360
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs Petunjuk Khusus
D. Materi Pengayaan
1. Cuci Darah Hemodialisis
Ketika kamu membaca atau mendengar istilah cuci darah, apa yang kamu pikirkan? Ketika seseorang melakukan cuci darah, kira-kira organ apa yang
mengalami gangguan? Bagaimanakah proses dari cuci darah itu? Agar kamu paham, simak uraian berikut ini
Aliran darah menuju
dialyzer Hemodialyzer
penyaringan darah
Alat hemodialisis
Aliran darah menuju tubuh
Sumber: thescrutinizer.net
Gambar 9.1 Seseorang Sedang Melakukan Cuci Darah
Setiap orang umumnya mempunyai sepasang ginjal, kiri dan kanan. Bentuknya seperti kacang polong dengan ukuran panjang sekitar 10 cm, lebar
5,5 cm, tebal 3 cm, dengan massa sekitar 150 gram. Ginjal mempunyai fungsi utama sebagai penyaring darah kotor, yaitu darah yang telah tercampur
dengan sisa metabolisme tubuh. Sisa hasil metabolisme antara lain urea, asam urat, dan lain-lain. Hasil saringan kemudian akan dikeluarkan dalam
bentuk air seni, sedangkan darah yang telah bersih dikembalikan ke pembuluh darah besar untuk beredar kembali ke seluruh tubuh. Dalam sehari ginjal
harus menyaring sekitar 170 liter darah. Jika dengan suatu sebab, ginjal tidak dapat berfungsi maka harus dicarikan suatu terapi pengganti, artinya
menggantikan pekerjaan ginjal yang tidak berfungsi lagi. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan sisa metabolisme dan air tidak dapat lagi dikeluarkan.
Dalam kadar tertentu, sampah tersebut dapat meracuni tubuh, sesak napas karena penimbunan cairan, gangguan asam-basa di dalam darah ataupun
karena gangguan elektrolit, kemudian menimbulkan kerusakan jaringan bahkan kematian. Untuk mengatasi keadaan ini ada beberapa alternatif yang
ditawarkan yakni hemodialisis dan transplantasi ginjal.
361
Ilmu Pengetahuan Alam
Hemodialisis cuci darah berasal dari kata haemo yang berarti darah
dan dialisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari terapi pengganti ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan
fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Prinsip dasar dari Hemodialisis adalah dengan menerapkan proses difusi dan ultrailtrasi pada ginjal buatan,
dalam membuang sisa-sisa metabolisme tubuh dengan menggunakan mesin.
Anti koagulan Pompa
Pengukur tekanan
Pengukur tekanan
Dialyzer Pengukur
tekanan Penghilang
kontaminasi udara
Arteri Vena
Sumber: www.webmd.com
Gambar 9.2 Mekanisme Cuci Darah Hemodialisis
Pada proses hemodialisis, darah dari pembuluhnya disalurkan melalui selang kecil ke mesin yang disebut dializer. Setelah itu, darah yang telah bersih
dikembalikan ke tubuh. Di dalam dializer, darah akan melewati membran yang berfungsi sebagai saringan. Sampah hasil penyaringan akan dimasukkan
ke dalam cairan yang disebut larutan dialisat. Selanjutnya, dialisat yang telah tercampur dengan sampah hasil penyaringan akan dipompa keluar,
kemudian diganti dengan larutan dialisat yang baru.
Walaupun hemodialisis berfungsi mirip dengan cara kerja ginjal, tindakan ini hanya mampu menggantikan sekitar 10 kapasitas ginjal
normal. Selain itu, hemodialisis bukannya tanpa efek samping. Beberapa efek samping hemodialisis antara lain tekanan darah rendah, anemia, kram otot,
detak jantung tak teratur, mual, muntah, sakit kepala, infeksi, pembekuan darah trombus, dan udara dalam pembuluh darah emboli. Pada gagal
ginjal kronik, hemodialisis biasanya dilakukan 3 kali seminggu. Satu sesi hemodialisis memakan waktu sekitar 3 sampai 5 jam. Selama ginjal tidak
berfungsi, selama itu pula hemodialisis harus dilakukan, kecuali ginjal yang rusak diganti ginjal yang baru dari donor. Tetapi, proses pencangkokan ginjal
sangat rumit dan membutuhkan biaya besar. Hemodialisis dapat dikerjakan untuk awal pada penderita gagal ginjal. Walaupun cuci darah menyelamatkan
362
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs Petunjuk Khusus
nyawa dan memperbaiki kualitas hidup pasien, namun upaya ini tidak dapat memulihkan pasien kembali normal seperti sedia kala. Selain itu biaya untuk
melakukan cuci darah juga lumayan mahal.
Gagal ginjal merupakan lanjutan dari penyakit ginjal menahun. Jumlah pasien dengan penyakit ginjal menahun banyak sekali, ratusan ribu di seluruh
Indonesia. Masalahnya, pasien penyakit ginjal menahun yang belum masuk tahap gagal ginjal akan sakit untuk diketahui. Jadi, tantangan pemerintah
adalah melaksanakan program yang efektif untuk mencegah pasien penyakit ginjal menahun agar tidak memburuk, agar tidak progresif menjadi tahap
gagal ginjal menahun yang memerlukan cuci darah.
Proses kerusakan ginjal biasanya makan waktu sepuluh tahun atau lebih. Ada beberapa penyakit yang paling sering menyebabkan kerusakan ginjal
progresif, yaitu kencing manis diabetes dan tekanan darah tinggi. Beberapa penyakit lain yang kemudian dapat berlanjut ke gagal ginjal antara lain
adalah penyakit batu ginjal, infeksi ginjal, dan nefritis. Namun untuk yang sudah telanjur gagal ginjal, yang sedang menjalani cuci darah, maka perlu
dilanjutkan secara teratur, karena mutlak diperlukan untuk menggantikan fungsi ginjal dan bermanfaat untuk dapat menjalankan aktivitas sehari-hari.
2. Transplantasi Ginjal