S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 105 satwa yang telah berhasil dikumpulkan terdiri dari 65 spesies amfibi, 71 spesies reptilia, 81
spesies mamalia 11 spesies primata; 70 spesies non-primata, 334 spesies burungaves, dan 133 spesies arthropoda Lampiran 11, dan biota perairan yang terdiri dari 270 spesies
ikan, 75 spesies zooplankton, 66 spesies perifiton, 79 spesies zoobenthos Lampiran 12. Jumlah keanekaragaman satwaliar Provinsi Sumatera Selatan dalam daftar tersebut hanya
sebagian dari seluruh populasi satwaliar di Provinsi Sumatera Selatan yang sampai saat ini masih belum dapat diidentifikasi jumlahnya.
4.2.1 Keanekaragaman Primata
Primata merupakan spesies flagship yang paling beragam di Indonesia, dengan sekitar 40 jenis 21 jenis endemik, mewakili 9 marga dan 5 famili dari total 275 jenis primata di dunia.
Hingga saat ini belum semua keragaman yang ada dalam bangsa Primata diketahui dengan baik. Satu jenis primata dapat terdiri dari beberapa anak jenis yang memperlihatkan pola
warna dan penyebaran yang berbeda. Satu jenis primata dapat terdiri dari beberapa anak jenis sub-spesies yang mempelihatkan pola warna dan penyebaran yang berbeda.
Keanekaragaman primata endemis Sumatera per unit daerah merupakan yang tertinggi di seluruh dunia. keragaman yang paling besar diantara bangsa primata adalah pada keluarga
lutung, dimana satu jenis lutung kadang memiliki lima atau lebih anak jenis Supriatna, 2008.
Dari sekitar 40 jenis primata yang dapat dijumpai di Indonesia, sekitar 18 jenis dapat dijumpai di Sumatera. Dengan mempertimbangkan perbedaan dalam identifikasi dan
penamaan jenis, sebanyak sebelas 11 jenis primata dapat dipastikan dijumpai di Sumatera Selatan Supriatna Hendras 2001, Roos, et al., 2014. Nama spesies yang dicantumkan
pada dokumen ini adalah nama spesies yang telah di-update oleh Roos, et al., 2014. Beberapa spesies sebelumnya secara taksonomis berada pada tingkatan anak jenis.
Kesebelas spesies primata tersebut dan status konservasinya terangkum dalam Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Jenis-jenis primata dan status konservasinya di Sumatera Selatan
No Nama Jenis
Nama lokal Status konservasi IUCN
1 Nycticebus coucang
kukang Vulnerable
2 Cephalopachus bancanus
tarsius, tangkasi, krabuku, mentilin, pelilean
Vulnerable sebagai Tarsius bancanus
3 Macaca nemestrina
beruk Vulnerable
4 Macaca fascicularis
monyet ekor panjang Least Concern
5 Presbytis melalophos
simpai, surili Near Threatened sebagai
P. melalophos melalophos 6
Presbytis sumatrana simpai, cingkuk
Endangered sebagai P. melalophos sumatranus
7 Presbytis mitrata
simpai Endangered sebagai
P. melalophos mitrata 8
Presbytis femoralis cingkuk, simpai
Near Threatened 9
Trachypithecus cristatus lutung kelabu
Near Threatened 10 Hylobates agilis
owa, ungko Endangered
11 Symphalangus syndactylus siamang
Endangered
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 106 Macaca fascicularis merupakan salah satu spesies primata yang kosmopolitan atau tersebar
di banyak tempat. Spesies ini dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan lingkungan dan dapat hidup mulai dari hutan primer dan sekunder hingga bahkan dapat
hidup di pinggir-pinggir perkebunan atau lahan pertanian. Di beberapa tempat spesies ini bahkan dianggap sebagai satwa pengganggu.
Primata lain yang dapat dijumpai di Sumatera Selatan adalah Cephalophacus Tarsius bancanus, salah satu jenis primata terkecil di dunia dengan berat jantan dewasa antara 75-
120 gram. primata nokturnal yang unik ini memiliki mata dan telinga yang besar serta leher dan kepala yang dapat berputar 180 derajat tanpa memutar tubuh. Di Sumatera Selatan
ternyata Tarsius tangkasi, krabuku, mentilin dapat dijumpai tidak hanya pada kawasan lindung, namun juga pada hutan atau kebun karet rakyat yang tidak dikelola secara intensif,
menunjukkan adaptasi yang tinggi dari primata nokturnal yang unik ini.
