Angka Kematian Balita AKABA
TABEL 3.4 ANGKA KEMATIAN BALITA AKABA PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2003
Estimasi SUPAS 1995 Tahun
Laki-laki Perempuan
Laki-laki + Perempuan Estimasi
SUSENAS SDKI
2002-2003 1995
- 73
1998 71,36 57,61 64,28
64 1999 66,44 53,05
59,55 -
2000 50,77 39,00 44,71
- 2001
- 64
2002-2003 46
Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 Estimasi SUPAS 1995, Estimasi SUSENAS 1995, 1998, dan 2001, SDKI 2002-2003
Dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian balita yang disurvei pada SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran besarnya proporsi sebab utama kematian
balita, yang dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini.
TABEL 3.5 POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN BALITA DI INDONESIA
HASIL SKRT 1995 DAN SURKESNAS 2001 SKRT 1995
SURKESNAS 2001 Jenis penyakit
Jenis penyakit 1. Gangguan sistem pernafasan
2. Gangguan perinatal 3. Diare
4. Infeksi dan parasit lain 5. Saraf
6. Tetanus 30,8
21,6 15,3
6,3 5,5
3,6 1. Sistem Pernafasan Pneumonia
2. Diare 3. Saraf
4. Tifus 5. Sistem pencernaan
6. Infeksi lain 22,8
13,2 11,8
11,0
5,9 5,1
Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001
Tabel di atas menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematian balita menurut hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tidak terlalu banyak mengalami perubahan, penyakit
infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak. Pada tahun 2001, kematian balita yang tertinggi adalah kematian akibat Pneumonia 4,6 per 1.000 balita, disusul oleh
kematian akibat Diare 2,3 per 1.000 balita. 3. Angka Kematian Ibu Maternal AKI
AKI diperoleh melalui berbagai survei yang dilakukan secara khusus, seperti survei di rumah sakit dan beberapa survei di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas.
Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI, maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas
dibanding survei-survei sebelumnya.
17
Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten, digunakan data hasil SKRT. Menurut SKRT, AKI menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986
menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai AKI.
Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI. Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin
dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut di masa mendatang
sulit tercapai. Angka yang didapat dari berbagai survei tersebut disajikan pada Tabel 3.6 berikut ini.
TABEL 3.6 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP
HASIL SDKI DAN SKRT, TAHUN 1982 – 2003
No Jenis PenelitianSurvei
Tahun Perkiraan AKI
1 SDKI 1982
450 2 SKRT
1986 450
3 SKRT 1992
425 4 SDKI
1994 390
5 SKRT 1995
373 5 SDKI
1997 334
6 SDKI 2002-2003
307
AKI yang dihasilkan oleh SKRT dan SDKI hanya menggambarkan angka nasional, tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi.
Kematian maternal di rumah sakit untuk tahun 2001 mengalami penurunan cukup besar yaitu dari 16 kematian per 1.000 kelahiran hidup tahun 2000 menjadi 7,5 kematian
per 1.000 kelahiran hidup. Penurunan angka kematian maternal tersebut disebabkan karena jumlah kelahiran hidup juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Kemudian dua 2 tahun
berikutnya juga angka kematian maternal di rumah sakit cenderung menurun, yaitu 5,1 per 1.000 kelahiran hidup 2002 dan 1,1 per 1.000 kelahiran hidup 2003. Tahun 2004 jumlah
kelahiran hidup mengalami penurunan sekitar 25.797 sehingga kematian maternal mengalami kenaikan yang sangat berarti yaitu 8,6 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan
adanya penurunan pemeriksaan rutin pada ibu hamil di rumah sakit, sehingga angka kematian ibu tinggi dan angka kelahiran rendah. Data AKI tahun 2000 - 2004 di rumah sakit dapat
dilihat pada Tabel 3.7 berikut.
TABEL 3.7 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2004
No Tahun
Jumlah Kematian Ibu Jumlah Lahir Hidup
Kematian Per 1000 KH 1 2000
2.546 158.972
16 2 2001
1.203 161.073
7,5 3 2002
649 127.053
5,1 4 2003
153 135.094
1,1 5 2004
956 109.297
8,6 Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
18
Data AKI di rumah sakit yang bersumber dari Ditjen Yanmedik, menggambarkan jumlah kematian maternal di rumah sakit yang terjadi per 1.000 kelahiran hidup dan
penyebab kematian maternal tersebut dijelaskan pada Tabel 3.8 di bawah ini.
