Tingkat Adopsi Pada Pembenihan Padi Organik

commit to user Berkaitan dengan sumber benih yang digunakan, sebagian besar petani padi organik di Kecamatan Sambirejo mendapatkan benih dengan cara penyisihan hasil panen yang sudah diseleksi pada musim tanam sebelumnya. Lama penggunaan varietas tersebut diatas petani padi organik sudah menggunakan lebih dari dua tahun, rata-rata petani memakai varietas tersebut sudah bertahun-tahun. Hal seperti ini saat ini sudah menjadi kebiasaan dan kegemaran petani di Kecamatan Sambirejo.

2. Tingkat Adopsi Pada Pembenihan Padi Organik

Pembenihan merupakan salah satu tahap dalam budidaya padi organik atau budidaya padi pada umumnya. Dalam pembenihan indikator yang digunakan meliputi: seleksi benih, penyiapan tempat pembenihan, pengecambahan benih, penyebaran benih, dan pengairan. Adapun secara rinci dapat dilihat pada table 5.12. Tabel 5.12.Tingkat Penerapan Teknologi Organik Pada Tahap Pembenihan Padi Organik. No Kategori Skor Jumlah orang Persentase Rata-rata 1 Rendah 10-16 7 17,5 2 Sedang 17-23 14 35 2 3 Tinggi 24-30 19 47,5 Jumlah 40 100 Sumber : Analisis data primer 2010. Analisis data lapangan diketahui bahwa rata-rata tingkat penerapan petani pada tahap pemilihan varietas berada pada kategori sedang. Dari tabel 5.12 diperoleh data bahwa sebanyak 47,5 persen responden berada pada kategori tinggi, 35 persen pada kategori sedang, dan 17,5 persen pada kategori rendah. Kondisi ini bisa dilihat dari sebagian besar petani menggunakan benih dengan kriteria: jenisnya murni, bernas, kuning, sehat, bebas dari penyakit, bebas dari campuran biji rerumputan yang tidak di kehendaki dan daya kecambah tinggi. Kondisi ini tidak lepas dari proses penyeleksian benih yang sudah dilakukan petani selama bertahun-tahun, sehingga petani padi organik di Kecamatan Sambirejo sudah berpengalaman bagai mana menilai benih yang unggul dan bagus. Dalam commit to user pertanian organik kriteria benih unggul tidak terlalu berbeda dengan pertanian anorganik, hanya satu perbedaannya adalah pertanian organik lebih cocok menggunanakan varietas alami. Petani padi organik di Sambirejo dalam melakukan seleksi benih sudah sesuai dengan tata cara seleksi benih untuk budidaya padi organik karena caranya sama dengan seleksi benih padi pada umumnya yaitu dengan merendam benih padi dalam air sehingga dengan cara demikian akan diketahui butir-butir padi yang isi dengan yang kosong. Petani hendaklah memperhatikan betul tahap seleksi benih ini, karena dalam melakukan seleksi benih seharusnya petani mengetahui ciri- ciri fisik benih yang baik untuk dibudidayakan. Petani akan sangat sia-sia ketika melakukan perawatan tanaman jika dalam melakukan seleksi benih sudah tidak benar dan yang ditanam adalah benih yang jelek mutunya. Pengetahuan petani akan kebutuhan benih dalam tiap patoknya juga berdasarkan perhitungan antara jarak tanaman dengan luas lahan. Atas dasar perhitungan jarak tanam dengan luas lahan inilah petani mengetahui kebutuhan benih tiap patoknya, namun dengan luas lahan dan jarak tanam yang tetap dan pengalaman bertanam padi yang sudah bertahun-tahun seolah-olah alasan mendasar tadi menjadi sebuah kebiasaan. Petani padi organik menentukan luas tempat pembenihan tidak mempunyai dasar yang jelas, perhitungannya hanya berdasarkan perkiraan saja seperti yang biasa dilakukan oleh kebanyakan petani pada umumnya. Luasan tempat pembenihan akan berpengaruh pada proses tumbuh bibit padi. Jika luas tempat pembenihan tidak sesuai dengan jumlah benih yang ditebarkan maka benih akan tersebar secara berdekatan atau bahkan akan tumpang tindih dengan yang lainnya, padahal seharusnya tersebar secara merata dan tidak tumpang tindih. Akibatnya, bibit akan tumbuh saling berjejal sehingga sinar matahari tidak dapat menembus sela-sela bibit. Kondisi semacam ini akan mengakibatkan pertumbuhan benih yang