenal pula dengan sebutan multistage random sampling, karena cara ini dikerjakan melalui tahapan-tahapan tertentu. Cara peng-clusteran- nya sebagai berikut: tahap pertama, mereka dibagi berdasarkan wilayah desa, tahap kedua, cluster wilayah desa tersebut di bagi dalam wilayah kelompok tani dan pada tahap ketiga, masing-masing kelompok diambil responden secara acak sesuai dengan proporsional. Sembilan desa di Kecamatan Sambirejo yang melakukan budidaya padi organik, diambil empat desa dengan jumlah petani padi organi terbanyak tabel.3.2. Tahap peng-clusteran-nya bisa dilihat dalam tabel 3.4 berikut ini: commit to user Table 3.4. tahap peng-clusteran Untuk pengambilan jumlah sampel sebanyak 40 responden dengan rumus sebagai berikut: ni = n N nk keterangan : ni : Jumlah sampel dari masing-masing Desa nk : Jumlah petani padi organik dari masing-masing Desa N : Jumlah populasi n : Jumlah petani responden yang diambil sebanyak 40 petani Tabel 3.5 Sampel penelitian No Nama desa Kelompok tani Populasi Sampel 1 Sukorejo 5 413 18 2 Blimbing 2 240 10 3 Jetis 2 185 8 4 Sambi 3 91 4 Total 12 929 40 Sumber: Data sekunder BPP Kec. Sambirejo 2008 Tahap I Tahap II Tahap III Dibagi berdasrkan wilayah desa. Yaitu: 1. Sukorejo 2. Jambeyan 3. Sambi 4. Blimbing 5. Dawung 6. Sambirejo 7. Jetis 8. Musuk 9. Kadipiro Diambil empat Desa dengan jumlah petani padi organik terbanyak sekaligus dibagi dalam wilayah kelompok tani, yaitu: • Sukorejo: 5 kelompok tani dengan 413 petani. • Blimbing: 2 kelompok tani dengan 240 petani. • Jetis: 2 kelompok tani dengan 185 petani • Samba: 3 kelompok petani dengan 91 petani Dari masing-masing kelompok tani diambil sampel secara acak sebanyak 40 responden, didapatkan sampel table 3.5 Keterangan: Dari Sembilan desa ini kemudian diambil 4 desa dengan jumlah petani padi organik terbanyak commit to user

D. Jenis dan Sumber Data

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KELOMPOK TANI SRI MAKMUR DALAM BUDIDAYA PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KEBUPATAN SRAGEN

0 13 131

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR – FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI PETANI PADA BUDIDAYA TANAMAN JERUK BESAR DI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

0 4 79

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JARAK PAGAR DI KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

0 10 109

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI SINTANUR DI DESA PEENG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 74

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

0 9 92

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 8 83

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DI KABUPATEN SRAGEN.

0 0 7

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN PETANI PADI ORGANIK DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN PERUSAHAAN BERAS “PADI MULYA” DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN.

0 0 14

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 0 12

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 0 1