PENGANTAR TEORI EKONOMI
192 8.2. Ciri-ciri Pasar Monopoli
1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan
Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang
tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat-syarat penjualan sepenuhnya ditentukan oleh monopoli itu, dan para
pembeli tidak dapat berbuat suatu apapun di dalam menentukan syarat jual beli.
2. Tidak Mempunyai Barang Pengganti Yang Mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip close subtitute yang dapat menggantikan
barang tersebut. Aliran listrik adalah contoh dari barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang mirip. Yang ada hanyalah barang
pengganti yang sangat berbeda sifatnya, yaitu lampu minyak.
3. Tidak Terdapat Kemungkinan Untuk Masuk ke Dalam Industri
Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan wujud karena tanpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan di
dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan-perusahaan lain memasuki industri tersebut.
4. Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar, maka penentuan harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu
perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter.
5. Promosi iklan kurang diperlukan
Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan
iklan. Pembeli yang memerlukan barang yng diproduksinya terpaksa membli daripadanya. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering
membuat iklan. Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungn baik dengan masyarakat.
8.3. Faktor faktor yang menimbulkan adanya pasar monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar perusahaan monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan
tidak dimiliki oleh perusahaan lain. 2.
Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi economic of scale hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
PENGANTAR TEORI EKONOMI
193
3. Monopoli wujud dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada perusahaan.
8.4. Arti Pasar Bagi Perusahaan Monopoli Karena monopoli adalah penjual tunggal di pasar maka seluruh permintaan
konsumen terhadap output yang dihasilkan monopoli juga merupakan permintaan bagi monopoli. Dengan menganggap fungsi permintaan berbentuk linear
Q = f P Q = a
– a
1
P atau P = a a
1
– 1a
1
Q P = b
– b
1
Q dimana a a
1
= b dan 1a
1
= b
1
D, AR, MR A F
B C G 0 D E Q
Gambar 8.1 : Permintaan Monopoli sama dengan Permintaan Pasar
Slope kurva permintaannya adalah : ∂Q∂P = -a
1
Elastisitas permintaannya adalah sebagai berikut :
εp = ∂QQ = ∂Q . P
= -a
1
P ∂PP
∂P Q Q
Elastisitas pada titik A εp
= -a
1
P = -a
1
. P0 = ∞
Q
PENGANTAR TEORI EKONOMI
194
Elastisitas pada titik C εp
= -a
1
P = -a
1
. 0Q = 0 Q
Elastisitas pada titik E εp
= -a
1
P = 1
Q Elastitas sekitar titik F antara A dan C
εp = -a
1
P 1
Q Elastitas sekitar titik G antara C dan E
εp = -a
1
P 1
Q Titik tengah ini merupakan titik potong MR yaitu titik D. Karena C titik tengah maka
AC = CE dan karena OBBA = ECCA, maka OB = BA dan EC = CA. Jika kita perhatikan segitiga ABC dan CDE keduanya sama dan sebangun karena
mempunyai kesamaan. Untukmencari titik optimal seorang monopolis, formula demand kita rubah dari
Q = f P menjadi P = f Q. Pendapatan total : TR
= P. Q = fQ. Q
Q = f P Q = a
– a
1
P atau P = a a
1
– 1a
1
Q
P = b – b
1
Q dimana a a
1
= b dan 1a
1
= b
1
Sehingga TR
= Q b – b
1
Q = b
Q – b
1
Q
2
Pendatan rata-rata AR AR
= TRQ = b
Q – b
1
Q
2
Q = b
– b
1
Q Sehingga pendapatan rata-rata sama dengan permintaan itu sendiri.
Pendapatan Marginal MR adalah slopelereng dari kurva TR
PENGANTAR TEORI EKONOMI
195
MR = ∂TR ∂Q
= ∂ b Q
– b
1
Q
2
∂Q = b
– 2b
1
Q Jika kita bandingkan AR dan MR, slope MR 2b
1
lebih besar dari slope AR b
1
atau slope MR dua kali dari slope AR.
Hubungan antara harga dan pendapatan marginal adalah sebagai berikut : TR
= P. Q MR
= ∂TR ∂Q = ∂ b
Q – b
1
Q
2
∂Q = b
– 2b
1
Q = b
– b
1
Q - b
1
Q = P +
∂P∂Q . Q sehingga P = MR - ∂P∂Q . Q Hubungan antara MR dengan
εp MR = P + ∂P∂Q . Q karena
εp = ∂Q . P ∂P Q
Atau εp = ∂P .
