commit to user
yang dilakukan setelah tanah diberi pupuk kandang atau kompos tanah kemudian digaru diratakan agar tanah menjadi rata dan membenamkan
rumput-rumput yang masih ada dipermukaan. Atau sebelum dibajak, tanah sudah terlebih dahulu disebari pupuk kandang atau kompos setelah itu
dibajak. Dari pengamatan dilapangan diperoleh juga tidak semua petani menggunakan pupuk kandang atau kompos saja setelah pemupukan,
namun ada yang mencampurkan pupuk organik dengan pupuk kimia. Para petani padi organik di Kecamatan Sambirejo sumber pengairan
sawahnya berasal dari sumber mata air. Di Kecamatan Sambirejo ada sekitar tujuh sumber air yang dikelola pemerintah Sambirejo untuk
pengairan pertanian, tujuh sumber air ini adalah bendungan gepuk, bendungan kedung gempol, bendungan nangsri, bendungan kedungsong,
bendungan gamping, bendungan sedayu, dan bendungan Serambang.
4. Tingkat Adopsi Pada Penanaman Padi Organik
Penanaman pada dasarnya memindahkan bibit yang siap tanam dari tempat pembenihan ke lahan yang siap ditanami. Penilaian tingkat adopsi
teknologi budidaya padi organik pada tahap penanaman menggunakan beberapa indikator, yang meliputi jarak tanam yang digunakan dan jumlah
bibit yang ditancapkan dalam setiap rumpun. Untuk mengetahui sikap tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap penanaman
dapat dilihat pada tabel 5.14 : Tabel 5.14. Tingkat Penerapan Teknologi Budidaya Padi Organik Pada
Tahap Penanaman Padi Organik. No Kategori
Skor Jumlah
orang Persentase
Rata-rata 1 Rendah 2-3,3
4 10
2 Sedang 3,4-4,7 12
30 2
3 Tinggi
4,8-6 23
60 Jumlah
40 100
Sumber : Analisis data primer 2010. Tabel 5.14 diatas menjelaskan rata-rata tingkat adopsi petani pada
tahap penanaman padi organik berada pada tingkat sedang dan diketahui
commit to user
bahwa tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap penanaman ini mayoritas masuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 23
responden atau 60 persen. Dari data diatas bisa diketahui bahwa sebagian besar petani sudah menerapkan teknologi budidaya padi organik pada
tahap penanaman. Kategori sedang ada di urutan kedua dengan 12 responden atau 30 persen, dan kategori rendah ada di urutan ke tiga
dengan 4 responden atau 10 persen. Jarak tanam antar tanaman di lahan juga mempengaruhi tinggi
rendahnya produktivitas padi, hal ini akan sangat terkait dengan pemenuhan nutrisi dari tanah untuk tanaman itu sendiri serta penerimaan
sinar matahari dalam melakukan fotosintesi. Menurut andoko 2002 yang dikutip dari Wahyu 2004 penentuan jarak tanam sendiri dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu varietas dan kesuburan tanah. Bila varietasnya memiliki sifat merumpun tinggi maka jarak tanamnya harus lebih lebar dari padi
yang memiliki sifat merumpun rendah. Sementara bila tanah sawah lebih subur, jarak tanam lebih lebar dari pada tanah yang tidak subur.
Jumlah bibit dalam setiap rumpun dapur yang ideal adalah 3-4 bibit, namun hal ini sangat tergantung pada kondisi lahan serta varietas
yang digunakan. Apabila daya rumpunnya tinggi dan tanahnya subur maka jumlah bibit yang dimasukan dalam satu rumpun juga sedikit sekitar 2-3
bibit. Berdasarkan tabel 5.13 tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik pada tahap penanaman padi organik masuk dalam kategori tinggi,
petani padi organik menanam padi dengan jarak 20 cm x 20cm. Petani menanaman bibit dalam satu rumpun berjumlah 3-4 bibit. Petani padi
organik menancapkan bibit padinya dengan pola leter “L”, pola leter L disini maksudnya adalah posisi akar diletakkan memanjang diatas tanah
sedangkan batang bibit tegak berdiri. Pola leter L ini bertujuan untuk memperbanyak anakan yang akan tumbuh.
commit to user
5. Tingkat Adopsi Pada Perawatan Padi Organik