S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 31 Gambar 3.11 Perkembangan luas hutan tanaman
3.4 Pantai dan Laut
Provinsi Sumatera Selatan mempunyai 23 pulau dengan panjang garis pantai 570,14 kilometer, meliputi Kabupaten Ogan Komering Ilir sepanjang 295,14 km dan Kabupaten
Banyuasin sepanjang 275,00 km dengan luas perairan laut total 844.700 ha http:beritapagi.co.id20160317sumsel-miliki-23-pulau.html. Banyak penduduk di
sepanjang pantai ini tergantung kehidupannya sebagai nelayan dan petambak, terutama di
Kecamatan Tulung Selapan dan pesisir pantai Kecamatan Cengal. Kelestarian kawasan pantai dan laut sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha masyarakat ini.
Kondisi pantai dan laut sangat dipengaruhi oleh kondisi daerah aliran sungai di daratan. Kondisi ini dapat dilihat salah satunya dengan melihat tingkat padatan tersuspensi Total
Suspended SolidTSS di lepas pantai Provinsi Sumatra Selatan. Namun sangat disayangkan data dan informasi tersebut tidak ada, sehingga perlu pendekatan tidak
langsung untuk mengetahuinya. Penelitian Arief dan Widowati 2006 menemukan hubungan yang bagus antara TSS dengan digital number dari band 1, band 2, dan 3 dan
band 4 satelit Landsat. Hubungan tersebut dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
MPT ppm = -15.8049+0.6674bl-1.066b2 +0.9437b3+0.l939b4 Dimana : b1 adalah reflektansi kanal biru, b2 : reflektansi kanal hijau, b3 : reflektansi kanal
biru
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 32 Berdasarkan persamaan di atas dapat diduga perubahan kandungan TSS, sehingga
diketahui statusnya bila dibandingkan dengan regulasi yang mengaturmenentukan baku mutu air laut. Gambar 3.11 menunjukkan perubahan kualitas perairan pantai Provinsi
Sumatera Selatan. Nilai kandungan TSS tahun 2010 dan 2015 berkisar dari 10
– 250 ppm. Trend dari tahun 2010 ke 2015 menunjukkan secara umum kondisi semakin memburuk,
walaupun di beberapa lokasi menunjukkan perbaikan. Bila dibandingkan dengan ambang batas konsentrasi TSS menurut Kepmen Lingkungan Hidup No.51 tahun 2004 tentang baku
mutu air laut, ambang batas nilai TSS adalah 80 ppm atau 80 mgliter, maka dapat dikatakan bahwa kondisi perairan provinsi Sumatra Selatan dalam kondisi terganggu
Gambar 3.12 a dan b.
Gambar 3.12 Sebaran TSS, a Tahun 2010, b Tahun 2015
Kondisi kualitas air di pesisir tidak lepas dari kondisi lahan di terestrial. Dari analisis kekritisan lahan, diketahui bahwa lebih dari 44 lahan di provinsi ini dalam kondisi kritis dan
sangat kritis dan hanya 11 dalam kondisi baik Tabel 3.1. Lahan kritis cenderung akan menyebabkan tingkat erosi yang lebih tinggi, terlebih bila curah hujan yang tinggi dan
terletak pada slope yang curam, seperti di daerah pegunungan Bukit Barisan Selatan, di bagian barat Provinsi Sumatera Selatan Gambar 3.13.
Tabel 3.1 Rincian lahan kritis di Provinsi Sumatera Selatan No. Tingkat Kekritisan
Luas Ha 1
Tidak Kritis 973.300,36
11,10 2
Potensial Kritis 1.847.000,34
21,06 3
Agak Kritis 2.038.905,18
23,25 4
Kritis 3.690.341,18
42,08 5
Sangat Kritis 221.029,66
2,52 6
Total 8.770.576,719