Q ∂Q P
εp . PQ = ∂P ∂Q
Masukan ke MR, sehingga diperoleh MR = P + εp . PQ .Q
MR = P + Pεp dimana nilai εp selalu negative MR = P . 1 -
εp jika εp = maka MR = Proses optimalisasi dalam pasar monopoli dapat kita rumuskan sebagai berikut :
Fungsi Permintaan P = f Q Fungsi Biaya TC = g Q
TR = f P . Q dan TC = g Q Proses optimalisasi dapat ditulis berdasarkan definisi keuntungan sebagai
berikut :
PENGANTAR TEORI EKONOMI
196
Fungsi keuntungan ∏
= TR – TC
= f Q.Q – g Q
Syarat primer yang harus dipenuhi untuk memaximumkan adalah
d ∏
= d f Q.Q
- d gQ
= dQ
dQ dQ
d f Q. Q =
d gQ dQ
dQ MR = MC
syarat skunder, yaitu :
d
2
∏ dQ
2
Diketahui permintaan barang Q di pasar monopoli Q = 100 – 2P, dan untuk
menghasilkan barang tersebut dibutuhkan biaya tetap 500 dan biaya variabel sebesar Q
2
-40Q. Berapakah Q akan dijual agar keuntungan produsen di pasar persaingan sempurna maksimum.
Fungsi permintaan Q = 100 – 2P kita rubah menjadi P = 50 – 0.5 Q, sehingga
∏ = TR
– TC = P.Q
– FC + VC = 50
– 0.5 QQ – 500+Q
2
-40Q = 50Q
– 0.5Q
2
– 500 – Q
2
+ 40 Q = 90 Q
– 1.5 Q
2
– 500 Agar
∏ maksimum maka ∏’=∂∏∂Q = ∏’ = – 3 Q = 0 maka Q = 30
Syarat skunder ∏’’= ∂
2
∏∂Q
2
∏’’ = -3 0 berarti Q = 30 akan menghasilkan ∏ maksimum Tingkat harga yang harus dikenakan kepada konsumen
P = 50
– 0.5 Q P = 50
– 0.5 30 P = 50
– 15 P = 35
PENGANTAR TEORI EKONOMI
197
Keuntungan yang diperoleh ∏
= 90 Q – 1.5 Q
2
– 500 = 90 30
– 1.5 30
2
– 500 = 2.700
– 1.350 – 500 = 850
Untuk membuktikan bahwa Q = 30 akan menghasilkan ∏ maksimum, kita gunakan
perbandingan sebagai berikut :
Q P
TR TC
∏
20 40
800 100
700
30 35
1050 200
850
40 30
1200 500
700 Jadi jika monopolis memproduksi Q = 30 maka akan menghasilkan keuntungan
maksimum. 8.5. Keputusan HargaOutput Dalam Monopoli
Kondisi optimal seorang monopolis jika MR sama dengan MC, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk
produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar 8.2 Disini perusahaan akan menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya rata-rata per unit di C dan
ia menjual outputnya tersebut pada tingkat harga P. Laba monopolis sama dengan P
– C kali Q, ditunjukan oleh bidang PPCC dan itu merupakan laba maksimum.
Gambar 8.2 Penentuan hargaoutput dalam monopoli
AVC AC
MC
MR Q
Qt P
C P
C Harga dan
Biaya
PENGANTAR TEORI EKONOMI
198
Walaupun Q merupakan tingkat outputnya optimal jangka pendek, perusahaan tersebut akan berproduksi hanya jika penerimaan rata-rata AR
atau harga P lebih besar daripada AVC. Keadaan ini terjadi dalam gambar 6.2, tetapi jika P di bawah AVC, kerugian akan diminimumkan dengan berhenti
berproduksi.
Jika MR MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Ini berarti bahwa
seorang monopolis dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi
laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR yang secara matematis kondisi laba maksimal pada perusahaan monopoli
dapat ditunjukkan sebagai berikut: ∏ = TR - TC
Laba maksimum akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol.
