Pengalaman Usaha Tani Padi Organik Kosmopolitan

commit to user dan untuk lingkungan sosial petani rata-rata petani berada pada kategori sedang . Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peran lingkungan sosial cukup berpengaruh terhadap petani dalam menerapkan teknologi budidaya padi organik. Keberadaan tokoh kunci atau lingkungan sosial menjadi mitra penting dalam penerapan informasi atau inovasi. Kategori sedang berada pada urutan ke dua yaitu sebanyak 10 petani atau 25 persen, dan urutan terakhir yaitu kategori rendah dengan jumlah petani sebanyak Sembilan petani atau 22,5 persen dari jumlah responden.

7. Pengalaman Usaha Tani Padi Organik

Pengalaman usaha tani adalah lamanya petani dalam melakukan budidaya padi organik sampai penelitian ini dilaksanakan. Untuk mengetahui pengalaman usaha tani padi organik petani secara keseluruhan dapat diketahui pada tabel 5.8: Tabel 5.8. Distribusi Responden Berdasarkan lingkungan sosial petani. No Keterangan Jumlah orang Persentase Kategori Rata- rata 1 9 tahun 14 35 Tinggi 2 7-9 tahun 14 35 Sedang 2 3 7 tahun 12 30 rendah Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis data primer 2010. Tabel 5.8 diatas dijelaskan bahwa pengalaman usaha tani padi organik responden ada prosentase yang sama yaitu kategori tinggi dan sedang. Masing-masing kategori terdapat 14 petani atau 35 persen dari total responden. Kategori tinggi adalah petani dengan lama usaha tani lebih dari 9 tahun, dimana petani ini sudah mengusahakan padi organik sejak sebelum diwacanakan program pertanian organik oleh pemerintah Sragen pada tahun 2001. Petani kategori sedang adalah petani yang usaha taninya berlangsung selama 7-9 tahun, dimana petani ini menjalankan pertanian organik sejak ada wacana dari pemerintah Sragen yaitu antara tahun 2001-2003. Kategori rendah ada di urutan terakhir dengan jumlah petani sebanyak 12 petani atau 30 persen, dimana petani di kategori ini adalah mereka yang menjalankan program pertanian organik setelah tahun 2003. Program commit to user pertanian organik di Kabupaten Sragen belum berjalan lama, yaitu baru dimulai tahun 2001 dengan pewacanaan pertanian organik. Rata-rata pengalaman usaha tani padi organik yang dimiliki petani berada pada kategori sedang. Pada tahun 2003 Bupati Sragen mencanangkan program pertanian organik secara resmi. Pertanian organik dalam bidang budidaya padi organik mulai dikelola secara lebih professional. Perubahan pengelolaan ini mempengaruhi pengalaman petani dalam menerapkan teknologi budidaya padi organik.

8. Kosmopolitan

Kosmopolitan dalam penelitian ini adalah tingkat hubungan petani dengan dunia luar di luar sistem sosial sendiri yang dinyatakan melalui frekuensi bepergian keluar desa yang berhubungan dengan kegiatan pertanian, khususnya yang berkaitan dengan budidaya padi organik. Tingkat kosmopolitan akan sangat berpengaruh dengan informasi yang diterima petani, hal ini akan berakibat juga pada kemampuan petani menerapkan teknologi padi organik. Untuk mengetahui tingkat kosmopolitan petani secara keseluruhan dapat diketahui pada tabel 5.9: Tabel 5.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kosmopolitan. No Keterangan Jumlah orang Persentase Kategori Rata- rata 1 18-23 kali tahun 10 25 Tinggi 2 12-17 kalitahun 28 70 Sedang 2 3 6-11 kalitahun 2 5 rendah Jumlah 40 100,0 Sumber : Analisis data primer 2010. Tabel 5.9 diata diketahui bahwa tingkat kosmopolitan responden sebagian besar berada pada tingkat sedang yaitu 28 responden atau 70 persen dengan frekuensi 12-17 kalitahun. Tingkat kosmopolitan kategori tinggi terdapat 10 responden atau 25 persen, dan kategori rendah terdapat 2 responden atau lima persen. Rata-rata kosmopolitan petani berada pada kategori sedang.Data ini menandakan bahwa informasi yang diperoleh petani tentang budidaya padi organik sudah cukup. commit to user

B. Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi Organik

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KELOMPOK TANI SRI MAKMUR DALAM BUDIDAYA PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KEBUPATAN SRAGEN

0 13 131

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR – FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI PETANI PADA BUDIDAYA TANAMAN JERUK BESAR DI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

0 4 79

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JARAK PAGAR DI KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

0 10 109

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI SINTANUR DI DESA PEENG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 74

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

0 9 92

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 8 83

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DI KABUPATEN SRAGEN.

0 0 7

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN PETANI PADI ORGANIK DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN PERUSAHAAN BERAS “PADI MULYA” DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN.

0 0 14

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 0 12

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 0 1