Pendekatan Angkatan Kerja dan Pendekatan Penggunaan Tenaga Kerja Kriteria Produktivitas Kerja Rendah

PENGANTAR TEORI EKONOMI 326 Indikator ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja dan sedang bekerja tetapi dengan jam kerja di bawah normal kurang dari 35 jam per minggu dengan jumlah penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat Setengah Pengangguran 100 ker tan ker ker ker X ja angka normal ja jam dari kurang ja be yg ja pe Misalkan, berdasarkan data Sakernas 2004, persentase penduduk usia 15 tahun atau lebih yang bekerja dengan jam kerja dibawah 35 jam seminggu berjumlah 30.213.692 orang sementara total angkatan kerja 2004 berjumlah 103.973.387 orang. Sehingga tingkat setengah pengangguran pada tahun 2004 sebesar 29. Semakin tinggi tingkat setengah pengangguran maka semakin rendah tingkat utilisasi pekerja dan produktivitasnya. Akibatnya, pendapatan mereka pun rendah dan tidak ada jaminan sosial atas mereka. Hal ini sering terjadi di sektor informal yang rentan terhadap kelangsungan pekerja, pendapatan dan tidak tersedianya jaminan sosial. Sehingga pemerintah perlu membuat kebijakan untuk meningkatkan kemampuan bekerja mereka seperti penambahan balai latihan kerja. Konsentrasi setengah pengangguran diduga banyak ditemukan disektor pertanian dan perdagangan. Peta setengah pengangguran perlu dilengkapi dengan distribusi menurut daerah dalam regional geografis dan dalam arti pedesaan –perkotaan. Penanganan masalah setengah pengangguran regional sering membutuhkan partisipasi aparat pemerintah daerah dengan gubernur sebagai penguasa tunggal. Untuk itu, peta regional seperti ini sangat bermanfaat.

16.3. Pendekatan Angkatan Kerja dan Pendekatan Penggunaan Tenaga Kerja

Pembedaan orang yang bekerja dan menganggur tidak menunjukkan apa- apa mengenai tingkat pendapatan dan produktivitas seseorang. Pada dasarnya orang bekerja untuk memperoleh penghasilan. Ada orang yang yang bekerja 40 jam seminggu atau lebih tetapi pendapatannya rendah, sedang yang lain bekerja kurang dari 20 jam mempunyai penghasilan yang lebih besar. Pendekatan angkatan kerja yang membedakan orang bekerja dan menganggur menimbulkan masalah sehingga dikembangkan pendekatan lain yaitu pendekatan penggunaan tenaga kerja labor utilization approach. Pendekatan penggunaan tenaga kerja menitikberatkan pada seseorang apakah dia cukup dimanfaatkan dalam kerja dilihat dari segi jumlah jam kerja, produktivitas kerja, dan pendapatan yang diperoleh. Dengan pendekatan ini angkatan kerja dibedakan dalam tiga golongan yaitu pertama, orang yang menganggur yaitu orang yang sama sekali tidak PENGANTAR TEORI EKONOMI 327 bekerja dan berusaha mencari pekerjaan. Kedua, setengah menganggur yaitu mereka yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan. Ketiga, orang yang bekerja penuh. Setengah penganggur dapat digolongkan berdasarkan jumlah jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan dalam dua kelompok yaitu setengah penganggur kentara yakni mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan setengah penganggur tidak kentara yakni mereka yang produktivitas kerja dan pendapatannya rendah.

16.4. Kriteria Produktivitas Kerja Rendah

Pada dasarnya orang berproduktivitas rendah karena empat kemungkinan. Kemungkinan pertama disebabkan kurangnya ketrampilan. Biasanya orang kurang terampil dalam pekerjaan karena pendidikan yang rendah. Pengalaman menunjukkan bahwa pendidikan yang diterima di sekolah kadang-kadang terlalu umum dan tidak dapat diterapkan langsung dalam pekerjaan. Akibatnya dapat terjadi bahwa orang yang sudah berpendidikan agak tinggi tetap masih mempunyai produktivitas kerja yang rendah. Orang yang baru mulai bekerja atau kurang pengalaman kerja biasanya mempunyai produktivitas rendah. Rendahnya produktivitas kerja dapat ditingkatkan melalui latihan kerja di luar maupun di tempat kerja, namun bagaimana mengukurnya tetap masih pekerjaan yang sulit. Kemungkinan kedua yaitu kurangnya sarana-sarana penunjang. Ini dapat berbentuk kurangnya alat kerja, kurangnya organisasi dan manajemen pimpinan. Kemungkinan ketiga adalah rendahnya tingkat kesehatan dan gizi. Keempat, produktivitas kerja rendah dapat juga diakibatkan rendahnya tingkat upah dan sistem pengupahan yang tidak mengandung sistem pemberian insentif bagi karyawan yang berprestasi baik. Upah yang rendah tidak mendorong kegairahan kerja. Upah yang rendah juga mengakibatkan tingkat kesehatan dan konsumsi yang terbatas dan oleh sebab itu produktivitas kerja menjadi rendah juga.

16.5. Trend Pengangguran di Indonesia