PENGANTAR TEORI EKONOMI
160
Q TR
TC TR-TC
50 -50
1 15
60 -45
2 30
70 -40
3 45
80 -35
4 60
90 -30
5 75
100 -25
6 90
110 -20
7 105
120 -15
8 120
130 -10
9 135
140 -5
10 150
150 11
165 160
5 12
180 170
10 13
195 180
15 14
210 190
20 15
225 200
25 16
240 210
30
Sampai titik peluang-pokok, yang ditunjukkan oleh perpotongan antara garis
TR dan garis TC, perusahaan tersebut menderita kerugian. Selain melampaui titik tersebut, perusahaan itu mulai memperoleh laba. Gambar 6.11 menunjukkan
titik peluang-pokok pada tingkat penjualan dan tingkat biaya sebesar Rp 150 juga yang terjadi pada tingkat produksi sebanyak 50.000 unit.
6.12. Struktur Biaya dan Perubahan Ceteris Paribus
Dalam mempelajari teori biaya selama ini, kita selalu mengasumsikan bahwa tehnologi dan tingkat harga tertentu dari faktor produksi tidak berubah. Selama
ini biaya produksi hanya tergantung dari jumlah barang yang diproduksi. Apabilan kita merubah asumsi bahwa tehnologi dan tingkat harga faktor
produksi berubah maka struktur biayanya pun ikut berubah. Perubahan struktur biaya dapat mengarah keberbagai bentuk. Sebagai contoh akibat kemajuan
zaman maka telah ditemukan kemajuan tehnologi, dan kemajuan tehnologi akan meningkatkan produktivitas, kenaikan produktivitas akan berdampak pada
penurunan biaya rata-rata. Untuk jelasnya marilah kita perhatikan gambar 6.12 dibawah ini.
PENGANTAR TEORI EKONOMI
161
Gambar 6.12 Penurunan Struktur Biaya Rata-rata
karena Perbaikan Tehnologi Pengaruh perubahan harga faktor produksi tergantung pada perubahan faktor
produksi tetap ataukah variabel. Untuk perbedaannya marilah kita perhatikan rumus biaya total.
TC = FC + VC TC = FC + b . Q
Misalkan TC meningkat akibat kenaikan sewa gedung, berarti sewa gedung termasuk komponen biaya tetap sehingga rumus TC yang baru menjadi TC
1
= FC
1
+ bQ, Kenaikan biaya rata-rata sebesar :
AC = TC
1
– TC Q
= FC
1
– FC Q
= ∆FC
Q Sehingga kenaikan biaya tetap akan menggeser AC keatas.
Marilah kita buat ilustrasi kasus untuk pembuktian gambar 6.12 Diatas. Diketahui biaya tetap 300 dan biaya variabel -50Q+Q
2
+0.25Q
3
maka akan terlihat pada gambar dibawah ini, bila ada kenaikan biaya tetap misal sewa gedung menjadi 500
maka akan terlihat gambar AC dan MC seperti gambar .
AC AC
1
AC
2
Q Biaya
PENGANTAR TEORI EKONOMI
162
Gambar 6.13 Pengaruh kenaikan Biaya Tetap
Pada Struktur Biaya Gambar diatas menggambarkan perubahan biaya tetap. Kurva biaya rata-rata
bergeser keatas dari AC
2
ke AC
1
. Kelengkungan kurvanya juga berubah. Pada kuatitas yang dihasilkan rendah maka jarak AC
2
dan AC
1
adalah yang terjauh, makin banyak yang dihasilkan jarak AC
2
dan AC
1
makin dekat. Hal ini mudah dipahami jika biaya tetap naik maka biaya tetap dibagi dengan jumlah produksi
yang semakin meningkat akan mengurangi biaya rata-rata.
