251
Ilmu Pengetahuan Alam
2 Gastritis Kronis
Infeksi kuman Helicobacter pylori yang juga merupakan penyebab gastritis yang termasuk dalam kelompok gastritis kronis. Peningkatan
aktivitas gastritis kronis ditandai dengan kehadiran granulosit netroil pada daerah tersebut. Ada beberapa jenis gastritis kronis, antara lain sebagai
berikut.
a. Apabila peradangan terbatas pada lamina propia mukosa superisialis
disebut gastritis kronis superisialis. b. Apabila sel-sel radang kronis menyebar lebih dalam disertai kerusakan
sel-sel kelenjar dalam lambung disebut gastritis kronis atroik. Menurut distribusi anatomisnya, gastritis kronis dapat dibagi menjadi:
a. Gastritis kronis tipe A, di mana perubahan histopatologik terjadi pada kardia lambung. Tipe ini sering dihubungkan dengan proses autoimun
dan dapat berlanjut menjadi anemia pernisiosa. b. Gastritis kronis tipe B, tipe ini merupakan tipe yang paling sering
dijumpai, yang sering dihubungkan dengan infeksi kuman Helicobacter pylori.
c. Gastritis multifokal atau tipe AB merupakan gastritis yang distribusi kerusakan jaringan lambung telah menyebar ke seluruh bagian lambung.
d. Pencegahan
Penyakit mag dapat disembuhkan tetapi tidak dapat sembuh total. Mag adalah penyakit yang dapat kambuh apabila penderita tidak makan teratur,
terlalu banyak makan, atau sebab lain. Tetapi mag dapat dicegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan secukupnya, cuci tangan sebelum makan,
dan tidak jajan sembarangan.
2. Heartburn
Heartburn atau GERD Gastroesophageal Relux Disease, merupakan
penyakit pada saluran pencernaan yang cukup kronis. GERD terjadi ketika asam lambung atau terkadang isi lambung naik kembali ke esofagus
relux sehingga seseorang akan mengalami mual bahkan muntah. Akibat naiknya
asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar esofagus sehingga menimbulkan rasa panas pada dada heartburn sampai bagian dalam leher
bahkan kerongkongan. Heartburn dapat terjadi ketika seseorang makan terlalu banyak sampai sangat kenyang, seseorang yang sedang hamil karena
perkembangan janin akan menekan organ-organ pencernaannya, atau orang yang mengalami obesitas karena adanya tekanan pada dinding perut juga
dapat memicu terjadinya heartburn. Upaya pencegahan heartburn ini adalah dengan mengatur pola makan dan berolahraga ringan secara teratur.
252
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs Petunjuk Khusus
Pada saat makan usahakan agar tidak makan terlalu banyak, makan sedikit dalam waktu beberapa kali dapat mengurangi risiko heartburn. Kemudian
kurangi mengonsumsi makanan yang mengandung asam, berkafein, dan yang mengandung alkohol. Hindari makanan yang mengandung lemak tinggi
karena akan meningkatkan relux asam. Sebaiknya, pilihlah makanan yang
mengandung karbohidarat kompleks seperti beras merah, pasta, roti yang mengandung banyak biji-bijian karena makanan yang memiliki karbohidrat
kompleks akan membantu mengendalikan relux asam. Selain itu olahraga
ringan seperti bersepeda, berjalan kaki, berlari kecil setiap hari juga dapat membantu mengontrol berat badan sehingga tidak terjadi obesitas.
3. Intoleransi laktosa
Intoleransi laktosa merupakan kelainan pada usus halus yang tidak dapat memproduksi enzim laktase, sehingga penderitanya tidak dapat
mencerna laktosa. Laktosa merupakan jenis gula yang ditemukan pada susu. Penderita kelainan ini tidak dapat mencerna produk-produk berbahan susu
yang mengandung laktosa seperti keju, yoghurt, mentega. Apabila penderita mengonsumsi makanan yang mengandung laktosa maka akan menyebabkan
diare. Diare terjadi karena laktosa yang tidak tercerna menyebabkan penyimpanan cairan pada usus halus. Selain itu juga akan menimbulkan gas,
kembung, dan nyeri perut karena bakteri memecah laktosa secara anaerob. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari makanan yang
mengandung laktosa, atau dapat juga mengganti susu hewani dengan susu nabati seperti susu kedelai atau susu almond, dapat juga mengonsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin D dan tinggi kalsium selain susu agar kebutuhan kalsium tubuh tetap terpenuhi.
4. Gingivitis