commit to user
1. Hubungan Umur Petani Dengan Penerapan Teknologi Budidaya Padi
Organik
Melihat hasil analisis diperoleh nilai koefisien korelasi rs sebesar
0,346
. Sehingga dapat dilihat bahwa pada taraf kepercayaan 95 dan t hitung t tabel
2,273
2,024 ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan
antara umur petani dengan penerapan teknologi budidaya padi organik. Hal ini karena umur akan mempengaruhi kemampuan seseorang
dalam menerima informasi atau teknologi dan umur juga akan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam olah fisik maupun
keterampilannya. Artinya semakin tinggi umur petani semakin rendah tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik. Hal ini dikarenakan
petani yang secara usia dia semakin tua atau lanjut usia responnya dalam memahami dan menerima suatu inovasi akan semakin lamban.
Petani dengan usia yang lebih muda dia akan lebih mudah menerima dan memahami inovasi yang ada. Hasil analisis dilapangan
menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah berada pada usia produktif dan 18 responden berumur sekitar 42 tahun-54 tahun, pada umur
inilah petani secara pengalaman bertani lebih banyak dibandingkan yang lebih muda usianya dan pada umur inilah petani lebih mudah menerima
dan memahami inovasi dari pada petani yang usianya lebih tua.
2. Hubungan Pendidikan Formal Petani Dengan Penerapan Teknologi
Budidaya Padi Organik
Tabel 5.16 dijelaskan bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,333 maka t hitung t tabel 2,177 2,024 ini menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara pendidikan formal dengan penerapan teknologi budidaya padi organik. Tingkat pendidikan yang semakin maju atau tinggi yang
dimiliki seseorang akan membuat orang tersebut semakin terbuka menerima inovasi, karena pengetahuan yang dia miliki semakin luas,
interaksi dia dengan orang lainpun juga semakin banyak. Hasil dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
tingkat pendidikan formal yang ditempuh oleh petani, menyebabkan
commit to user
semakin tingginya tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik. Hal ini bisa terjadi dikarenakan semakin banyaknya pengetahuan yang
diperoleh petani tentang budidaya padi organik. Selain itu dengan pendidikan yang tinggi membuat petani lebih terbuka dalam menerima
inovasi, karena petani lebih banyak informasi yang diperoleh sehingga dia bisa menilai dan menimbang apa yang baik untuk petani lakukan.
Kondisi masyarakat yang sedemikian harus dibuat kebijakan yang bisa meningkatkan pengetahuan petani, kebijakan itu salah satunya dengan
mengintensifkan kegiatan pendidikan informal atau non formal. Dari hasil pengamatan dilapangan hal ini sudah baik pelaksanaannya, tetapi perlu
dievaluasi secara rutin untuk didapatkan metode yang lebih efektif. Salah satunya adalah mengoptimalakan keberadaan tokoh-tokoh kunci di
masyarakat. Tokoh-tokoh kunci bisa membantu atau justru akan lebih mudah mendapat kepercayaan petani padi secara luas.
3. Hubungan Pendidikan Non Formal Petani Dengan Penerapan