tidak seragam, kurang kokoh karena kurang sinar matahari sehingga saat dipindahkan ke lahan akan banyak yang mati. commit to user Berkenaan dengan drainase di tempat pembenihan, petani sudah membuat parit disekitar tempat pembenihan. Parit berfungsi sebagai saluran pembuangan air saat tempat pembenihan kelebihan air karena jika air yang menggenang di tempat pembenihan cukup tinggi akan mengakibatkan turunya mutu bibit. Drainase yang buruk akan mengkibatkan perakaran yang tidak sempurna karena suhu didalam tanah terlalu rendah. Pemberian pupuk organik komposkandang di tempat pembenihan akan berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah agar bibit dapat tumbuh optimal. Petani padi organik di Kecamatan Sambirejo memberikan pupuk organik yang disesuaikan dengan luas tempat pembenihan yang digunakan. Petani padi organik sebagian besar memberikan pupuk organik ditempat persemaian. Fase pengecambahan benih, petani merendam benih dengan air tanpa zat penangkal hama selam satu hari satu malam. Setelah itu ditiriskan dan dimasukan kedalam kantong plastik dan diperam selama 24 jam sehingga benih akan mulai berkecambah, setelah itu baru benih disebarkan ditempat pembenihan. Penyebaran benih dilakukan secara merata di tempat pembenihan. Sebagian besar petani melakukan penyebaran benih secara benar yaitu disebarkan secara merata dan dimulai dari pinggir. Penyebaran benih dilakukan secara merata bertujuan supaya benih yang disebarkan tidak tumpang tindih dan dapat tumbuh secara optimal menjadi bibit yang sehat dan kokoh. Bibit sudah bisa dipindahkan apabila sudah berumur 21-25 hari dengan syarat pengairan lancar, jika pengairan tidak lancar bisa lebih dari 25 hari. Petani padi organik di kecamatan Sambirejo membibitkan benih padi selama 18-21 hari setelah itu baru di pindahkan ke sawah. Bibit siap ditanam jika sudah berumur 21-25 hari. Ada juga yang lebih baik dalam menilai bibit yang baik yaitu dengan menilai keseragaman pertumbuhan, warna daun dan tinggi bibit. Syarat bibit yang baik untuk dipindahkan ke sawah adalah tinggi sekitar 25 cm, memiliki commit to user malai 5-6 helai daun, batang bawah besar dan keras, bebas hama dan penyakit, serta jenisnya seragam. Umur bibit berpengaruh terhadap produktivitas dan untuk setiap varietas memiliki umur yang ideal untuk setiap tanaman. Varietas genjah 100-115 umur bibit terbaik untuk dipindahkan adalah 18-21 hari. Varietas sedang sekitar 130 umur bibit terbaik untuk dipindahkan adalah 21-25 hari. Sementara untuk varietas dalam sekitar 150 umur bibit terbaik untuk dipindahkan adalah 30-34 hari.

3. Tingkat Adopsi Pada Penyiapan Lahan Untuk Budidaya Padi

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KELOMPOK TANI SRI MAKMUR DALAM BUDIDAYA PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KEBUPATAN SRAGEN

0 13 131

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR – FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI PETANI PADA BUDIDAYA TANAMAN JERUK BESAR DI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

0 4 79

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JARAK PAGAR DI KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

0 10 109

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI SINTANUR DI DESA PEENG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 74

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

0 9 92

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 8 83

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DI KABUPATEN SRAGEN.

0 0 7

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN PETANI PADI ORGANIK DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN PERUSAHAAN BERAS “PADI MULYA” DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN.

0 0 14

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 0 12

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 0 1