80
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs Petunjuk Umum
3 Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Banyak sumber yang menjelaskan bahwa lingkungan belajar berbasis proyek membuat peserta
didik menjadi lebih aktif memecahkan permasalahan-permasalahan yang kompleks. Peserta didik mempunyai pilihan untuk menyelidiki
topik-topik yang berkaitan dengan masalah dunia nyata, saling bertukar pendapat antara kelompok yang membahas topik yang berbeda,
mencari pengetahuan dari berbagai sumber, mengambil keputusan dan mempresentasikan proyek atau hasil diskusi mereka. Hal tersebut juga
mengembangkan keterampilan kognitif tingkat tinggi peserta didik.
4 Meningkatkan kecakapan kolaboratif. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan peserta didik mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi. PjBL merupakan ajang kesempatan berdiskusi yang baik bagi peserta didik, melatih penemuan langsung peserta didik
terhadap masalah dunia nyata, memberi mereka kesenangan dalam pembelajaran dan dapat dijadikan strategi mengajar yang efektif. Teori-
teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa peserta didik akan belajar lebih di
dalam lingkungan kolaboratif.
5 Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Peserta didik yang independen adalah yang bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas
yang kompleks. PjBL yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, membuat alokasi waktu, dan mencari sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Ketika peserta didik
bekerja di dalam tim, mereka belajar untuk mempelajari keterampilan merencanakan, mengorganisasi, negosiasi, dan membuat kesepakatan
tentang tugas yang akan dikerjakan, siapa yang bertanggungjawab untuk setiap tugas, dan bagaimana informasi akan dikumpulkan dan disajikan.
PjBL juga dapat meningkatkan keterampilan peserta didik khususnya kinerja ilmiah dalam merancang proyek sebagai releksi antara teori
dan praktik dalam pembelajaran. Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang amat penting untuk keberhasilan
hidupnya maupun di tempat kerjanya kelak.
3. Tahapan Project Based Learning
Terdapat beberapa macam rancangan tahapan atau sintaks PjBL. Tahapan PjBL yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational
Foundation 2005. a. Start With the Essential Question Ajukan pertanyaan. Pembelajaran
dimulai dengan pertanyaan, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Pertanyaan
81
Ilmu Pengetahuan Alam
disusun dengan mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru berusaha
agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
b. Design a Plan for the Project Rancang rencana proyek. Secara kolaboratif, guru dan peserta didik merencanakan aturan main,
pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai materi yang mungkin,
serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara
guru dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi
tentang aturan main, pemilihan kegiatan yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan penting, dengan cara mengintegrasikan berbagai
materi yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Create a Schedule Susun jadwal. Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal kegiatan dalam menyelesaikan proyek.
d. Monitor the Students and the Progress of the Project Pantau peserta didik dan kemajuan proyek. Guru bertanggungjawab untuk memantau
kegiatan peserta didik selama menyelesaikan proyek. Pemantauan dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses pemantauan, dibuat sebuah rubrik
yang dapat merekam keseluruhan kegiatan yang penting.
e. Assess the Outcome Penilaian hasil. Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar kompetensi,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Evaluation the Experience Evaluasi pengalaman. Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan releksi terhadap
kegiatan dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses releksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta
didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan
diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru new inquiry
untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.
82
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs Petunjuk Umum
PjBL dirancang supaya peserta didik melakukan penyelidikan untuk mengetahui hal yang kompleks, bukan untuk mengetahui informasi faktual
semata. Penerapan PjBL telah menunjukan bahwa model tersebut sanggup membuat peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna,
yaitu pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan paham konstruktivisme. Peserta didik diberi kesempatan untuk menggali sendiri informasi melalui
membaca berbagai buku secara langsung, membuat presentasi untuk orang lain, mengomunikasikan hasil aktivitasnya kepada orang lain, bekerja dalam
kelompok, memberikan usul atau gagasannya untuk orang lain dan berbagai aktivitas lainnya. Semuanya menggambarkan tentang bagaimana semestinya
orang dewasa belajar agar lebih bermakna.
Implikasi model PjBL dalam proses belajar mengajar adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar,
melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain. Selain itu, dalam
PjBL peserta didik menjadi terdorong lebih aktif berakitivitas dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kinerja ilmiah peserta didik, sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan evaluator proses dan produk hasil kinerja peserta didik meliputi outcome yang mampu ditampilkan dari hasil proyek
yang dikerjakan peserta didik.
D. Siklus Belajar Learning Cycle
1. Pengertian Siklus Belajar
Siklus belajar merupakan pembelajaran dengan tahapan yang diatur sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai dengan ikut serta berperan aktif. Siklus belajar menekankan pada proses penyelidikan peserta didik untuk
menyelidiki pengetahuan ilmiah melalui keterampilan proses untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar berdasarkan teori
konstruktivisme. Teori konstruktivisme tersebut mengarahkan agar peserta didik menemukan sendiri informasi atau pengetahuan yang diharapkan. Hal
tersebut bertujuan agar peserta didik benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, bekerja memecahkan masalah, dan menemukan
ide-ide baru.
Karplus Their pertama kali mengembangkan siklus belajar pada tahun 1967 untuk the Science Curriculum Improvement Study SCIS. Siklus belajar
pada mulanya terdiri dari tahap-tahap eksplorasi exploration, pengenalan konsep concept introduction, dan aplikasi konsep concept application
Renner dkk, 1988. Pada tahap eksplorasi, peserta didik diarahkan untuk memanfaatkan panca indranya dalam berinteraksi dengan lingkungan