Gambar 8.3 menunjukkan bagaimana seorang manajer dalam menentukan tingkat output optimal. Kurva MR, memotong kurva MC pada
tingkat output Q
m
, yang sekaligius menunjukkan tingkat output optimal. Harga maksimum yang masih dapat diterima oleh konsumen untuk output Q
m
adalah P
m
. Jadi kombinasi harga dan output yang memaksimumkan laba bagi monopoli adalah Q
m
dan P
m
. Besar laba yang diperoleh monopoli ditunjukkan oleh daerah yang diarsir, yaitu P
m
- BR
QM
Q
m
. Monopoli tidak berarti bahwa akan selalu mendapatkan laba
ekonomi. Jika monopoli dapat memperoleh laba ekonomi dan dapat mencegah perusahaan lain masuk ke dalam industri, maka laba ekonomi
yang diperoleh dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Walaupun demikian laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh seberapa
besar permintaan yang dihadapi relatif terhadap biaya produksi yang dikeluarkan. Gambar 8.3 menunjukkan hal ini. Pada tingkat output optimal
Q
m
, harga pasar yang dapat diterima total penerimaan monopoli menderita
kerugian sebesar daerah yang diarsir.
PENGANTAR TEORI EKONOMI
199
Gambar 8.3. Maksimasi Laba Monopolis
Gambar 8.4. Monopolis yang mengalami kerugian Diketahui permintaan di pasar monopoli Q=50-0.25P sedangkan biaya tetap 500
dan biaya variabel VC=-20Q+0.5Q
2
+0.25Q
3
.
Q P
TR FC
VC TC
AC AR
MR MC ∏
6 176 1056 500 -48
452 75 176 152
13 604
8 168 1344 500 500
63 168 136 36
844 10 160 1600 500
100 600
60 160 120 65
1000 12 152 1824 500
264 764
64 152 104 100 1060
14 144 2016 500 504 1004
72 144 88 141
1012 16 136 2176 500
832 1332 83 136
72 188 844
18 128 2304 500 1260 1760 98 128
56 241 544
20 120 2400 500 1800 2300 115 120 40 300
100 22 112 2464 500 2464 2964 135 112
24 365 -500
24 104 2496 500 3264 3764 157 104 8 436
-1268 26
96 2496 500 4212 4712 181 96
-8 513 -2216
BR
Qm
P
P
M
Q
M
MR D
Q MC
AC BR
Qm
P
P
M
MR Q
MC AC
Q
m
D
PENGANTAR TEORI EKONOMI
200 8.6. Monopoli Dengan Banyak Pabrik
Suatu monopolis dapat mempunyai banyak pabrik. Perusahaan yang memiliki banyak pabrik harus menentukan berapa pabrik yang akan berproduksi
dan bagaimana mengalokasikan jumlah produksi di antara pabrik-pabrik tersebut. Untuk menyederhanakan persoalan, marilah kita lihat gambar dibawah
ini. Pabrik 1 lebih efisien dibanding pabrik 2 karena AC
1
lebih rendah dibanding AC
2
, sehingga alokasi produksi harus sesuai dengan keadaan efisiensinya. MC
1
AC
1
P 0 Q
1
MC
2
AC
2
R 0 Q
2
MC P
S AR
MR 0 Q
3
=Q
1
+Q
2
Pabrik 1 Pabrik 2
Pasar Yang Dikuasai
MC
AC MR
AR
PENGANTAR TEORI EKONOMI
201
Pabrik 1 alokasinya harus lebih besar dibanding pabrik 2, Q
1
Q
2
. MC Pasar yang dikuasai merupakan penjumlahan horisontal dari MC pabrik 1 dan MC pabrik 2.
MC = MC
1
+ MC
2
. Perpotongan MC dan MR mengahsilkan output yang optimal yaitu Q
3
dan harga optimal P. Karena MC merupakan penjumlahan horizontal dari MC
1
dan MC
2
maka tinggi MC pada waktu sama dengan MR sama dengan MC
1
dan MC
2
yaitu di titik P bagi pabrik 1 dan titik R bagi pabrik 2, kuantitas yang optimal bagi kedua titik P dan R
adalah Q
1
dan Q
2.
Alokasi produksi ditentukan oleh kesamaan sebagai berikut : MC
1
= MC
2
= MC Kaidah minimisasi biaya atau maksimisasi keuntungan dapat di terapkan pula
pada perusahaan yang memiliki banyak perusahaan dengan sedikit perubahan yaitu:
1. Suatu monopolis dengan banyak pabrik akan menjumlahkan kurva MC dari
setiap pabrik untuk mendapatkan kurva MC perusahaan tersebut. Kaidah maksimisasi keuntungan akan dapat diterapkan dengan menggunakan kurva
MC dari seluruh pabrik tersebut.