AC
1
AC
2
MC Biaya
Q
PENGANTAR TEORI EKONOMI
163
Q MC
AC FC
VC TC
1 300
-49 251 2
-45 103 300
-94 206 3
-40 55
300 -134 166
4 -34
33 300
-168 132 5
-26 21
300 -194 106
6 -16
15 300
-210 90
7 -5
12 300
-215 85
8 7
12 300
-208 92
9 21
13 300
-187 113 10
37 15
300 -150 150
11 54
19 300
-96 204 12
72 23
300 -24 276
13 92
28 300
68 368 14
114 34
300 182 482
Q MC
AC FC
VC TC
1 500
-49 451
2 -45 203 500
-94 406
3 -40 122 500
-134 366
4 -34
83 500 -168
332 5
-26 61 500
-194 306
6 -16
48 500 -210
290 7
-5 41 500
-215 285
8 7
37 500 -208
292 9
21 35 500
-187 313
10 37
35 500 -150
350 11
54 37 500
-96 404
12 72
40 500 -24
476 13
92 44 500
68 568
14 114 49 500
182 682
AC
1
AC MC
MC
PENGANTAR TEORI EKONOMI
164
Gambar 6.14 Pengaruh kenaikan Biaya Variabel
Pada Struktur Biaya Sekarang marilah kita perhatikan bila perubahan pada biaya variable, misalkan
biaya bahan baku meningkat atau upah tenaga kerja meningkat. Bentuk kurva biaya rata-rata menjadi bermacam-macam. Karena kenaikan biaya bahan baku
berakibat pada penghematan bahan baku sehingga tenaga kerja harus berhati-hati dalam mengolah bahan baku agar tidak terjadi pemborosan. Atau karena upah
tenaga kerja meningkat maka pekerja harus bekerja dengan sungguh-sungguh agar produktivitas tenaga kerja meningkat. Kedua hal tersebut akan mempengaruhi
bentuk kelengkungan kurva AC. Misalnya kita asumsikan kenaikan bahan baku tidak menyebabkan penghematan dan kenaikan upah tenaga kerja tidak
menyebabkan peningkatan produktivitas maka kurve biaya rata-rata aan bergeser secara vertical. Rumusan biaya total yang baru TC = FC
+ VC
1
dimana VC
1
VC
2
. Dari rumusan ini jelas bahwa biaya marginal menjadi lebih tinggi dari semula.
Kenaikan biaya marginal ditunjukan oleh pergeseran dari MC ke MC
1
. Dalam kasus ini jarak vertikan antara AC
2
ke AC
1
sama dengan jarak vertical antara MC ke MC
1
pada setiap kuantitas produksi.
AC
1
AC
2
MC Biaya
Q MC
1
PENGANTAR TEORI EKONOMI
165
Q FC
VC TC
MC AC
1 300 -49 251
2 300 -94 206
-45 103 3 300
-134 166 -40
55 4 300
-168 132 -34
33 5 300
-194 106 -26
21 6 300
-210 90
-16 15
7 300 -215
85 -5
12 8 300
-208 92
7 12
9 300 -187 113
21 13
10 300 -150 150
37 15
11 300 -96 204
54 19
12 300 -24 276
72 23
13 300 68 368
92 28
14 300 182 482 114
34 Q
FC VC
TC MC
AC 1 300
-29 271 2 300
-54 246 -25 123
3 300 -74 226
-20 75
4 300 -88 212
-14 53
5 300 -94 206
-6 41
6 300 -90 210
4 35
7 300 -75 225
15 32
8 300 -48 252
27 32
9 300 -7 293
41 33
10 300 50 350
57 35
11 300 124 424 74
39 12 300 216 516
92 43
13 300 328 628 112 48
14 300 462 762 134 54
PENGANTAR TEORI EKONOMI
166 LATIHAN SOAL
1. Terangkan cara membentuk kurva ongkos total rata-rata di dalam jangka
panjang 2.
Di dalam jangka pendek maupun di dalam jangka panjang kurva ongkos total rata-rata adalah berbentuk huruf U. Terangkan faktor yang menyebabkan
sifat ongkos total rata-rata tersebut 3.
a. Terangkan perhubungan di antara kurva ongkos berubah rata-rata, ongkos total rata-rata dan ongkos marjinal
b. Bagaimanakah konsep ongkos marginal dapat membantu seorang produsen
dalam menentukan tingkat kegiatan ini firma yang akan memaksimumkan keuntungan?
5. Perubahan agribisnis yang bergerak di bidang pengepakan ikan hias
mempunyai fixed cost FC sebesar 16 Juta rupiah dan variabel costnya untuk setiap packing yang dihasilkan sebesar 2 juta rupiah.
a. Berapa besar fungsi total cost?
b. Berapa besar fungsi AC dan MC?
c. Bila AC sebesar 3 juta rupiah berapa paking yang dapat dihasilkan?
