Hubungan Pendidikan Non Formal Petani Dengan Penerapan Hubungan Pendapatan Petani Dengan Penerapan Teknologi

commit to user semakin tingginya tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik. Hal ini bisa terjadi dikarenakan semakin banyaknya pengetahuan yang diperoleh petani tentang budidaya padi organik. Selain itu dengan pendidikan yang tinggi membuat petani lebih terbuka dalam menerima inovasi, karena petani lebih banyak informasi yang diperoleh sehingga dia bisa menilai dan menimbang apa yang baik untuk petani lakukan. Kondisi masyarakat yang sedemikian harus dibuat kebijakan yang bisa meningkatkan pengetahuan petani, kebijakan itu salah satunya dengan mengintensifkan kegiatan pendidikan informal atau non formal. Dari hasil pengamatan dilapangan hal ini sudah baik pelaksanaannya, tetapi perlu dievaluasi secara rutin untuk didapatkan metode yang lebih efektif. Salah satunya adalah mengoptimalakan keberadaan tokoh-tokoh kunci di masyarakat. Tokoh-tokoh kunci bisa membantu atau justru akan lebih mudah mendapat kepercayaan petani padi secara luas.

3. Hubungan Pendidikan Non Formal Petani Dengan Penerapan

Teknologi Budidaya Padi Organik Tabel 5.16 dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,442 maka t hitung t tabel 3,037 2,024 ini menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara pendidikan non formal dengan penerapan teknologi budidaya padi organik. Artinya pendidikan non formal mengakibatkan dampak yang sangat signifikan terhadap tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik. Hal ini karena dengan pendidikan non formal seperti kegiatan penyuluhan petani memperoleh informasi mengenai budidaya padi organik. Pendidikan non formal yang sering dilakukan saat ini adalah kegiatan penyuluhan yang rata-rata dilaksanakan 1 kali per bulan. Untuk lebih mengintensifkan program pendidikan non formal agar semakin sering diperoleh seluruh petani padi organik bisa ditempuh dengan cara pemerintah melibatkan stakeholders yang lainnya, seperti pelibatan pihak swasta, tokoh masyarakat, perusahaan-perusahaan dan commit to user pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk memberikan penyuluhan kepada petani padi organik.

4. Hubungan Pendapatan Petani Dengan Penerapan Teknologi

Budidaya Padi Organik Tabel 5.16 dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien rs sebesar 0,327 maka t hitung t tabel 2,133 2,024 ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendapatan petani dengan penerapan teknologi budidaya padi organik. Artinya semakin tinggi pendapatan petani maka semakin tingkat penerapan teknologi budidaya padi organik. Pendapatan petani yang tinggi bisa meningkatkan area budidaya padi organik dan juga untuk mencukupi upah tenaga kerja. Meningkatnya luas area produksi memperbesar kemungkinan keuntungan yang diperoleh petani, karena jumlah produksi juga meningkat. Nilai ekonomi padi organik dengan padi biasa lebih tinggi. Dari hasil wawancara dilapangan diperoleh data bahwa harga Gabah Kering Panen GKP padi organik adalah sebesar sekitar 4000 rupiah per kilogram sedangkan padi biasa sekitar 3000 rupiah per kilogram, atau selisih sekitar 1000 rupiah per kilogram. Dari hasil wawancara dengan petani rata-rata produksi padi organik per musim tanam per hektar adalah sekitar 5-6 ton. Padi organik tidak membutuhkan in put yang besar dari luar terutama kebutuhan penggunaan pupuk atau pestisida kimia yang selama ini menjadi beban tanggungan sendiri bagi petani dalam budidaya padi non organik. Potensi pertanian organik yang hanya membutuhkan in put dari luar yang sedikit ini mampu memperbesar keuntungan yang diperoleh petani, apalagi nilai ekonomis padi organik relatif stabil dari pada padi jenis non organik, karena harga padi organik cenderung stagnan saat harga beras turun dan akan mengalami kenaikan ketika ada kenaikan harga. Dengan demikian kehidupan petani dimungkinkan bertambah kesejahteraannya. commit to user

5. Hubungan Luas Lahan Petani Dengan Penerapan Teknologi

Dokumen yang terkait

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA KELOMPOK TANI SRI MAKMUR DALAM BUDIDAYA PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KEBUPATAN SRAGEN

0 13 131

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR – FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI PETANI PADA BUDIDAYA TANAMAN JERUK BESAR DI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

0 4 79

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JARAK PAGAR DI KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

0 10 109

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI SINTANUR DI DESA PEENG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 74

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK DI DESA SUKOREJO KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN

0 9 92

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 8 83

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN KEBIASAAN MEROKOK DI KABUPATEN SRAGEN.

0 0 7

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN PETANI PADI ORGANIK DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN PERUSAHAAN BERAS “PADI MULYA” DI KECAMATAN SAMBIREJO KABUPATEN SRAGEN.

0 0 14

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 0 12

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Padi Sawah dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi (Studi Kasus: Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan)

0 0 1