Hutan Tanaman SSBSAP BUKU UTAMA FINAL 20170508

S TRATEGI DAN R ENCANA A KSI K EANEKARAGAMAN H AYATI P ROVINSI S UMATERA S ELATAN | 35 ekosistem riparian, ekosistem karst dan ekosistem danau rawa banjiran. Sedangkan spesies keanekaragaman hayati tumbuhan yang telah berhasil didaftarkan berjumlah 877 spesies tumbuhan Lampiran 10, keanekaragaman hayati satwa terdiri dari 65 spesies amfibi, 71 spesies reptilia, 81 spesies mamalia 11 spesies primata; 70 spesies non-primata, 334 spesies burungaves, dan 133 spesies arthropoda Lampiran 11, dan biota perairan yang terdiri dari 270 spesies ikan, 75 spesies zooplankton, 66 spesies perifiton, 79 spesies zoobenthos Lampiran 12.

4.1 Keanekaragaman Ekosistem and Tumbuhan

4.1.1 Ekosistem Perairan Tawar 4.1.1.1 Ekosistem sungai Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu, berasal dari air tanah, air hujan dan atau air permukaan yang akhirnya bermuara di laut, sungai atau perairan terbuka yang luas Ilyas 1990 dan merupakan badan air yang kontinum Vannote, et al., 1980. Konsep kontinum sungai menggambarkan perubahan struktur dan fungsi komunitas panjang sungai yang disebabkan oleh variasi geofisik sungai sehingga terjadi perubahan gradien dari hulu ke hilir sungai. Sebuah sungai dapat melalui wilayah dengan topografi pegunungan dan perbukitan hingga ke wilayah dataran rendah yang di dalamnya mengandung unsur-unsur tanah, air dan biota. Sistem sungai yang terbesar dan terkompleks di Sumatera Selatan adalah Sungai Musi. Sungai Musi bagian hulu bersumber air berasal dari pegunungan Bukit Barisan dan Danau Ranau kemudian mengalir ke bagian tengah dan hilir ke arah timur melewati kota Palembang, dan selanjutnya bermuara di Selat Bangka. Panjang sungai tersebut adalah sekitar 700 km Anonimus, 1987. Memiliki beberapa cabang sungai antara lain Batang Tembesi, Batang Tebo, Batang Tebir, Batang Sumai, Batang Merangin, Batang Buyo dan Sungai Alai. Sungai Musi berdasarkan ketinggian dibagi menjadi 3 zona yaitu hulu, tengah dan hilir Samuel, et al., 2002. Zona hulu dimulai dari Taberena sampai Muara Kelingi, berjarak kira- kira 187 km dengan ketinggian 600-40 m di atas permukaan laut. Zona tengah dimulai dari Muara Kelingi sampai ke Desa Tebing abang berjarak kira-kira 177 km dengan ketinggian 40-15 m di atas permukaan air laut. Zona hilir dimulai dari Desa Tebing Abang sampai Muara Sungai Musi Selat Bangka berjarak kira-kira 146 km dengan ketinggian 15-0 m di atas permukaan air laut. Zona hulu sungai upper stream memiliki kecepatan arus dan kandungan oksgen terlarut tinggi, struktur substrat dasar didominasi oleh batuan-batuan yang terkikis air boulder, kerikil gravel dan pasir sand Utomo, 2002 dan memiliki S TRATEGI DAN R ENCANA A KSI K EANEKARAGAMAN H AYATI P ROVINSI S UMATERA S ELATAN | 36 curah hujan yang tinggi. Karakter energi utamanya adalah allothonous bahan organik yang diproduksi dari dataran dan memiliki suhu yang bervariasi antara 18-23 C. Zona tengah middle stream mempunyai kecepatan arus lambat. Arus yang lambat menyebabkan pada daerah ini air tidak banyak berganti, kemudian proses dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri dan jamur untuk menguraikan bahan organik yang terendam yang berasal dari vegetasi di lokasi tersebut dan ditambah pengaruh air rawa di sekitarnya menyebabkan kualitas air di zona tengah sungai agak lain, lebih jelek daripada zona hulu. Biasanya pH dan oksigen terlarut cenderung menurun sedangkan karbondioksida cenderung naik Utomo, 2002. Untuk kondisi substrat dasar, pada zona tengah didominasi oleh lumpur, sedangkan produktivitas primer pada zona ini rendah karena naungan yang lebat, peripiton tumbuh dengan subur di zona ini Allan and Cushing 2001. Zona tengah umumnya banyak terdapat anak-anak sungai yang bermuara di sungai utama, sehingga sifat ekologinya juga sangat kompleks. Perairan zona hilir sungai sangat dipengaruhi oleh keadaan pasang surut air laut, sehingga sifat fisika, biologi dan kimianya sedikit agak berbeda dengan perairan sungai di zona hulu dan zona tengah. Sebagai contoh beberapa daerah yang dipengaruhi pasang surut air laut yang merupakan perairan zona hilir, Sungai Musi, mulai dari tepi laut sampai desa tebing abang Kurang lebih 40 km dari palembang ke arah hulu. Aliran air di sungai cenderung satu arah yaitu dari zona hulu ke zona hilir membawa dampak positif pada zona hilir, dimana air yang datang dari zona hulu membawa nutrien yang berasal dari rembesan air tanah menuju zona hilir sehingga zona hilir sungai biasanya subur. Seperti juga dijelaskan oleh Odum 1971, estuari merupakan daerah perairan yang subur karena di daerah ini terdapat banyak jebakan nutrien akibat pertemuan antara air laut dengan air tawar. Apabila dilihat dari substrat dasarnya, zona hillir memiliki struktur substrat dasar yang didominasi oleh lumpur dan sebagian pasir. Selain berbagai karakteristik itu, zona hilir Sungai Musi, merupakan kawasan industri. Jenis Industri antara lain Pertamina, Pusri, minyak kelapa sawit, kayu plywood, pupuk, petrokimia, dll. Utomo, et al., 1990.

4.1.1.2 Ekosistem danau

Danau Ranau merupakan danau tekto-vulkanik yang terletak di dua provinsi, yaitu Sumatera Selatan dan Lampung, pada ketinggian sekitar 540 meter dari permukaan laut dpl. Danau ini memiliki permukaan air seluas 12.590 hektar 125,9 km 2 , kedalaman maksimum 299 meter dan volume air lebih kurang 21.950 x 10 6 m 3 Sulastri, et al., 1999 dalam BPPPU, 2012. Seperti halnya danau-danau yang lain, Danau Ranau juga mengalami fase pasang dan surut karena memiliki inlet dan outlet. Luas permukaan air danau akan meningkat pada puncak musim penghujan dan menyusut pada puncak musim kemarau.