Keanekaragaman Mamalia Non-Primata Keanekaragaman Satwa
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 113 TNKS merupakan rumah bagi 370 spesies burung dan termasuk Daerah Burung Endemik
DBE serta habitat burung jenis pegunungan dan jenis terancam punah seperti Sempidan Sumatera Lophura inornata Lambert dan Howes, 1989.
Tabel 4.13 Tujuh DPB di Wilayah Sumatera Selatan
N o
Nama DPB Kabupaten
Status Kawasan Saat ini
Tipe Ekosistem Luasan
Ha
1 Kerinci Seblat
Kerinci, Pesisir Selatan, Sokol, Musi Rawas,
Bengkulu Utara, Rejang Lebong
Taman Nasional Kerinci Seblat
1
Hutan dataran rendah, Hutan pegunungan
1,368,000
2 Sembilang
Musi Banyuasin Taman Nasional
Sembilang
2
Hutan rawa dan hutan mangrove
400,000 3
Tanjung Selokan
Banyuasin, Ogan Komering Ilir
Hutan Lindung Alam Tanjung Selokan
3
Hutan rawa, hutan mangrove dan hutan
herba 10,000
4 Tanjung Koyan Ogan Komering Ilir
Hutan Lindung Tanjung Koyan
3
Hutan dataran rendah, lahan basah
13,750 5
Dataran Banjir Ogan
Komering Ogan Komering Ilir
Kawasan Lebak atau tanpa irigasi
3
Hutan dataran rendah, danau dan sawah
500,000 6
Gunung Dempo
Lahat Hutan Lindung
Gunung Dempo
4
Hutan pegunungan 38,000
7 Meranti
Musi Banyuasin IUPHHK-RE
5
Hutan dataran rendah 40,000
Total 2,369,750
Keterangan:
1
Taman Nasiona Kerinci Seblat berdasarkan SK Menhut No. 736X-1982 dan perubahan SK. Menhut No. 192Kpts-II96, 5 Januari 1996
2
Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 95Kpts-II2003 tanggal 19 Maret 2003.
3
Berdasarkan RTRWP Sumatera Selatan 2005-2019
4
Hutan Lindung Gunung Dempo berdasarkan SK GB No.6 dan 8 tanggal 21 Oktober 1926.
5
IUPHHK-RE=Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekoistem
b Kawasan Sembilang Kawasan Sembilang, merupakan habitat burung air dan termasuk salah satu tujuan dari jalur
terbang burung migran. Hutan mangrove yang lebat, sungai-sungai yang berliku-liku dan dataran lumpur yang luas tempat persinggahan dan mencari makan bagi burung-burung
migran maupun burung penetap. Kunjungan ke hutan mangrove dan pengamatan satwa dapat dilakukan dengan menyusuri sungai-sungai di TNS.
Berdasarkan Danielsen dan Verheught 1990, kawasan ini menjadi tempat berbiak Bangau bluwok Mycteria cinerea, Bangau storm Ciconia stormi, Bangau tongtong
Leptoptilos javanicus, Elang wallace Spizaetus nanus, Mentok rimba Cairina scutulata, Gajahan timur Numenius madagascariensis, Trinil nordmann Tringa guttifer, Trinil-lumpur
Asia Limnodromus semipalmatus Gambar 4.42, Merpati-hutan perak Columba
argentina, Punai besar Treron capellei, dan Raja-udang kalung-biru Alcedo euryzona.
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 114 Gambar 4.41 Peta Daerah Penting Bagi Burung dan Keragaman Hayati Sumatera Selatan
Gambar 4.42 Trinil-lumpur Asia Limnodromus semipalmatus di Kawasan Sembilang Foto: Andi Nopriansyah, 2015
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 115
c Hutan Lindung Tanjung Selokan Kawasan yang terletak di sebelah timur muara Sungai Musi dan Semenanjung Banyuasin ini,
dulunya hanya dapat dicapai melalui jalan laut, tetapi sekarang dapat dicapai melalui daerah transmigrasi di Padang-Sugihan. Kawasan ini terdiri atas hutan mangrove, beberapa bagian
hutan rawa yang terletak di batas dalam hutan mangrove, dan rawa herba herbaceous
swamps. Kemungkinan saat ini luas hutan mangrove dan hutan rawanya berkisar antara 2.000 sampai 3.000 ha. Kawasan ini banyak dimanfaatkan untuk aktifitas kehutanan,
perikanan dan pertanian di daerah yang terbuka. Kawasan ini merupakan habitat Bangau tongtong Leptoptilus javanicus dan Bangau bluwok Mycteria cinerea Silvius, 1988.
d Hutan Lindung Tanjung Koyan Kawasan ini terletak di pesisir timur antara Tanjung Selokan dan perbatasan Lampung.
Seperti daerah pesisir lainnya, kawasan ini memiliki hutan mangrove, sedikit hutan rawa dan rawa herba herbaceous swamps. Kondisi saat ini tidak diketahui, tetapi karena
keterpencilannya kemungkian kawasan ini terhindar dari kebakaran hutan yang terjadi tahun 1997. Jenis burung yang ditemui diantaranya Bangau bluwok Mycteria cinerea, Bangau
tongtong Leptoptilos javanicus, Kuntul besar Egretta alba, Punai besar Treron capellei, Raja-udang kalung-biru Alcedo euryzona Vertheught dkk, 1993.
e Kawasan Dataran Banjir Ogan Komering Daerah Lebak merupakan danau musiman yang tersebar di dataran banjir di bagian tengah
S. Ogan dan Komering anak Sungai Musi. Pada musim hujan, ketinggian air berkisar antara 4 sampai 5 meter di atas ketinggian pada saat musim kemarau, dan total area
bervariasi antara 5.000 ha bulan Agustus sampai 500.000 ha bulan Februari. Daerah ini dimanfaatkan untuk perikanan dan persawahan. Daerah di sekitar rawa dulunya ditutupi
hutan, yang saat ini sudah hampir hilang, kemungkinan karena badai El Nino tahun 60-an dan 70-an, dan hutan sekunder Melaleuca saat ini umum dijumpai di sana. Tipe habitat di
kawasan ini adalah hutan pinggir sungai dataran banjir dengan rawa permanen dan danau air tawar yang dikelilingi oleh sawah, hutan sekunder dan perkebunan karet.
Kawasan ini merupakan habitat burung air dalam jumlah besar seperti Bangau bluwok Mycteria cinerea, Bangau tongtong Leptoptilos javanicus, Punai besar Treron capellei,
Raja-udang kalung-biru Alcedo euryzona, Kuntul besar Egretta alba, Blekok sawah, Kuntul perak, Kuntul Kerbau, Cangak merah, dan Gagang bayam timur dan Burung sepatu
picisan Vertheught, et al., 1993.
f Hutan Lindung Gunung Dempo Beberapa jenis burung yang ditemukan di kawasan Hutan Lindung Gunung Dempo
termasuk burung sebaran terbatas dan tercancam punah serta jenis primata Hylobates
syndactylus Verbelen, 2000. Jenis burung yang tercatat seperti Puyuh gonggong sumatera Arborophila rubrirostris, Kuau kerdil sumatera Polyplectron chalcurum, Tohtor