67
Ilmu Pengetahuan Alam
3 Bruner dan Discovery Learning
Jerome Bruner, seorang ahli psikologi dari Universitas Harvard mengemukakan teori pendukung penting dalam pendidikan yang dikenal
dengan pembelajaran penemuan, yaitu satu model pengajaran yang menekankan pentingnya membantu peserta didik memahami struktur
atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu, perlunya peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang
sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Tujuan pendidikan tidak hanya meningkatkan banyaknya pengetahuan peserta didik tetapi juga
menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk penemuan peserta didik. Ketika pembelajaran penemuan diterapkan, pembelajaran ini menekankan
penalaran induktif dan proses-proses inkuiri yang merupakan ciri dari model ilmiah. PBL pada intinya adalah melakukan proses inkuiri itu. PBL juga
berdasarkan konsep lain dari Bruner yaitu
scafolding. Scafolding adalah suatu proses belajar di mana seorang peserta didik dibantu menuntaskan
masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan dari seorang guru atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih.
Problem Based Learning PBL merupakan salah satu model dari pendekatan kontekstual Contextual Teaching and LearningCTL.
Pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik
serta mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, dan bukan transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Peranan guru adalah
membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya, tidak hanya sekedar memberikan materi.
b. Dukungan PBL secara Empiris
Tujuan utama PBL menurut Sonmez dan Lee 2003 adalah bahwa pembelajaran bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan melainkan
juga untuk memberdayakan kapabilitas atau kemampuan. Efektivitas PBL tergantung pada kealamiahan ketertarikan peserta didik dan budaya kelas,
serta kelayakan tugas yang dibebankan pada peserta didik. Penggagas PBL yakin bahwa apabila peserta didik mengembangkan prosedur pemecahan
permasalahan mereka sendiri, mereka akan mengintegrasikan pengetahuan konseptual dengan keterampilan prosedural mereka. PBL dirancang tidak
untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik, namun PBL lebih diarahkan untuk membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan menyelesaikan
68
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs Petunjuk Umum
masalah dan keterampilan intelektualnya, mempelajari peranan orang dewasa melalui berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan agar
menjadi peserta didik yang mandiri Arends, 2008
Woods 1996 menyatakan bahwa PBL berdaya guna dalam pembelajaran karena beberapa alasan. Pertama, PBL memacu peserta didik mempelajari
prinsip-pinsip dasar suatu subyek pengetahuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah. Pengetahuan tersebut dipelajari dengan cara yang
berbeda dibanding pembelajaran ‘tradisional’, dan hal ini akan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengingat dan menggunakan pengetahuan
tersebut. Kedua, PBL menawarkan kesempatan untuk praktik, menggunakan, dan mungkin juga mengembangkan berbagai keterampilan proses seperti
pemecahan masalah, keterampilan interpersonal, keterampilan kelompok; kemampuan mengatasi perubahan, keterampilan belajar mandiri, dan
kemampuan mengakses diri sendiri. Ketiga, PBL dapat meningkatkan berbagai prinsip pembelajaran seperti aktif, bekerja sama, cepat memberi
umpan balik, dan lainnya.
Smith 1995 mengungkap keuntungan PBL. Menurutnya, PBL memberi kesempatan pada peserta didik untuk memanfaatkan pengetahuan yang
telah dimilikinya selama mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan evaluasinya melalui analisis terhadap permasalahan dunia
nyata. Lebih lanjut dinyatakan bahwa PBL menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir dan kemampuan kognitif peserta didik. Peserta didik
yang terlibat dalam PBL terbukti lebih sering memanfaatkan perpustakaan dan sumber-sumber informasi lainnya untuk mendukung pembelajarannya.
Peserta didik memiliki keterampilan belajar mandiri, yang merupakan bekal untuk belajar lebih lanjut. PBL membelajarkan peserta didik untuk memiliki
pendekatan yang lebih holistik, lebih siap mengintegrasikan informasi baru, beradaptasi terhadap perubahan dan bekerja sama dalam tim. Secara
umum PBL meningkatkan keinginan peserta didik untuk belajar dan mengembangkan kompetensinya.
Berdasar hasil kajian Yazdani 2002, Nur 2011 merinci hasil-hasil PBL berikut ini. 1 Keterampilan-keterampilan pemecahan masalah.
2 Keterampilan-keterampilan belajar yang diarahkan oleh diri sendiri. 3 Kemampuan menemukan dan menggunakan sumber daya yang
sesuai. 4 Berpikir kritis. 5 Dasar pengetahuan yang dapat diukur. 6 Kemampuan kinerja. 7 Keterampilan-keterampilan sosial dan etika. 8
Memenuhi kebutuhan diri sendiri dan memotivasi diri sendiri. 9 Terampil menggunakan komputer. 10 Keterampilan-keterampilan kepemimpinan.
11 Kemampuan bekerja sama dalam tim. 12 Keterampilan-keterampilan komunikasi. 13 Berpikir proaktif. 14 Kemampuan-kemampuan yang
sesuai dengan tuntutan dunia kerja
69
Ilmu Pengetahuan Alam
3. Tahapan Problem Based Learning