S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 177
5.2.7 Respons terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi masyarakat merupakan salah satu pendorong terjadinya penurunan status keanekaragaman hayati. Kondisi sosial dan ekonomi yang lemah mendorong
masyarakat melakukan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berlebihan, perambahan, dan juga perdagangan satwa liar maupun peredaran hasil hutan yang
diperoleh dari pembalakanperburuan liar. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan maupun UPT KLHK telah merespons kondisi sosial dan ekonomi ini melalui berbagai program yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga masyarakat tidak lagi melakukan pelanggaran yang baik secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan
penurunan jumlah dan populasi keanekaragaman hayati maupun kerusakan habitatnya. Program dan kegiatan tersebut berupa pengembangan produk, peningkatan kapasitas
masyarakat, maupun berupa peningkatan kesadaran akan pentingnya keanekaragaman hayati, kesempatan lapangan kerja, bantuan bergulir pengembangan produk, dll. Dalam
Tabel 5.14 terangkum respons dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, sedangkan dalam Tabel 5.15 terangkum respons dari UPT KLHK, beserta pendanaan yang
dialokasikan oleh masing-masing lembaga.
Tabel 5.14 Respons terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Program Kegiatan
Total Pendanaan APBD 2013-2018
Rp. Dinas Kehutanan Dishut
Program Peningkatan Produksi Kayu dari HTI
2,3
2,74 milyar Perencanaan dan Pengembangan Hasil Hutan
Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat dan Lumbung Kayu Desa
3
Perencanaan dan Pengembangan Hutan Kemasyarakatan HKm dan Hutan Desa HD
3
Program Peningkatan Penerimaan Sub Sektor Kehutanan
2,3
2,54 milyar Fasilitasi Pokja Pengembangan Industri Pengolahan
Kayu Rakyat
3
Pelayanan aksesibilitas dan keberadilan bagi masyarakat untuk memanfaatkan hasil hutan
3
Program Kelembagaan Pengelolaan DAS Terpadu Musi1
2
6,864 milyar Pelatihan kelompok tani dan pembuatan Demplot
teknik budidaya agroforestry dan konservasi tanah dan air
Tanaman Hutan Rakyat Sebagai Tabungan Pendidikan
2,3
Program Rehabilitasi Lahan Kritis dalam Kawasan Hutan
2,3,6
17,65 milyar Pengembangan Hasil Hutan Non Kayu
2,3,6
Program Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung Das Berbasis Pemberdayaan Masyarakat APBN
2,3,5
Pengembangan Perhutanan Sosial
3,5
Penyelenggaraan Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 178
Program Kegiatan
Total Pendanaan APBD 2013-2018
Rp.
Reklamasi Hutan di DAS Prioritas
2,3
Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi
Perikanan Pengembangan Sarana Pengolahan Hasil Perikanan
untuk Kelompok Pengolah dan Pemasar POKLAHSAR Patin
987,5 juta Pengembangan dan Pembinaan Kemasan Produk
Hasil Perikanan 625 juta
Peningkatan kinerja pelaku usaha UMKM, Pengolahan dan pemasaran Hasil Perikanan
800 juta Pengembangan minapolitan mendukung
industrialisasi patin 1,350 milyar
Pendampingan PUMP P2HP 360 juta
Bimtek Pengembangan Pengolahan Added Value 300 juta
Program Pengembangan BBI Sentral Air Tawar dan BBI Lokal Prov. Sumatera Selatan
2
Pembinaan Pembenihan Ikan pada BBI Lokal dan UPR
2
700 juta Pelatihan Pengembangan Pembenihan Ikan BBI
Lokal dan UPR 1,5 milyar
Peningkatan SDM BBI Sentral Air Tawar 2 milyar
Program Pengembangan Perikanan budidaya Bantuan Paket Pengembangan Budidaya Perikanan
9,796,794,500 Pelatihan Pengembangan Budidaya
740 juta Bantuan Sarana Budidaya di Kawasan KTM
1,5 milyar Paket Sarana dan Prasarana Budidaya di desa
