Pelayanan Masyarakat PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

GAMBAR 4.50 PERIZINAN PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN PENYALUR ALAT KESEHATAN, TAHUN 2003 Penyalur; 113 Produksi; 116 Distribusi; 4519 Gambar 4.51 berikut ini menunjukkan realisasi perizinan usaha Pedagang Besar Farmasi PBF yang diproses dan ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan sampai dengan bulan November tahun 2003, yang mana 200 usulan yang diterima dari 197 PBF umum dan 3 PBF bahan baku, 198 di antaranya telah diterbitkan izinnya dan selebihnya sedang dalam proses. GAMBAR 4.51 REALISASI PERIZINAN PBF TAHUN 2003 150 160 170 180 190 200 PBF Bahan Baku 3 3 PBF Umum 197 195 Usulan SK MENKES Izin impor diberikan sesuai dengan persyaratan dari Bea Cukai terhadap barang yang masuk alat kesehatan ke Indonesia, sedangkan izin ekspor berupa “Certificate of Free Sale” yang menyatakan bahwa alat kesehatan tersebut telah mendapat izin edar dan diawasi sesuai dengan sistem yang berlaku di Indonesia. 93

G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA

Setiap kejadian bencana yang melanda suatu kawasan selalu menimbulkan berbagai masalah kehidupan masyarakat hingga menimbulkan banyak korban termasuk gangguan kesehatan dan kematian. Bencana alam Tsunami yang terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu telah banyak menimbulkan korban meninggal, hilang dan gangguan kesehatan serta memporakporandakan fasilitas umum dan sosial di wilayah NAD dan Sumatera Utara. Banyaknya korban tenaga kesehatan dan keluarganya yang meninggal dan hilang serta hancurnya fasilitas kesehatan telah melumpuhkan fungsi pelayanan kesehatan pada masyarakat yang seharusnya menjadi ujung tombak dalam memberikan pertolongan pada korban bencana. Jumlah penduduk dan tenaga kesehatan yang menjadi korban Tsunami dan fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut. TABEL 4.6 JUMLAH KORBAN MENINGGAL DAN HILANG AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT TANGGAL 26 DESEMBER 2004 No Korban NAD Sumut Tenaga Kes 1 Meninggal 128.803 128 240 2 Hilang 37.066 25 436 Total 165.869 153 676 Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI Selain tenaga kesehatan yang menjadi korban meninggalhilang dan hancurnya tempat tinggal mereka, diantara masyarakat umum terdapat keluarga dari tenaga kesehatan sehingga secara fisik tenaga tersebut tidak bisa menjalankan kewajibannya secara maksimal yang pada muaranya berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan. Bagi masyarakat yang selamat dari bencana, melakukan pengungsian di beberapa tempat baik di rumah keluarga maupun di tempat-tempat pengungsian baik yang disediakan oleh masyarakat atau atas inisiatif masyarakat sendiri. Dalam hal ini jumlah pengungsi yang terdeteksi sebanyak 824.720 jiwa dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 4.7 berikut. TABEL 4.7 PERKIRAAN JUMLAH PENGSUNGSI DAN LOKASI BARAK PENGUNGSIAN KORBAN TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT TGL 26 DESEMBER 2004 No Pengungsian Prov NAD Prov Sumut Prov Lain Total 1 Pengungsi di Kamp Pengungsian 539.385 23.620 1.615 777.620 2 Pengungsi di Rumah Keluarga ... ... ... 260.000 3 Lokasi Pengungsian 61 ... ... 61 4 Barak Pengungsian 854 ... ... 854 Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI Sedangkan jumlah korban luka parah dan ringan yang telah mendapat pelayanan kesehatan rawat inap dan rawat jalan dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut. 94 TABEL 4.8 JUMLAH KORBAN YANG DIRAWAT DI FASILITAS KESEHATAN AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT TGL 26 DESEMBER 2004 Jumlah Korban di Fasilitas Kesehatan No Korban NAD Sumut Di Luar NADSumut 1 Rawat Inap 6.894 1.225 233 2 Rawat jalan 148433 1.713 120 Total 155.327 2.938 353 Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI Di samping itu juga dilaporkan beberapa fasilitas pelayanan kesehatan yang hancur dan mengalami kerusakan ringan hingga berat sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.9 sebagai berikut. TABEL 4.9 DAFTAR FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG HANCUR DAN MENGALAMI KERUSAKAN RINGAN-BERAT AKIBAT TSUNAMI DI NAD DAN SUMUT, TANGGAL 26 DESEMBER 2004 No Korban Hancur Rusak Ringan sd Berat 1 Rumah Sakit 3 3 2 Puskesmas 26 15 3 Klinik Swasta 2 4 4 Pustu 37 22 5 Polindes 172 218 6 Pusling 39 - 7 Ambulan 14 - Sumber : Jurnal Penanggulangan Bencana Tsunami, Depkes RI Dengan hancurnya beberapa fasilitas pelayanan kesehatan tersebut serta hilangnya beberapa tenaga kesehatan, dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan di wilayah NAD mengalami kelumpuhan total, sehingga Departemen Kesehatan sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan menyelenggarakan upaya penanganan masalah kesehatan akibat bencana dengan kegiatan sebagai berikut.

1. Pembentukan Tempat Pelayanan Kesehatan

Dalam situasi bencana pada umumnya penduduk terkonsentrasi di kamp penampungan yang biasanya dalam kondisi darurat atau kurang layak menjadi tempat tinggal bagi masyarakat. Beberapa saat setelah bencana terjadi jajaran kesehatan segera menata kembali tempat- tempat pelayanan kesehatan dengan membentuk Pos Pelayanan Kesehatan di tempat pengungsian, Rumah Sakit Lapangan dan membentuk jaringan untuk rujukan pelayanan kesehatan lebih lanjut. Tempat pelayanan kesehatan dimaksud dikelola tidak hanya oleh jajaran kesehatan namun juga atas partisipasi dari lembaga swadaya Nasional dan Internasional, Organisasi Profesi, Pemerintah Daerah, TNI, negara sahabat dan badan- 95