Di kawasan Hutan Harapan, setidaknya terdapat enam 6 jenis primata. Empat jenis primata diurnal yaitu Macaca nemestrina didapatkan pada semua titik pemasangan kamera,
sedangkan Macaca fascicularis, Presbytis melalophos, dan Hylobates agilis didapatkan pada lokasi yang padat vegetasi hutannya Hariadi, et al., 2012. Sedangkan dua jenis
primata nokturnal, yaitu Cephalophacus bancanus dan Nycticebus coucang diyakini masih dapat dijumpai di kawasan tersebut berdasarkan keterangan dari penduduk setempat.
Hasil survey cepat tim Biologi Universitas Sriwijaya pada pertengahan April 2016 di wilayah desa Muara Kulam Kabupaten Musi Rawas, yang merupakan bagian dari Taman Nasional
kerinci-Seblat setidaknya mendapatkan tujuh 7 jenis primata, antara lain Nycticebus
coucang, Presbytis melalophos, Macaca nemestrina, Macaca fascicularis, Trachypithecus cristatus, Symphalagus syndactylus dan Hylobates agilis. Berdasarkan wawancara dengan
penduduk lokal yang menjadi penunjuk jalan, terdapat kemungkinan bahwa jenis primata nokturnal Cephalophacus bancanus dan Nycticebus coucang juga dapat dijumpai di wilayah
tersebut. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui status keberadaan dan status populasi dari jenis-jenis primata tersebut, terutama jenis yang sudah terancam punah
Endangered, seperti Siamang Symphalangus syndactylus dan Owa atau Ungko Hylobates agilis. Status kawasan sebagai Taman Nasional, ternyata masih terancam
adanya pengambilan kayu oleh masyarakat setempat Gambar 4.37. Oleh karena itu dibutuhkan rencana pengelolaan dan pendekatan sosial kemasyarakatan yang tepat demi
pelestarian keanekaragaman hayati di taman ini.
Hasil survey cepat lainnya pada Juni 2008 di wilayah pertambangan emas Kota Mas Kabupaten Musi Rawas, yang berbatasan dengan TN Kerinci-Seblat, terdapat lima 5
spesies primata yang semuanya dilindungi. Kelima spesies tersebut, yaitu Simpai Presbytis
S
TRATEGI DAN
R
ENCANA
A
KSI
K
EANEKARAGAMAN
H
AYATI
P
ROVINSI
S
UMATERA
S
ELATAN
| 107 melalophos, Siamang Symphalangus syndactylus Gambar 4.38, Cingkuk Presbytis sp,
Kera Ekor Panjang Macaca fascicularis, dan Beruk Macaca nemestrina, dapat dijumpai pada satu spot pengamatan, dengan tipe vegetasi dominan berupa hutan sekunder
campuran dan perkebunan karet tua. Dua primata nokturnal Cephalophacus bancanus dan
Nycticebus coucang juga diyakini masih dapat dijumpai berdasarkan wawancara dengan penduduk. Kawasan yang berada pada ketinggian sekitar 600 mdpl ini semakin terancam
karena makin maraknya pertambangan emas baik oleh perusahaan pemegang konsesi maupun oleh masyarakat.
Di kawasan pesisir Sumatera Selatan, tepatnya di Tanah Pilih, yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Berbak dan Sembilang, hasil survey cepat hanya mendapatkan 2 jenis
primata, yaitu Macaca fascicularis dan Trachypithecus cristatus. Eksplorasi dan observasi lebih mendalam sangat mungkin menemukan jenis-jenis primata lain di wilayah TN Berbak
dan Sembilang, terutama pada kawasan yang lebih kering dan jauh dari garis pantai.
Gambar 4.37 Sisa aktifitas pengambilan kayu oleh oknum masyarakat di wilayah Desa Muara Kulam, Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Selatan Foto: Indra
Yustian, 2016.