S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 107 melalophos, Siamang Symphalangus syndactylus Gambar 4.38, Cingkuk Presbytis sp,
Kera Ekor Panjang Macaca fascicularis, dan Beruk Macaca nemestrina, dapat dijumpai pada satu spot pengamatan, dengan tipe vegetasi dominan berupa hutan sekunder
campuran dan perkebunan karet tua. Dua primata nokturnal Cephalophacus bancanus dan
Nycticebus coucang juga diyakini masih dapat dijumpai berdasarkan wawancara dengan penduduk. Kawasan yang berada pada ketinggian sekitar 600 mdpl ini semakin terancam
karena makin maraknya pertambangan emas baik oleh perusahaan pemegang konsesi maupun oleh masyarakat.
Di kawasan pesisir Sumatera Selatan, tepatnya di Tanah Pilih, yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Berbak dan Sembilang, hasil survey cepat hanya mendapatkan 2 jenis
primata, yaitu Macaca fascicularis dan Trachypithecus cristatus. Eksplorasi dan observasi lebih mendalam sangat mungkin menemukan jenis-jenis primata lain di wilayah TN Berbak
dan Sembilang, terutama pada kawasan yang lebih kering dan jauh dari garis pantai.
Gambar 4.37 Sisa aktifitas pengambilan kayu oleh oknum masyarakat di wilayah Desa Muara Kulam, Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Selatan Foto: Indra
Yustian, 2016.
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 108 Gambar 4.38 Contoh primata yang dapat dijumpai di Sumatera Selatan: Presbytis
melalophos kiri dan Symphalangus syndactylus kanan Foto: Indra Yustian, 2016
4.2.2 Keanekaragaman Mamalia Non-Primata
Mamalia non-primata yand dapat diidentifikasi dari berbagai sumber pustaka selama penyusunan dokumen SeHati Sumsel 2017-2020 ini berjumlah 70 spesies Lampiran 11.
Mamalia non-primata ini ditemukan di Taman Nasional Kerinci SeblatTNKS, Hutan Harapan, Suaka Margasatwa Dangku, Taman Nasional Sembilang, di areal kawasan lindung PT.
Gunung Tua Abadi, dan di areal High Conservation Value HCV PT. Bina Sains Cemerlang Sumatera Selatan. Dapat dipastikan masih banyak spesies mamalia non-primata lainnya
yang ada di Provinsi Sumatera Selatan yang belum terdaftar dalam dokumen ini, mengingat masih banyaknya kawasan hutan, baik hutan lindung, produksi, dan konservasi, maupun
kawasan non-kehutanan yang belum terkumpul pustakanya dalam dokumen ini.
Taman Nasional Kerinci Seblat, selain sebagai habitat berbagai jenis burung, sehingga ditetapkan sebagai kawasan Daerah Penting bagi Burung DPB, juga merupakan rumah
bagi Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae, Badak Sumatera Dicerorhinus
sumatrensis, Gajah Sumatera Elephas maximus sumatranus, Macan Dahan Neofelis diardi, Tapir Melayu Tapirus indicus, dan Beruang Madu Helarctos malayanus Holmes,
1996; Verbelen, 2000. Sementara itu, Hutan Harapan yang saat ini merupakan kawasan hutan produksi untuk tujuan restorasi ekosistem merupakan habitat bagi dua spesies
prioritas konservasi Sumatera Selatan, yaitu Harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 109 Gambar 4.39 dan Gajah Sumatera Elephas maximus sumatranus Gambar 4.40 dan 58
spesies mamalia non-primata lainnya Lampiran 11.
Harimau Sumatera dan Gajah Sumatera juga ditemukan di kawasan TN Sembilang, bersama dengan Beruang Madu Helarctos malayanus, Tapir Tapirus indicus, Rusa
Sambar Rusa unicolor, dan 16 spesies mamalia non-primata lainnya Lampiran 11 BTNS, 2010. Di SM Dangku, Harimau sumatera Panthera tigris sumatrae menjadi prioritas utama
konservasi key spesies, karena termasuk satwa liar yang dilindungi undang-undang dan red list IUCN dengan status critically endangered. Selain itu terdapat beberapa satwa
lainnya seperti gajah sumatera Elephas maximus sumatranus, beruang madu Helarctos
malayanus, tapir Tapirus indicus, rusa sambar Rusa unicolor, kijang Muntiacus muntjak, trenggiling Manis javanica, landak Hystrix brachyura, babi hutan Sus scrofa Maharani
dan Pitria, 2013 dan 15 spesies mamalia non-primata lainnya Lampiran 11 ZSL Indonesia, n.d..
Laporan Identifikasi Kawasan Lindung PT. Bina Sains Cemerlang Selian, et al., 2016 menyebutkan 5 spesies mamalia non-primata ditemukan di kawasan ini, yaitu Macan Akar
Felis bengalensis, Landak Hystrix brachyura Linnaeus, 1758, Trenggiling Manis javanica Desmarest, 1822, Beruang Madu Helarctos malayanus Raffles, 1821, dan Musang Luwak
Paradoxurus hermaphroditus Pallas, 1777. Sedangkan Laporan HCV Area PT. Gunung Tua Abadi Anonim, 2010 mendata tujuh spesies mamalia non-primata ditemukan di areal
tersebut, yaitu Macan Akar Felis bengalensis, Kucing Felis domestica Linnaeus, 1758, Trenggiling Manis javanica Desmarest, 1822, Tikus Sawit Rattus tiomanicus Miller, 1900,
Babi hutan Sus scrofa Linnaeus, 1758, Tupai kekes Tupaia javanica Horsfield, 1822, dan Musang Viverricula indica É. Geoffroy Saint-Hilaire, 1803.