2. Monopolis akan mengalokasikan jumlah produksi di antara pabrik-pabriknya tersebut di mana MC-nya sama untuk setiap pabrik.
Untuk pembuktian, misalkan permintaan pasar bagi seorang monopolis dirumuskan sebagai berikut Q = f P atau P = f Q, dan bila produsen memiliki 2
pabrik : TC
1
= g Q
1
TC
2
= h Q
2
Maka keuntungan yang diperoleh adalah : ∏
= TR – TC
1
+ TC
2
= f Q
1
+Q
2
Q – g Q
1
+ h Q
2
Syarat primer 1.
∂ ∏∂Q
1
= 0 dan 2.
∂ ∏∂Q
2
= 0 ∂ ∏∂Q
1
= 0 ∂ ∏∂Q
1
= ∂ TR∂Q
1
- ∂ TC
1
∂Q
1
= 0 ∂ TR∂Q
1
= ∂ TC
1
∂Q
1
MR = MC
1
∂ ∏∂Q
2
= 0
PENGANTAR TEORI EKONOMI
202
∂ ∏∂Q
2
= ∂ TR∂Q
2
- ∂ TC
2
∂Q
2
= 0 ∂ TR∂Q
2
= ∂ TC
2
∂Q
2
MR = MC
2
Sehingga MR = MC
1
= MC
2
Dan Q
1
dan Q
2
yang dijual akan menghasilkan keuntungan maksimum jika syarat skundernya terpenuhi, yaitu :
1. ∂
2
∏∂Q
1 2
0 dan 2.
∂
2
∏∂Q
2 2
Lereng Kurva biaya marginal harus lebih tinggi dibandingkan dengan lereng kurva pendapatan marginal.
Misal Q = 400
– 4 P Atau P = 100
– ¼ Q Produsen memiliki 2 pabrik untuk memenuhi permintaan tersebut, dengan biaya
produksi masing-masing pabrik sebagai berikut : TC
1
= 50 + 5Q
1
TC
2
= 10 + ¼ Q
2
Alokasi kedua pabrik akan mendatangkan keuntungan maksimum jika MR=MC
1
=MC
2
. TR
= P . Q = 100
– ¼ QQ = 100 Q
– ¼ Q
2
MR = 100 - ½ Q = 100
– ½ Q
1
+ Q
2
Biaya marginal MC
1
= 5 MC
2
= ½ Q
2
Oleh karena MR = MC
1
= MC
2
sebagai syarat keuntungan maksimum, maka 100
– ½ Q
1
+ Q
2
= 5 = ½ Q
2
PENGANTAR TEORI EKONOMI
203
Sehingga Q
2
= 10 dan Q1 = 180 Produksi total Q = 180 + 10 = 190
∏ = TR
– TC
1
+ TC
2
= 100 190 – ¼ 190
2
– 50 + 5 180+10+14 10
2
= 19.000 – 9.025- 50-900-10-25
= 19.000 – 1.910
= 17.090 Apakah keuntungan itu benar-benar maksimum kita lakukan pengujian syarat
skunder ∂
2
∏∂Q
1 2
dan ∂
2
∏∂Q
2 2
∂
2
TR ∂Q
2
= - ½ ∂
2
TC
1
∂Q
1 2
= 0 ∂
2
TC
2
∂Q
2 2
= 1 Jadi jelas bahwa slope kurna pendapatan marginal lebih rendah dari slope
masing-masing kurve biaya marginal. Sekarang kita perhatikan alokasi produksinya
MC MC
2
MC
1
0 10 180 Q
Gambar 8.5 : Perbedaan efisiensi di kedua pabrik Dari gambar diatas dapat kita analisis jika kuantitas optimal dijual kurang dari
10 unit maka pabrik 2 yang beroperasi dan pabrik 1 tidak dioperasikan dengan alasan lebih murah mengoperasikan pabrik 2 dibandingkan dengan pabrik 1. Jadi
sampai dengan kuantitas 10 pabrik 2 yang dipilih, selebihnya pabrik 1 akan dioperasikan untuk kuantitas lebih besar dari 10. Dalam kasus ini Q total yang
PENGANTAR TEORI EKONOMI
204
dijual 190 unit, maka pabrik 2 akan dihasilkan 10 unit dan sisanya 180 unit dihasilkan di pabrik 1.
8.7. Diskriminasi Harga