65
Ilmu Pengetahuan Alam
inferensi dan merumuskan kesimpulan. Model yang digunakan tergantung pada masalah yang sedang dikaji.
d. Menghasilkan dan memamerkan produk atau hasil karya Problem Based Learning PBL menuntut peserta didik untuk
menghasilkan produk tertentu dalam berbagai bentuk seperti presentasi laporan, transkrip debat, model isik, video, program komputer, atau yang
lain. Produk tersebut bertujuan untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan peserta didik pada peserta didik-peserta didik yang lain.
e. Kerja sama Problem Based Learning PBL juga dicirikan oleh adanya kerja sama
antarpeserta didik, dalam bentuk berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja sama antarpeserta didik dapat memberikan motivasi untuk bekerja
bersama dalam tugas-tugas yang lebih kompleks dan meningkatkan peluang untuk berbagi inkuiri dan berdialog untuk mengembangkan keterampilan
sosial.
2. Dukungan Problem Based Learning
a. Dukungan PBL secara Teoritis
Problem Based Learning PBL tidak banyak berfokus pada apa yang dikerjakan peserta didik perilaku peserta didik tetapi pada apa yang mereka
pikirkan kognisi mereka selama mereka mengerjakannya. Arends 2008 melacaknya dari tiga aliran pikiran teori belajar, yaitu Dewey dan kelas
berorientasi masalah; Piaget, Vygotsky, dan konstruktivisme; dan Bruner dan discovery learning.
1 Dewey dan Kelas Berorientasi Masalah
Menurut Arends 2008, PBL berakar dari gagasan Dewey tentang pendidikan, bahwa sekolah mestinya mencerminkan masyarakat yang lebih
besar dan kelas merupakan laboratorium untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. Dewey menganjurkan kepada guru untuk mendorong peserta
didik terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial. Pembelajaran di
sekolah seharusnya memiliki manfaat yang jelas dan tidak abstrak saja dan pembelajaran yang memiliki manfaat terbaik dapat dilakukan oleh peserta
didik dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek yang menarik yang merupakan pilihan mereka sendiri. Visi dari pembelajaran
adalah yang bermanfaat nyata dan berpusat pada peserta didik, didukung keingintahuan peserta didik untuk mengeksplorasi situasi yang berarti bagi
peserta didik.
66
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs Petunjuk Umum
2 Piaget, Vygotsky, dan Konstruktivisme
Arends 2008 juga menjelaskan bahwa PBL dilandasi oleh konsep konstruktivisme yang dikembangkan Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Dalam
penjelasannya tentang bagaimana perkembangan intelektual pada anak kecil, Piaget menegaskan bahwa anak memiliki rasa ingin tahu bawaan
dan secara terus menerus berusaha ingin memahami dunia di sekitarnya. Rasa ingin tahu ini, menurut Piaget dapat memotivasi mereka untuk secara
aktif membangun tampilan dalam otak mereka mengenai lingkungan yang mereka hayati. Pada saat mereka tumbuh semakin dewasa dan memperoleh
lebih banyak kemampuan bahasa dan memori, tampilan mental mereka tentang dunia menjadi lebih luas dan lebih abstrak. Sementara itu pada
semua tahap perkembangan, anak perlu memahami lingkungan mereka dan memotivasinya untuk menyelidiki dan membangun teori-teori yang
menjelaskan lingkungan itu. Di atas pandangan konstruktivis-kognitif inilah PBL dikembangkan.
Pandangan ini lebih lanjut mengemukakan bahwa peserta didik dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi
dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Pengetahuan tidak statis namun secara terus menerus tumbuh dan berubah pada saat peserta didik
menghadapi pengalaman baru yang memaksa mereka membangun dan memodiikasi pengetahuan awal mereka. Menurut Piaget, pedagogi yang
baik harus melibatkan anak dengan situasi-situasi di mana anak secara mandiri melakukan eksperimen, dalam arti mencoba segala sesuatu untuk
melihat apa yang terjadi, memanipulasi tanda atau simbol, mengajukan pertanyaan dan menemukan sendiri jawabannya, mencocokkan apa yang
mereka temukan pada suatu saat dengan apa yang ia temukan pada saat yang lain, dan membandingkan temuannya dengan temuan anak lain.
Lev Vigotsky percaya bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru yang menantang dan
ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman. Dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu mengkaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan lama yang telah dimilikinya untuk membangun pengertian baru. Keyakinan Vigotsky berbeda dengan keyakinan
Piaget dalam beberapa hal penting. Piaget memusatkan pada tahap-tahap perkembangan intelektual yang didahului oleh semua individu tanpa
memandang latar konteks sosial dan budaya, sedangkan Vigotsky memberi tempat yang lebih penting pada aspek sosial pembelajaran. Vigotsky percaya
bahwa interaksi sosial dengan teman lain memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual peserta didik.
67
Ilmu Pengetahuan Alam
3 Bruner dan Discovery Learning
Jerome Bruner, seorang ahli psikologi dari Universitas Harvard mengemukakan teori pendukung penting dalam pendidikan yang dikenal
dengan pembelajaran penemuan, yaitu satu model pengajaran yang menekankan pentingnya membantu peserta didik memahami struktur
atau ide kunci dari suatu disiplin ilmu, perlunya peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran, dan suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang
sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Tujuan pendidikan tidak hanya meningkatkan banyaknya pengetahuan peserta didik tetapi juga
menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk penemuan peserta didik. Ketika pembelajaran penemuan diterapkan, pembelajaran ini menekankan
penalaran induktif dan proses-proses inkuiri yang merupakan ciri dari model ilmiah. PBL pada intinya adalah melakukan proses inkuiri itu. PBL juga
berdasarkan konsep lain dari Bruner yaitu
scafolding. Scafolding adalah suatu proses belajar di mana seorang peserta didik dibantu menuntaskan
masalah tertentu melampaui kapasitas perkembangannya melalui bantuan dari seorang guru atau orang lain yang memiliki kemampuan lebih.
Problem Based Learning PBL merupakan salah satu model dari pendekatan kontekstual Contextual Teaching and LearningCTL.
Pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata peserta didik
serta mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi peserta didik. Proses pembelajaran berlangsung alamiah
dalam bentuk kegiatan peserta didik bekerja dan mengalami, dan bukan transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Peranan guru adalah
membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya, tidak hanya sekedar memberikan materi.
b. Dukungan PBL secara Empiris