6. Ongkos tetap total yang dikeluarkan sesuatu perusahaan bernilai Rp 12.000,-.
Ongkos berubah total pada berbagi tingkat produksi adalah seperti ditunjukkan dalam tabel di bawah ini.
Jumlah produksi unit
Ongkos berubah total Rp
1 10000
3 30000
6 45000
10 60000
I5 70000
19 100000
22 150000
24 250000
Hitunglah: a.
ongkos total dan ongkos total rata-rata b.
ongkos berubah rata-rata c.
ongkos marjinal d.
ongkos tetap rata-rata
PENGANTAR TEORI EKONOMI
167
7. Diketahui
Jumlah produksi Ongkos berubah total 1
150 3
225 6
300 10
375 I5
450 19
525 22
600 24
675 Berdasarkan kepada data tersebut hitunglah nilai-nilai berbagai jenis ongkos
lainnya Selanjutnya buatlah kurva-kurva berbagai ongkos tersebut
PENGANTAR TEORI EKONOMI
168
BAB PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Persaingan sempurna akan terjadi jika produsen-produsen secara individual di pasar tidak bisa mempengaruhi harga. Para produsen tersebut bertindak hanya
sebagai penerima harga price taker. Ketiadaan pengaruh terhadap harga tersebut memerlukan syarat-syarat sebagai berikut.
1. Jumlah pembeli dan penjual banyak
Setiap perusahaan dalam suatu industri kecil hanya menghasilkan suatu bagian yang sangat kecil dibandingkan jumlah output industri secara keseluruhan dan
setiap pembeli hanya membeli suatu bagian yang sangat kecil pula dari output total tersebut.
2. Produk yang homogen
Output dari masing-masing perusahaan persis sama dengan output perusahaan- perusahaan lainnya dalam industri tersebut.
3. Bebas keluar-masuk pasar
Perusahaan-perusahaan tidak dihambat untuk memasuki atau keluar dari industri tersebut.
4. Penyebaran informasi yang sempurna
Informasi mengenai biaya, harga dan kualitas diketahui oleh semua pembeli dan penjual di pasar.
7
PENGANTAR TEORI EKONOMI
169
Keempat syarat pokok ini, yang diperlukan untuk adanya struktur pasar persaingan sempurna, sangat membatasi persaingan sempurna untuk lahir di
dalam dunia nyata. Walaupun pertukaran-pertukaran komoditi mendekati syarat- syarat tersebut, ketidaksempurnaan tetap akan terjadi di situ. Meskipun demikian,
untuk beberapa perusahaan, keputusan-keputusan penentuan harga harus dibuat dalam keadaan di mana mereka tidak punya kendali sama sekali atas harga dan
karena itu suatu penelaahan terhadap struktur pasar persaingan sempurna akan memberikan pandangan pemikiran dalam membuat keputusan penentuan harga
dalam kasus seperti ini. Lebih penting lagi, suatu pemahaman yang jelas mengenai persaingan sempurna akan memberikan suatu referensi pokok bagi kita untuk
menganalisis struktur-struktur pasar lainnya seperti oligopoli dan persaingan monopolistik.
7.1. Permintaan Pasar dan Perusahaan Perusahaan adalah sebagai pengambil harga, yaitu sebuah perusahaan
tidak mempunyai kekuasaan untuk menentukan harga. Interaksi seluruh produsen dan seluruh pembeli di pasar yang akan menentukan harga pasar dan
seorang produsen hanya menerima saja harga yang sudah ditentukan tersebut. Hal ini menunjukkan seberapa banyak pun barang yang diproduksikan dan dijual
oleh produsen, ia tidak dapat mengubah harga yang telah ditentukan pasar, karena jumlah yang diproduksikan hanya sebagian kecil saja dari jumlah yang
diperjualbelikan di pasar. Pada pasar persaingan sempurna harga pasar cenderung stabil, sehingga bentuk
kurva permintaan dan penawaran pada pasar sempurna berupa garis lurus mendatar sejajar dengan sumbu jumlah barang OQ. Berapa pun jumlah barang
yang dibeli atau yang ditawarkan tidak akan menaikkan atau menurunkan harga barang. Dan kurva tersebut juga merupakan kurva pendapatan rata-rata atau AR
Average Revenue dan pendapatan marginal atau MR Marginal Revenue. Marilah kita pehatikan perbedaan kurve permintaan bagi seorang konsumen dan
seorang produsen. Dilihat dari kacamata seorang produsen permintaan konsumen merupakan sumber pendapatan, uang yang dikeluarkan oleh
konsumen merupakan pendapatan bagi seorang produsen. Jadi kurve permintaan konsumen merupakan kurva pendapatan produsen.
