PEN DAH U LU AN

Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang sejarah serta tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Indonesia 2004 ini serta sistimatika penyajiannya. Bab II - Situasi Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Indonesia. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku. Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2004 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan keadaan status gizi, yang akan disoroti adalah masalah status gizi balita dan ibu hamil. Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2004, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat dengan Posyandu Purnama dan Mandiri, yang disebut dengan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat UKBM, dan berbagai upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya. Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2004 ini. Gambaran tentang keadaan sumber daya sampai dengan tahun 2004 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada sampai tahun 2004. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah serta distribusi tenaga per provinsi di Indonesia, serta jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Juga akan digambarkan tentang perkembangan penyediaan obat generik, produsen obat yang terdiri dari importir bahan baku, pabrik obat, juga tentang distributor obat yang terdiri dari Pedagang Besar Farmasi, Apotik dan Toko Obat. Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara Lain. Bab ini menyajikan perbandingan beberapa indikator tertentu seperti IMR, MMR, CDR, TFR, LE, CBR dan HDI, juga tentang beberapa prevalensi penyakit tertentu, seperti HIVAIDS, Tuberkulosis, dan Malaria antara Indonesia dengan beberapa negara di Asia. Bab VII - Penutup. 2

BAB I I GAM BARAN U M U M DAN PERI LAK U PEN DU DU K

Indonesia terdiri atas banyak pulau dan kepulauan dengan karakteristik budaya penduduk yang beragam, mempunyai kebiasaanadat-istiadat yang berbeda, termasuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Sejak tahun 2001 Indonesia melaksanakan kebijakan desentralisasi yang antara lain berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah provinsi dan kabupatenkota. Pada tahun 2004 secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 349 kabupaten, dan 91 kota. Wilayah tersebut meliputi 5.263 kecamatan, 62.806 desa, dan 7.123 kelurahan. Sesuai dengan rincian data yang tersedia, maka jumlah provinsi yang ada pada uraian bab ini sebanyak 30 provinsi. Tiga provinsi yang belum tersedia datanya adalah Provinsi Kepulauan Riau, Sulawesi Barat, dan Irian Jaya Barat. Rincian pembagian wilayah administrasi pemerintahan per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.1. Adapun gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk pada tahun 2004 yang diuraikan meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan.

A. KEADAAN PENDUDUK

Sesuai dengan hasil Susenas 2004, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004 tercatat sebesar 217.072.346 jiwa, dengan tingkat kepadatan 115 jiwa per km 2 dan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,26 jumlah penduduk tahun 2003 dilaporkan sebesar 214.374.096 jiwa. Provinsi-provinsi di Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan di luar Jawa. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 13.141 jiwa per km 2 . Provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa memiliki kepadatan sekitar 1.000 jiwa per km 2 , kecuali Provinsi Jawa Timur yang memiliki kepadatan 759 jiwa per km 2 . Provinsi-provinsi di Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku, dan Papua memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah. Kepadatan penduduk terendah di Provinsi Papua, yaitu hanya 7 jiwa per km 2 , menyusul Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, yang keduanya mempunyai kepadatan penduduk 12 jiwa per km 2 . Persebaran penduduk sampai dengan tahun 2004, baik antar pulau maupun antar provinsi masih sangat timpang. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk antar pulau yang menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia 59,10 berada di Pulau Jawa yang luas wilayahnya hanya 6,75 wilayah Indonesia; 20,80 berada di Pulau Sumatera; 7,16 di Pulau Sulawesi; 5,46 di Kalimantan; 5,35 di Kepulauan Nusa Tenggara; dan hanya 2,12 yang berada di Kepulauan Maluku, dan Papua. Jumlah penduduk dan angka kepadatan penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2. Persentase penduduk menurut tipe wilayah menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan masih lebih besar daripada yang tinggal di wilayah perkotaan, yaitu sebesar 56,76 di wilayah perdesaan dan yang bertempat tinggal di wilayah perkotaan sebesar 43,24. Provinsi dengan proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan tertinggi adalah di DKI Jakarta, yaitu sebesar 100, menyusul DI Yogyakarta 58,67, dan 3 Kalimantan Timur 54,58. Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur 16,45, Sulawesi Tengah 20,60, dan Sulawesi Tenggara 21,77. Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda 0-14 tahun sebesar 29,61, yang berusia produktif 15-64 tahun sebesar 65,68, dan yang berusia tua 65 tahun sebesar 4,71. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan Dependency Ratio penduduk Indonesia pada tahun 2004 sebesar 52,26, dengan kisaran antara 36,58 di DKI Jakarta dan 70,12 di Nusa Tenggara Timur. Angka Beban Tanggungan ini sedikit meningkat bila dibandingkan tahun 2003 yang sebesar 51,75. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur dan Angka Beban Tanggungan per provinsi tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 2.3. Jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang dibandingkan penduduk perempuan, yaitu masing-masing sebesar 108.876.089 jiwa penduduk laki-laki dan 108.196.257 jiwa penduduk perempuan rasio penduduk menurut jenis kelamin sebesar 100,6. Rasio penduduk menurut jenis kelamin yang tertinggi di Provinsi Papua yaitu sebesar 110,8, Kalimantan Timur 108,51, dan Lampung 108,3. Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 90,9, Gorontalo 96,4, dan Sumatera Barat serta Sulawesi Selatan keduanya sebesar 96,7. Komposisi penduduk Indonesia dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin, menunjukkan penduduk laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada kelompok umur 10 – 14 tahun dan umur 5 – 9 tahun. Gambaran komposisi penduduk secara lebih rinci dapat dilihat dari gambar berikut. GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2004 75 + 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19 10 - 14 5 - 9 0 - 4 Kel. Umur 2 4 6 8 10 12 Laki-laki 2 4 6 8 10 12 Perempuan persen Sumber : BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004 4