Bentang Lahan Kondisi Geofisik

S TRATEGI DAN R ENCANA A KSI K EANEKARAGAMAN H AYATI P ROVINSI S UMATERA S ELATAN | 13

2.2 Kawasan Hutan dan Konservasi

Kawasan hutan Provinsi Sumatera Selatan Gambar 2.7 ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan SK No.454MENLHKSETJENPLA.262016 tanggal 17 Juni 2016 seluas 3.457.858 ha, dengan luas daratan kawasan hutannya mencapai 3.408.754 ha. Kawasan hutan tersebut meliputi: 1. Hutan Konservasi KPAKSA  Suaka Margasatwa : 221.518,69 ha  Taman Nasional : 453.509,31 ha  Taman Wisata Alam : 50 ha  Hutan Suaka Alam : 46.332,60 ha  Kawasan Konservasi Perairan : 49.104,00 ha bagian dari TN Sembilang 2. Hutan Lindung : 578.279 ha 3. Hutan Produksi : 2.088.794 ha  Hutan Produksi Terbatas : 213.918 ha  Hutan Produksi Tetap : 1.713.880 ha  Hutan Produksi Konversi : 160.996 ha Gambar 2.7 Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Selatan Sumber: KLHK S TRATEGI DAN R ENCANA A KSI K EANEKARAGAMAN H AYATI P ROVINSI S UMATERA S ELATAN | 14 Gambar 2.8 Kawasan Konservasi Provinsi Sumatera Selatan Sumber: KLHK Dari segi status kawasan konservasi, Provinsi Sumatera Selatan memiliki sembilan kawasan konservasi Gambar 2.8 yang secara spasial tidak saling terhubung, yaitu Taman Nasional Sembilang TNS, Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS, Suaka Margasatwa Bentayan SM Bentayan, Suaka Margasatwa Dangku SM Dangku, Suaka Margasatwa Gumai Pasemah SM Gumai Pasemah, Suaka Margasatwa Gunung Raya SM Gunung Raya, Suaka Margasatwa Isau-isau SM Isau-isau, Suaka Margasatwa Padang Sugihan SM Padang Sugihan, Taman Wisata Alam Bukit Serelo TWA Bukit Serelo dan Taman Wisata Alam Punti Kayu TWA Punti Kayu. Namun, berbagai tekanan yang tinggi dari berbagai hal, di antaranya perluasan lahan pertanian dan perkebunan, eksploitasi hutan yang tidak lestari, eksploitasi tambang, pembalakan liar, transmigrasi, dan pertambahan penduduk Damayanti, et al., 2015, menyebabkan rendahnya tase tutupan hutan, yaitu hanya 11 Alikodra, et al., 2013. Analisis data tutupan lahan menunjukkan terdapat kurang lebih 1,06 juta ha hutan alam pada tahun 2000, tetapi turun menjadi 0,942 juta ha pada tahun 2012, atau turun sebesar 9.780 ha per tahun. Penurunan lebih banyak terjadi pada hutan rawa, terutama sejak tahun 2009. Berdasarkan laporan Kementerian Kehutanan 2013, total lahan kritis di Sumatera Selatan pada tahun 2007 mencapai 2.824.849 ha 2.085.364 ha lahan kritis dan 739.485 ha lahan sangat kritis dan mengalami kenaikan yang signifikan menjadi 3.886.062 ha 3.668.355 ha lahan kritis dan 217.707 ha lahan sangat kritis pada tahun 2011. S TRATEGI DAN R ENCANA A KSI K EANEKARAGAMAN H AYATI P ROVINSI S UMATERA S ELATAN | 15

2.3 Demografi dan Ketenagakerjaan

Penduduk Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 berjumlah 8.052.315 jiwa atau sebanyak 2.126.954 kepala keluarga KK yang terdiri atas 4.092.177 jiwa laki-laki dan 3.960.138 jiwa perempuan. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2014 sebanyak 7.941.495, telah terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 1,40 . Kepadatan penduduk pada tahun 2015 mencapai 92,11 jiwakm2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kota Palembang dengan kepadatan sebesar 4.345,90 jiwakm2 dan terendah di Kabupaten Musi Rawas Utara sebesar 31,32 jiwakm2. Rasio jenis kelamin pada tahun 2015 sebesar 103,33 . Rasio jenis kelamin tertinggi ditemukan di Ogan Komering Ulu Selatan sebesar 110,49 dan terendah di Ogan Ilir sebesar 100,41 BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2015; BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2015 sebanyak 3.934.787 orang. Sementara tingkat pengangguran pada tahun 2015 sebesar 6,07 yang meliputi mereka yang mencari kerja, mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan, dan sudah mendapat pekerjaan tetap tapi belum mulai bekerja. Berdasarkan tingkat pendidikannya, sebesar 1,13 angkatan kerja belumtidak pernah sekolah, 14,68 tidakbelum tamat sekolah dasar, 31,31 tamat sekolah dasar, 17,79 tamat sekolah menengah pertama, 20,77 tamat sekolah menengah atas, 5,34 tamat sekolah menengah atas kejuruan, 2,62 tamat diploma IIIIIIakademi, dan 6,36 tamat universitas BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016. Berdasarkan lapangan pekerjaan, 54,74 penduduk bekerja untuk pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan, 1,56 untuk pertambangan dan penggalian, 4,70 untuk industri pengolahan, 0,17 untuk listrik, gas dan air, 4,54 untuk bangunan, 16,82 untuk perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel, 3,64 untuk angkutan, pergudangan dan komunikasi, 1,61 untuk keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan, dan 12,22 untuk jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016.