model dan desa lumbung pangan 1,550,910,000
Program Pengembangan Perikanan Tangkap
2
Bantuan Alat Tangkap Ramah Lingkungan 2,7 milyar
Sosialisasi Penangkapan Ikan yang Ramah Lingkungan
2
400 juta Sosialisasi Peningkatan SDM Wanita Nelayan di
Desa Sungsang 1,2,3,4 dan Marga Sungsang Kab. Banyuasin
450 juta Bantuan Paket Pemberdayaan Wanita Nelayan
500 juta Pemberdayaan Wanita Nelayan
600 juta Pelatihan Pengembangan Perikanan Tangkap
500 juta Bantuan Paket Pengembangan Perikanan Tangkap
3,7 milyar Rehab Rumah Nelayan
2,4 milyar Catatan: APBD= Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, PNBP= Pendapatan Negara
Bukan Pajak, APBN= Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; DAS= Daerah Aliran Sungai; Programkegiatan juga merupakan respons terhadap: 1 anomali iklim
dan kebakaran hutan dan lahan; 2 karakter bioekologi dan perubahankerusakan biofisik; 3 kebijakan pemerintah, okupasikonversi lahan, pemanfaatan berlebihan,
dan pembalakanperburuan liar; 4 konflik satwa-manusia; 5 kelemahan penegakkan hukum; 6 keuntungannilai ekonomi.
Sumber: Pemprov Sumsel 2014; Dishut Sumsel 2013; DKP Sumsel 2014.
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 179
Tabel 5.15 Respons terhadap Kondisi Sosial dan Ekonomi yang dilakukan oleh beberapa UPT KLHK di Provinsi Sumatera Selatan 2015- 2019
Indikator Kinerja Kegiatan dan Pendanaan Komponen Kegiatan
BKSDA Sumatera Selatan
Jumlah dokumen perencanaan penataan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapatkan pengesahan sebanyak 150 dokumen Zonasi danatau Blok
2,3,4
Total dana APBN untuk IKK ini 2015-2019: Rp. 3.304.445.000,-
Inventarisasi potensi sosial dan ekonomi masyarakat
Jumlah paket data dan informasi kawasan konservasi yang valid dan reliable pada 521 KSA, KPA dan TB seluruh Indonesia
Total dana APBN untuk IKK ini 2015-2019: Rp. 1.905.020.000,-
Inventarisasi potensi sosial dan ekonomi masyarakat kawasan
Jumlah kawasan konservasi yang ditingkatkan efektivitas pengelolaannya hingga memperoleh nilai indeks METT minimal 70 pada minimal 260 unit KSA, KPA dan TB
di seluruh Indonesia
2,3,4
Total dana APBN untuk IKK ini 2015-2019: Rp. 1.482.975.000,-
Pengembangan program pendidikan konservasi Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi
Jumlah dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi yang tersusun dan mendapatkan pengesahan sebanyak 150 dokumen Rencana Pengelolaan
2
Total dana APBN untuk IKK ini 2015-2019: Rp. 766.590.000,-
Inventarisasi potensi sosial dan ekonomi masyarakat
3
Jumlah desa di daerah penyangga kawasan konservasi yang dibina sebanyak 77 desa selama 5 tahun
Total dana APBN untuk IKK ini 2015-2019: Rp. 753.480.000,-
Prakondisi pemberdayaan masyarakat Pembentukan dan pembinaan kelembagaan
Pendampingan pemberdayaan masyarakat Pembinaan dan pengembangan usaha ekonomi produktif
Peningkatan kapasitas masyarakat Sosialisasi pemberdayaan masyarakat
Pengembangan kemitraan Penetapan daerah penyanga
Monitoring dan evaluasi Jumlah Kader Konservasi KK, Kelompok Pecinta Alam KPA, Kelompok Swadaya
MasyarakatKelompok Profesi KSMKP yang berstatus aktif sebanyak 6.000 orang
1,3,4
Total dana APBN untuk IKK ini 2015-2019: Rp. 822.000.000,-
Pembentukan kader konservasi Kemah Bakti Kader Konservasi
Pembinaan KKKPAKSMKP Pembinaan dan Koordinasi Aktivitas KKKPAKSMKP
Balai Taman Nasional Sembilang
Jumlah paket data dan informasi kawasan konservasi yang valid dan reliable Inventarisasi Potensi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kawasan
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 180