TABEL 3.8 DISTRIBUSI PASIEN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS KELUAR MATI
MENURUT GOLONGAN SEBAB SAKIT DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004
No DTD
ICD-10 Golongan sebab sakit
Kasus Mati
CFR 1 234 - 236.9 O00 - O09
Kehamilan yang berakhir abortus 37.055
21,95 499
1,3 2 237.0 - .1
O14 - O15 Eklamsia dan preeklamsia
8.140 4,82
145 1,8
3 238.0 O44
Plasenta previa
3.798 2,25
30 0,8
4 238.9 O46
Perdarahan antepartum 1.861
1,1 11
0,6 5 241
O72 Perdarahan pasca persalinan
8.813 5,22
43 0,5
6 242.1 O60
Persalinan prematur
2.932 1,74
23 0,8
7 242.2 O68
Persalinan dengan penyulit gawat janin
3.044 1,8
11 0,8
8 237.9,238.1, 239.0-240,
242.0,242.3, 242.9,244
O10- O3,O16,O20-
O25, O29- O30,O40-O43,
O45,O47,064- O67, O69,074-
O75,O81-O99 Penyulit kehamilan, persalinan dan
masa nifas lainnya 103.158
61,11 1.508
1,5
Jumlah 168.801
2.270 1,4
Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2004 adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu, 61,1. Jika
dilihat dari nilai CFR Case Fatality Rate, penyebab kematian terbesar adalah disebabkan karena eklamsia dan preeklamsia dengan CFR 1,8, walaupun persentase kasusnya tidak
tinggi yaitu 4,8. 4. Angka Kematian Kasar AKK
Estimasi AKK berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus SUPAS 1995 menunjukkan AKK sebesar 7,7 per 1.000 penduduk pada tahun 1995, turun menjadi 7,6 per
1.000 penduduk pada tahun 1996 dan tidak berubah sampai dengan tahun 1998. Kemudian pada tahun 1999 AKK turun menjadi 7,5 per 1.000 penduduk dan turun lagi menjadi 7,4 per
1.000 penduduk pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan angka kematian kasar dalam kurun waktu tahun 1995 – 2000 relatif stabil dengan penurunan yang
sangat kecil. Sedangkan angka kematian kasar menurut provinsi sangat bervariasi dengan rentangan angka terendah sebesar 4,26 per 1.000 penduduk di Provinsi Riau dan tertinggi
sebesar 9,43 di Provinsi DI Yogyakarta.
Sementara itu, dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian yang ditemukan dalam SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran proporsi penyebab utama
kematian dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut ini.
19
TABEL 3.9 POLA PENYAKIT PENYEBAB KEMATIAN UMUM DI INDONESIA
HASIL SKRT 1992 DAN 1995 SERTA SURKESNAS 2001
SKRT 1992 SKRT 1995
SURKESNAS 2001 Jenis Penyakit
Jenis Penyakit Jenis Penyakit
1. Penyakit sistem sirkulasi 2. Tuberkulosis
3. Keadaan tidak jelas 4. Infeksi saluran pernafasan
5. Diare 6. Penyakit infeksi lain
7. Bronchitis,asmaempisema 8.Trauma, keracunan, kecelakaan
9. Penyakit sistem pencernaan 10. Neoplasma
16,0 11,0
9,8 9,5
8,0 7,8
5,6 5,3
5,1 4,0
1. Penyakit sistem sirkulasi 2. Sistem pernafasan
3. Tuberkulosis 4. Infeksi parasit lain
5. Diare 6. Penyakit sistem pencernaan
7. Gangguan perinatal 8. Sebab lainkecelakaan
9. Neoplasma 10. Penyakit saraf
18,9 15,7
9,6 7,9
7,4 6,6
5,2 5,2
5,0 2,5
1. Penyakit sistem sirkulasi 2. Penyakit sistem pernafasan
3. Tuberkulosis 4. Penyakit sistem pencernaan
5. Neoplasma 6. Kecelakaan
7. Perinatal 8. Tifus
9. Diare 10.Endokrin metabolik
26,4 12,7
9,4 7,0
6,0 5,6
4,9 4,3
3,8 2,7
Sumber: Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1992 dan 1995 serta Surkesnas 2001
Dilihat dari Tabel 3.10 di bawah ini, AKK di rumah sakit tahun 2001 mengalami penurunan menjadi 3,17 karena menurunnya jumlah kasus mati sebanyak 45.135; demikian
pula jumlah kasus juga mengalami penurunan sebesar 15.721. Sedangkan pada tahun 2002 meskipun jumlah kasus mengalami penurunan sebanyak 251.376 kasus tetapi angka kematian
mengalami kenaikan yang tajam yaitu 6.001 kasus mati. Pada tahun 2004 AKK di rumah sakit 5,09 menunjukkan adanya kenaikan yaitu 27.941 kasus.
TABEL 3.10 ANGKA KEMATIAN KASAR DI RUMAH SAKIT INDONESIA
TAHUN 2004 No
Tahun Jumlah Kasus
Jumlah Mati
1 2000 2.613.233
127.575 4,88
2 2001 2.597.512
82.440 3,17
3 2002 2.346.136
88.441 3,77
4 2003 2.270.657
81.943 3,60
5 2004 2.156.797
109.884 5,09
Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Sedangkan penyebab kematian terbanyak dari penderita rawat inap di rumah sakit pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini.
TABEL 3.11 10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT DTD
DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2004
No. DTD
Sebab sakit Jumlah Mati
[a]
1. 167
Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya 5.532
4,9 2.
155 Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark
4.215 3,8
3. 005
Diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu kolitis infeksi
3.941 3,6 4. 117.0-1
Tuberkulosis paru
3.852 3,5
5. 043 Malaria
termasuk semua malaria
3.578 3,2
6. 169 Pneumonia
3.103 2,8 7. 153
Perdarahan intrakranial
2.868 2,6 8.
002 Demam tifoid dan paratifoid
2.619 2,4
9. 278 Cedera
intrakranial 2.554 2,3
10. 017 Septisemia
2.369 2,1 Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2005
Keterangan:
[a]
persen terhadap total kematian di rumah sakit
20