Besarnya pendapatan produsen tergantung dari jumlah barang yang dijual dan berapa harga barang yang dijual, secara ringkas pendapatan pengusaha sebagai
berikut : TR = P . Q
Dimana TR adalah total revenue
PENGANTAR TEORI EKONOMI
170
Dari rumusan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa tingginya harga menceminkan tingginya pendapatan rata-rata produsen.
AR = TR Q AR = P . Q Q
AR = P Secara grafik hubungan antara permintaan konsumen dan pendapatan rata-rata
produsen dapat dilukiskan dengan kurva berikut ini. Harga
Pe 0 Qe Qunit
Harga Pe D = P = AR = MR
0 Qunit
Gambar 7.1 : Permintaan Konsumen sama dengan Pendapatan Rata-rata Produsen
Pada harga OPe, jumlah barang yang diminta oleh konsumen sebesar OQe, sehingga pendapatan produsen sebesar :
TR = Pe . Qe Pendapatan per satuan barang adalah :
AR = Pe Kesamaan AR = Pe ini berlaku pada setiap harga dan kuantitas barang yang
dijual, akibatnya setiap titik pada kurva permintaan mencerminkan tingginya pendapatan rata-rata produsen.
Hubungan antara TR, AR dan MR adalah sebagai berikut : TR = P . Q
AR = TR Q = P . Q Q = P MR =
∂ TR ∂ Q = ∂ P . Q ∂Q = P Sehingga P = AR = MR
PENGANTAR TEORI EKONOMI
171
MR adalah Marginal Revenue pendapatan marginal dapat didefinisikan sebagai tambahan pendapatan total yang diterima produsen akibat tambahan penjualan
dengan satu-satuan barang. Untuk mudah memahami TR, AR dan MR marilah kita perhatikan ilustrasi
dibawah ini.
Tabel 7.1. Produksi dan penjualan
Jumlah Produksi
Q Harga
P Penjualan
Total TR=PxQ
Penjualan rata-rata
AR Penjualan
Marginal MR
150 -
- -
1 150
150 150
150 2
150 300
150 150
3 150
450 150
150 4
150 600
150 150
5 150
750 150
150 6
150 900
150 150
7 150
1050 150
150 8
150 1200
150 150
9 150
1350 150
150 10
150 1500
150 150
Kurve Penerimaan Total Hubungan AR, MR dan P
Hasil Penjualan Rata-rataAR Kurva permintaan pada dasarnya digambarkan dengan tujuan untuk
menjelaskan tentang jumlah permintaan terhadap suatu barang pada
PENGANTAR TEORI EKONOMI
172
berbagai tingkat harga. Di samping itu, di dalam menganalisis kegiatan perusahaan ia menunjukkan pula hasil penjualan rata-rata yang diterima
produsen pada berbagai tingkat produksinya.
Hasil Penjualan MarginalMR Satu konsep mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuh
diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjumlahan marginalMarginal
Revenue, yaitu tambahan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan perusahaan dari menjual satu unit lagi barang yang diproduksinya. Dalam
pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga=hasil penjualan rata-rata = hasil penjualan marginal.
Hasil Penjualan Total Seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual
barang yang diproduksinya dinamakan hasil penjualan total Total Revenue. Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga
tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknyan jumlah barang yang dijual perusahaan. Ini menyebabkan kurva penjualan total TR adalah
berbentuk garis lurus yang bermula dari titik 0.
7.2. Ekuilibrium Usaha Harga keseimbangan adalah harga pasar yang terbentuk karena adanya