73
Ilmu Pengetahuan Alam
Mendampingi peserta didik “lambat belajar” dalam pengembangan keterampilan penyelidikan merupakan pengalaman tersendiri bagi guru,
dan apabila berhasil, mungkin merupakan salah satu pengalaman paling mengesankan bagi guru. Mungkin juga ada kendala lain dalam pelaksanaan
PBL, misalnya sekolah kurang memiliki perpustakaan dan sumber daya teknologi yang terbatas, terbatasnya jam pelajaran, dan lainnya. Semuanya
memerlukan kreativitas guru dalam memecahkan masalah yang ada.
C. Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning
1. Pengertian Project based learning
Project Based Learning PjBL dapat diterjemahkan menjadi pembelajaran berbasis proyek. Untuk membedakan dengan problem based
learning PBL, Project based learning disingkat dengan PjBL. Istilah PjBL project based learning memang sering dipertukarbalikkan dengan problem
based learning PBL. Seringkali keduanya juga sama-sama disingkat dengan PBL, sehingga makin rancu, meskipun sebenarnya di antara keduanya
berbeda. Keduanya menekankan lingkungan belajar peserta didik aktif, kerja kelompok kolaboratif, dan teknik evaluasi autentik authentic assessment.
Perbedaannya terletak pada perbedaan objek.
Project Based Learning PjBL dan Problem Based Learning PBL memiliki beberapa kesamaan karakteristik. Keduanya adalah model
pembelajaran yang dimaksudkan untuk melibatkan peserta didik di dalam tugas-tugas autentik dan dunia nyata agar dapat memperluas belajar mereka.
Peserta didik diberi tugas proyek atau problem yang open-ended dengan lebih dari satu pendekatan atau jawaban. Kedua model ini juga dinyatakan
sebagai model yang student-centered, dan menempatkan peranan guru sebagai fasilitator. Peserta didik dilibatkan dalam PjBL atau PBL, bekerja di
dalam kelompok secara kolaboratif dan didorong mencari berbagai informasi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan proyek atau masalah yang
dikerjakan. Model ini menekankan pengukuran hasil belajar autentik dengan basis unjuk kerja performance-based assessment.
Project Based Learning PjBL adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek yang
dikerjakan oleh peserta didik dapat berupa proyek mandiri atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, menghasilkan sebuah
produk, yang hasilnya kemudian akan ditampilkan atau dipresentasikan. Proyek tersebut berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan
dengan kehidupan peserta didik. Pembelajaran berbasis proyek merupakan bagian dari model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik student-
centered.
74
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs Petunjuk Umum
Berikut pengertian lain PjBL, yang sebenarnya tidak jauh berbeda, sekalipun ada yang menyebutnya sebagai metode, pendekatan, atau cara
dalam pembelajaran. a. Project Based Learning PjBL adalah metode pengajaran sistematik
yang mengikutsertakan peserta didik ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan autentik dan
perancangan produk dan tugas University of Nottingham, 2003.
b. Project Based Learning PjBL adalah pendekatan pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan
berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan bagi kehidupannya Barron, 1998.
c. Project Based Learning PjBL adalah proses pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah,
unit pembelajaran bermakna dengan mengitegrasikan konsep-konsep dari sejumlah komponen pengetahuan, atau disiplin, atau wilayah kajian
Blumenfeld, dkk., 1991.
d. Project Based Learning PjBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan
berfokus kepada aktivitas peserta didik Boud Felleti, 1991. e. Project Based Learning PjBL adalah pendekatan pembelajaran yang
memiliki karakteristik sebagai berikut: a peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, b adanya permasalahan atau
tantangan yang diajukan kepada peserta didik, c peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan yang
diajukan, d peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
e proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, f peserta didik secara berkala melakukan releksi atas aktivitas yang sudah dijalankan, g
produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, h situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan Global
SchoolNet, 2000.
Pada PjBL peserta didik dapat berkolaborasi dan melakukan investigasi atau penyelidikan dalam kelompok kolaboratif antara 4-5 orang.
Keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dan dikembangkan oleh peserta didik dalam tim adalah merencanakan, mengorganisasikan, negosiasi,
dan membuat konsensus atau kesepakatan tentang tugas yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan apa, dan bagaimana mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan dalam berinvestigasi. Keterampilan yang dibutuhkan dan yang akan dikembangkan oleh peserta didik merupakan keterampilan yang
esensial sebagai landasan untuk keberhasilan proyek mereka. Keterampilan- keterampilan yang dikembangkan melalui kolaborasi dalam tim menyebabkan
75
Ilmu Pengetahuan Alam
pembelajaran menjadi aktif, di mana setiap individu memiliki keterampilan yang bervariasi sehingga setiap individu mencoba menunjukkan keterampilan
yang mereka miliki dalam kerja tim mereka. Pembelajaran secara aktif dapat memimpin peserta didik ke arah peningkatan keterampilan dan kinerja
ilmiah. Kinerja ilmiah tersebut mencakup prestasi akademis, mutu interaksi hubungan antarpribadi, rasa harga diri, persepsi dukungan sosial lebih besar,
dan keselarasan antarpara peserta didik.
Tidak semua kegiatan belajar aktif dan melibatkan proyek dapat disebut PjBL. Berangkat dari pertanyaan “Apa yang harus dimiliki proyek belajar
agar dapat digolongkan sebagai PjBL?”. Berikut ini adalah lima kriteria apakah suatu pembelajaran berproyek termasuk sebagai PjBL. Lima kriteria
itu adalah a keterpusatan centrality, b berfokus pada pertanyaan atau masalah, c investigasi konstruktif atau desain, d kemandirian peserta
didik, dan e realisme. Berikut ini penjelasannya.
a. Proyek dalam PjBL adalah terfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong peserta didik mempelajari konsep-konsep dan prinsip-
prinsip inti atau pokok dari mata pelajaran. Deinisi proyek bagi peserta didik harus dibuat sedemikian rupa agar terjalin hubungan antara
aktivitas dan pengetahuan konseptual yang melatarinya. Proyek biasanya dilakukan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang belum dapat
dipastikan jawabannya atau
ill-deined problem. Proyek dalam PjBL dapat dirancang secara tematik, atau gabungan intersection topik-topik
dari dua atau lebih mata pelajaran. b. Proyek melibatkan peserta didik dalam investigasi konstruktif.
Investigasi mungkin berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri, atau proses
pengembangan model. Proyek pada PjBL merupakan aktivitas inti yang meliputi transformasi dan konstruksi pengetahuan dengan pengertian:
pemahaman baru, atau keterampilan baru pada pihak peserta didik. Jika inti kegiatan proyek tidak menyajikan “tingkat kesulitan” bagi anak,
atau dapat dilakukan dengan penerapan informasi atau keterampilan yang siap dipelajari, proyek yang dimaksud adalah tak lebih dari sebuah
latihan, dan bukan proyek PjBL yang dimaksud.
c. Project Based Learning PjBL lebih mengutamakan kemandirian, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat kaku, dan tanggung jawab
peserta didik daripada proyek tradisional dan pembelajaran tradisional. d. Proyek adalah realistik. Karakteristik proyek memberikan ke autentikan
pada peserta didik. Karakteristik ini boleh jadi meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan peserta didik, konteks di mana kerja proyek
dilakukan, produk yang dihasilkan, atau kriteria di mana produk-
76
Buku Guru Kelas VIII SMPMTs Petunjuk Umum
produk atau unjuk kerja dinilai. PjBL melibatkan tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah autentik
bukan simulatif, dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan di lapangan yang sesungguhnya.
Selama berlangsungnya proses belajar dalam PjBL, guru berperan sebagai fasilitator dan evaluator, dengan rincian tugas berikut ini.
a. Menyusun masalah yang akan dipecahkan. b. Membantu penyediaan sumber baik cetak maupun elektronik.
c. Mengatur kelompok dan menciptakan suasana belajar yang nyaman. d. Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki
seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman- temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat
informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi. e. Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan
perkembangan kelompok. f. Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-
evaluation. g. Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian
tujuan. h. Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai
masalah yang muncul dalam proses belajar, serta menjaga agar proses belajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajar
yang dilewati atau diabaikan dan agar setiap tahapan dilakukan dalam urutan yang tepat.
i. Menjaga motivasi peserta didik dengan mempertahankan unsur
tantangan dalam penyelesaian tugas dan juga memberikan pengarahan untuk mendorong pelajar keluar dari kesulitannya.
j. Membimbing proses belajar pesertda didik dengan mengajukan
pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat. Pertanyaan ini hendaknya merupakan pertanyaan terbuka yang mendorong pelajar mencari
pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dan lain-lain.
k. Mengevaluasi kegiatan belajar pelajar, termasuk partisipasinya dalam proses kelompok. Guru perlu memastikan bahwa setiap peserta didik
terlibat dalam proses belajar l.
Mengevaluasi penerapan PjBL yang telah dilakukan.
77
Ilmu Pengetahuan Alam
2. Dukungan Project Based Learning