Indikator Kinerja Kegiatan dan Pendanaan Komponen Kegiatan
Jumlah desa di daerah penyangga kawasan konservasi yang dibina 2 desa -- dilaksanakan melalui kegiatan: 1 Pengelolaan Kawasan Konservasi dan
Pengembangan Kawasan Ekosistem Esensial, 2 Pengelolaan Taman Nasional, dan 3 Pengelolaan KSDA
Pemetaan Potensi Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Kawasan Survey tingkat pendapatan masyarakat sekitar kws
PembentukanPembinaan Kelompok Nelayan Pelestari Kawasan Pesisir
Pemberian bantuan pemberdayaan masyarakat ekonomi produktif
Monev pemberdayaan masyarakat Monev Desa Konservasi monitoring MDK
Luas Kawasan Hutan Konservasi pada zona tradisional yang dikelola melalui kemitraan dengan masyarakat
3
Sosialisasi Pengembangan Pemanfaatan Zona Tradisional
3
Memfasilitasi penyusunan perdesperdus larangan penggunaan pukat harimau trawl di zona tradisional
3
Monitoring dan Evaluasi
3
Koordinasi dan konsultasi
3
Jumlah Kader Konservasi KK, Kelompok Pecinta Alam KPA, Kelompok Swadaya Masyarakat Kelompok Profesi KSMKP yang berstatus aktif
1
-- dilaksanakan melalui kegiatan: 1 Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi, 2 Pengelolaan Taman Nasional, dan 3 Pengelolaan KSDA.
PembentukanPenyegaran Kader Konservasi tingkat pemula Pembentukan kader konservasi tingkat madya
Penyegaran kader konservasi tk. Madya Pendidikan konservasi untuk pelajar mahasiswa
Pembentukan kelompok Pecinta Alam Pelajar Mhsw tk. Pemula Visit site bagi kalangan pewarta beritamedia
Pendidikan konservasi bagi guru Kemah Bakti Kader Konservasi
Jambore konservasi alam Total dana APBN untuk pengelolaan BTNS belanja non-operasional selama 5 tahun 2015-2019: Rp. 28.147.185.000,-
Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat
Tersusunnya dokumen perencanaan pengelolaan kawasan konservasi RPZonasiBlok di 50 TN
2
Inventarisasi Potensi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Terlaksananya pembinaan daerah penyangga kawasan konservasi di 50 TN
3,4
Prakondisi Pemberdayaan Masyarakat Pembentukan dan Pembinaan Kelembagaan
Pendampingan Pemberdayan Masyarakat Pembinaan dan Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif
Peningkatan Kapasitas Masyarakat Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan KemitraanKolaborasi Penetapan Daerah Penyangga
3,4
Monitoring dan Evaluasi Tercapainya kontribusi PNBP dari jasa lingkungan sebesar Rp 1 Trilyun
3
Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 181
Indikator Kinerja Kegiatan dan Pendanaan Komponen Kegiatan
Pengembangan pemanfaatan wisata alam
3
Pengembangan bina cinta alam Pengembangan pemanfaatan jasa lingkungan
3
Tersedianya Kader Konservasi KK, Kelompok Pecinta Alam KPA, Kelompok Swadaya MasyarakatKelompok Profesi KSMKP yang berstatus aktif sebanyak 6000
orang
1,2,3,4
Pembentukan Kader Konservasi
1,2,3,4
Kemah Bakti Kader Konservasi
1
Pembinaan KKKPAKSMKP
1
Pembinaan dan Koordinasi Aktivitas KKKPAKSMKP
1
Penilaian KKKPAKSMKP dalam rangka Wana Lestari
1
Total dana APBN untuk pengelolaan BTNKS membiayai gaji dan tunjangan, operasional perkantoran serta belanja non operasional perkantoran selama 5 tahun 2015-2019: Rp. 170.001.987.000,-
Catatan: Programkegiatan juga merupakan respons terhadap: 1 anomali iklim dan kebakaran hutan dan lahan; 2 karakter bioekologi dan perubahankerusakan biofisik; 3 kebijakan pemerintah, okupasikonversi lahan, pemanfaatan berlebihan, dan pembalakanperburuan
liar; 4 konflik satwa-manusia; 5 kelemahan penegakkan hukum; 6 keuntungannilai ekonomi. Sumber: BKSDA Sumsel 2015; BTNS 2015; BBTNKS 2015.