2.4 Kondisi Sosial dan Ekonomi

Jumlah agama di Sumatera Selatan adalah lima agama, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu dan Budha. Di antara agama-agama tersebut, agama Islam memiliki pemeluk terbesar, yaitu 94,30 , kemudian agama Protestan 1,96 , agama Budha 1,76 , agama Katolik 1,11 dan agama Hindu 0,88 BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016. Sumatera Selatan pada tahun ajaran 20142015 memiliki gedung sekolah sebanyak 6.095 sekolah yang terdiri atas 4.605 Sekolah Dasar SD, 1.233 Sekolah Menengah Pertama SMP, dan 257 Sekolah Menengah Atas SMA. Jumlah murid SD sebanyak 944.121 orang, S TRATEGI DAN R ENCANA A KSI K EANEKARAGAMAN H AYATI P ROVINSI S UMATERA S ELATAN | 16 SMP sebanyak 342.149 orang, dan SMA sebanyak 86.391 orang. Sedangkan jumlah guru yang mengajar adalah sebanyak 60.661 orang guru SD, dan 8.138 orang guru SMA . Untuk fasilitas kesehatan, jumlah rumah sakit pemerintah dan swasta sebanyak 69 buah yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Selatan, sementara puskesmas, rumah bersalin dan posyandu masing-masing berjumlah 335, 150 dan 4.100 buah. Peserta Keluarga Berencana KB aktif pada tahun 2015 berjumlah 1.276.514 orang yang sebagian besar 40,6 menggunakan metode kontrasepsi suntikan. Jumlah penduduk miskin berfluktuasi sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2015. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2010 sebanyak 1.105,00 ribu orang 14,80 dan terus mengalami penurunan menjadi 1.043,62 ribu orang pada tahun 2012. Jumlah tersebut kembali mengalami peningkatan hingga 1.112,53 ribu orang 13,77 pada tahun 2015. Namun demikian persentase penduduk miskin sepanjang tahun tersebut mengalami penurunan mencapai 13,95 meskipun secara jumlah mengalami peningkatan. Jumlah tindak kejahatan berupa penganiayaan, pencurianperampokan, pembunuhan, penipuan, kesusilaan dan pelanggaran lainnya pada tahun 2015 berjumlah 19.568 tindak pidana, mengalami penurunan sebesar 2.755 tindak pidana atau 12,34 dibanding tahun 2014 BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2015; BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016. Pada sektor pertanian, rata-rata produksi padi sawah pada tahun 2015 mencapai 49,98 kuintal per ha dan padi ladang sebesar 27,69 kuintal per tahun atau meningkat masing- masing sebesar 6,27 dan 10,28 dibanding tahun 2014. Produksi jagung dan kacang kedelai mengalami peningkatan yang cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar 97.033 ton dan 4.268 ton atau mencapai 50,54 dan 34,01 dibanding tahun 2014. Sementara produksi kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar mengalami penurunan sebesar 25,70 , 17,60 , 1,00 dan 32,27 dibanding tahun 2014 BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2015; BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016. Pada produksi sayur-sayuran, bawang merah menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi, yaitu sebesar 4.321 kuintal atau 286,73 dibanding tahun 2014 sementara empat komoditas unggulan lainnya, yaitu cabai, kentang, kubis dan petai mengalami penurunan karena menurunnya luas areal. Pada produksi buah-buahan, durian, mangga, jeruk dan papaya mengalami peningkatan, terutama produksi durian yang meningkat sebesar 132,69 atau 185.672 kuintal dibanding tahun sebelumnya. Penurunan produksi terjadi pada pisang dan nanas dengan penurunan terbesar terjadi pada komoditas pisang sebesar 51,37 atau 1.692.030 kuintal dibanding tahun sebelumnya akibat serangan hama pada lahan BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2015; BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016. Pada sektor perkebunan rakyat, produksi karet, kelapa, kelapa sawit, kopi dan lada lebih signifikan dibanding komoditas perkebunan lainnya. Produksi karet, kelapa, kelapa sawit,