Ekosistem danau Ekosistem Perairan Tawar .1 Ekosistem sungai

S TRATEGI DAN R ENCANA A KSI K EANEKARAGAMAN H AYATI P ROVINSI S UMATERA S ELATAN | 41 1 Pengisi air tanah: Hujan yang turun disimpan dalam hutan rawa dan mangrove di Taman Nasional Sembilang, yang akan mengisi air tanah. 2 Pengontrol intrusi air laut: Hutan mangrove mengurangi intrusi air laut ke kawasan pertanian di belakangnya contoh : daerah Karang Agung. 3 Pengontrol intrusi pestisida: Hutan mangrove mengurangi intrusi pestisida ke kawasan perikanan. 4 Stabilisasi garis pantai: Hutan mangrove secara fisik menstabilkan garis pantai. 5 Pelindung badai: Hutan mangrove dapat melindungi pemukiman di pesisir dari badai contoh di Terusan Dalam. 6 Pengontrol Sedimentasi: Sedimentasi aluvial sebagian terperangkap di sistem perakaran mangrove. 7 Stabilisasi mikroklimat: Hutan mangrove yang luas menstabilkan mikroklimat yang ada, termasuk curah hujan di sekitar kawasan yang akan bermanfaat bagi sumber air minum. 8 Menjaga kualitas air: Sistem perakaran mangrove membantu menjaga kualitas air di sungai-sungai di kawasan Sembilang. 9 Pasokan nutrien bagi biota laut: Sampah dari mangrove memberikan detritus organik yang penting sebagai dalam jaring makanan di pesisir dan laut. 10 Pendukung ekosistem eksternal: Ekosistem pesisir dan laut, termasuk dataran lumpur didukung oleh aliran energi dan materi dari mangrove. Kawasan Taman Nasional Sembilang TNS memiliki tipe ekosistem mangrove asli dan unik. Kawasan Sembilang memiliki keunikan letak geografis, dengan sekitar 70 sungai besar dan kecil mengalir dalam kawasan menjadikan lokasi tumbuh dari jenis mangrove pun beragam. Beberapa tempat dijumpai bahwa mangrove tumbuh pada kondisi tidak pada aturannya, dimana pada kondisi normal mangrove pionir seperti dari famili Sonneratiaceae dan Avicenniaceae selalu pada formasi terdepan. Kawasan Sembilang terdiri dari habitat-habitat yang unik, seperti habitat bagi koloni berbiak terbesar bagi Bluwok Mycteria cinerea dan Bangau Tongtong Leptoptilos javanicus di dunia, atau dataran lumpur sebagai tempat persinggahan burung migran di Asia Tenggara BTNS, 2010. Berdasarkan tempat tumbuhnya, mangrove terbagi menjadi dua kategori, yaitu mangrove sejati true mangrove dan mangrove ikutan associate mangrove. Mangrove sejati merupakan jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pasang surut dan memiliki sistem adaptasi mampu menyerap dan mengeluarkan kelebihan zat garam yang tidak dibutuhkan melalui batang dan daunnya, sementara mangrove ikutan adalah jenis tumbuhan yang toleran terhadap salinitas dan tumbuh di wilayah yang tidak banyak dipengaruhi oleh pasang surut Tomlison, 1986. Di seluruh dunia tercatat 60 jenis tumbuhan mangrove sejati. Indonesia memiliki keragaman jenis yang tinggi, yaitu 47 jenis mangrove sejati dan 22 jenis mangrove ikutan Saenger, et al., 1983 dalam Noor, et al., 1999. Sumatera Selatan memiliki ekosistem mangrove yang masih alami di kawasan Taman Nasional Sembilang. Ekosistem hutan mangrove di kawasan Sembilang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi Hasyim, Sjarkowi, and Dwi, 2015. Terdapat sekitar 17 S TRATEGI DAN R ENCANA A KSI K EANEKARAGAMAN H AYATI P ROVINSI S UMATERA S ELATAN | 42 spesies mangrove sejati atau sekitar 43 dari seluruh spesies mangrove di Indonesia, 6 spesies mangrove ikutan, 8 spesies tumbuhan hutan rawa, 5 spesies tumbuhan air dan 6 spesies tumbuhan paku. Spesies mangrove sejati yang ditemukan antara lain Sonneratia alba, Avicennia marina, Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, dan Xylocarpus granatum. Pada tahun 2016 juga telah dilakukan penelitian tentang jenis-jenis tumbuhan mangrove di kawasan Taman Nasional Sembilang melalui Project Bioclime. Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan jenis mangrove sejati yang baru terdata, yaitu Avicennia officinalis L., Xylocarpus moluccensis Lam. M.Roem., Bruguiera parviflora Roxb. Wight Arn. ex Griff., Bruguiera sexangula Lour. Poir., Ceriops decandra Griffith Ding Hou. Ceriops tagal Perr. C.B.Rob., Kandelia candel L. Druce. Bioclime, 2016. Beberapa jenis mangrove sejati yang terdapat di Kawasan Sembilang dirangkum dalam Tabel 4.1. Jenis-jenis mangrove ikutan banyak dijumpai pada areal terbuka, baik alami maupun akibat adanya aktivitas manusia seperti pada bekas tambak di Semenanjung Banyuasin dan daerah terbuka di hulu Sungai Benuh. Pada areal terbuka di Pulau Betet dan Pulau Alanggantang, ekosistem mangrove dijumpai di pantai terbuka dan berasosiasi dengan formasi Cemara Laut. Keanekaragaman mangrove ikutan dan tumbuhan bawahnya di Kawasan Sembilang disajikan dalam Tabel 4.2 dan Tabel 4.3. Selain di Kawasan Sembilang, beberapa spesies mangrove teridentifikasi di Hutan Lindung HL Telang, Kab. Banyuasin dalam kegiatan inventarisasi dengan luas petak contoh 0,4 Ha Kunarso et al., 2014. Tujuh spesies mangrove yang teridentifikasi adalah jangkang Rhizophora apiculata, tumuk Bruguiera gymnorrhiza, api-api Avicenia sp, nipah Nypa fruticans, buta-buta Excoecaria agallocha, ngirih Xylocarpus granatum dan pakis laut Acrostichum aureum. Selain ketujuh jenis tersebut, Dinas Kehutanan Kab. Banyuasin yang melakukan survey dilokasi yang sama pada tahun 2010 dan melaporkan jenis lainnya, yaitu Sonneratia alba, Macaranga spp, Terminalia racemosa dan Aegiceras comiculatum. S TRATEGI DAN R ENCANA A KSI K EANEKARAGAMAN H AYATI P ROVINSI S UMATERA S ELATAN | 43 Tabel 4.1 Keanekaragaman Mangrove Sejati yang Terdapat di Ekosistem Mangrove Kawasan Sembilang No Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Sebaran Lokasi 1. Jangkang Pisang Rhizophora apiculata Rhizophoraceae Dominan seluruh kawasan 2 Jangkang Bugis Rhizophora mucronata Rhizophoraceae S.Sembilang – Terusan Luar 3. Tumu Bruguiera gymnorrhiza Rhizophoraceae Dominan Seluruh Kawasan 4. Putut Bruguiera sexangula, Bruguiera cylindrica L. Blume Rhizophoraceae Tersebar seluruh kawasan 5. Lorosan Bruguiera parviflora Rhizophoraceae Sebaran tidak merata 6. Tanjang Bruguiera cylindrica Rhizophoraceae S.Bungin dan sekitarnya 7. Tingi kecil Ceriops decandra Rhizophoraceae S.Barong dan sekitarnya 8. T i n g i Ceriops tagal Rhizophoraceae Sebaran tidak merata 9. Pisangan Kandelia candel Rhizophoraceae S. Bungin – S. Siabu 10. Api-api Lempupu Avicennia marina Avicenniaceae Dominan di Semenanjung Banyuasin 11. Api-api Hitam Avicennia alba Avicenniaceae Sebaran tidak merata 12. Mentigi Avicennia officinalis Avicenniaceae Dominan S.Bungin dsk 13. Lempupu Avicennia marina Forssk. Vierh. Acanthaceae 14. Pedada Sonneratia caseolaris Sonneratiaceae S.Bungin-S.Apung 15. Perepat Sonneratia alba Sonneratiaceae S.Bungin-S.Tiram 16. Bogem Sonneratia ovata Sonneratiaceae S.Barong dan S.Benawang 17. Buta-Buta Excoecaria agallocha, Sebastiania commersoniana Baill. L.B.Sm. Downs. Euphorbiaceae Dominan antara S.Bungin-S.Sembilang 18. Nyirih Xylocarpus granatum Meliaceae Sebaran Tidak Merata 19. L a r u Xylocarpus moluccensis Meliaceae Sebaran Jarang 20. Dungun Heritiera littoralis Sterculiaceae Sangat Jarang 21. PerepatLanang Scyphiphora hydrophyllaceae Rubiaceae Sangat Jarang 22. Teruntun Lumnitzera racemosa Combretaceae P.Alanggantang,P. Betet 23. Nipah Nypa fruticans Arecaceae Tersebar merata 24. Perepat Kecil Aegiceras corniculatum Mirsinaceae Sebaran jarang 25. Gigi Gajah Aegiceras floridum, Aegiceras corniculatum L. Blanco Mirsinaceae Sebaran jarang 26. Teruntum merah Lumnitzera littorea Combretaceae P.Alanggantang, P. Betet Sumber: Bioclime 2016; BTNS 2013