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 182
5.2.8 Respons terhadap Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan merupakan tekanan primer terhadap status keanekaragaman hayati dan merupakan tekanan sekunder melalui perubahankerusakan biofisik.
Pencemaran lingkungan yang terkait dengan keanekaragaman hayati terjadi karena penggunaan bahan beracun untuk mengeksplotasi keanekaragaman hayati tersebut,
misalnya racun dan bahan peledak digunakan untuk menangkap ikan di sungai dan laut, pestisida digunakan berlebihan sehingga mencemari air tanah, sungai, dan mengalir ke laut,
dll., seperti telah dibahas secara ringkas dalam sub-bab 5.1.5.
Tabel 5.16 Respons terhadap Pencemaran Lingkungan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Program Kegiatan
Total Pendanaan APBD 2013-2018
Rp. Badan Lingkungan Hidup BLH
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
1,2,3,4
Evaluasi Baku Mutu Lingkungan 700 juta
Pembinaan dan Pengawasan Izin Lingkungan Hidup Pelaksanaan Amdal, UKLUPL
971,1 juta Pembinaan Pengelolaan dan Pengendalian B3 dan
Limbah B3 533 juta
Pengelolaan dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan
2
785 juta Pembinaan Pengelolaan Sampah
1,2 milyar Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan
Perubahan Iklim
1
1 milyar Pembinaan Program Kampung Iklim Proklim
531 juta Pengelolaan sumber-sumber emisi GRK sektor
Limbah 1,023 milyar
Pembinaan dan Pengendalian Penggunaan Bahan Perusak Ozon BPO
275 juta Penaatan dan penegakkan hukum lingkungan
1,5
860,5 juta Pembinaan dan pengawasan izin lingkungan
1,15 milyar Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH
2
Sosialisasi Bid. LH Kampanye Lingkungan 800 juta
Forum Lingkungan Hidup 438 juta
Pengembangan Data Informasi Lingkungan Hidup 1,51 milyar
Dinas Kelautan dan Perikanan DKP Program Pengembangan Perikanan Tangkap
2
Sosialisasi Penangkapan Ikan yang Ramah Lingkungan
2,3,7
400 juta Catatan: APBD= Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, PNBP= Pendapatan Negara
Bukan Pajak, APBN= Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; DAS= Daerah Aliran Sungai; Programkegiatan juga merupakan respons terhadap: 1 anomali iklim
dan kebakaran hutan dan lahan; 2 karakter bioekologi dan perubahankerusakan biofisik; 3 kebijakan pemerintah, okupasikonversi lahan, pemanfaatan berlebihan,
dan pembalakanperburuan liar; 4 konflik satwa-manusia; 5 kelemahan penegakkan hukum; 6 keuntungannilai ekonomi; 7 kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.